Methanol recovery dan pemurnian gliserol Penentuan Tata Letak Pabrik

58 pengumpul sedangkan fase ester dipanaskan pada suhu 70 o C sebelum ke tahap pencucian ester. Kotoran yang terdapat pada fase ester seperti metanol, sabun, dan gliserol bebas harus dipisahkan dari metil ester. Pemisahan tersebut dilakukan dengan cara pencucian pada kolom pencucian continuous wash coloum menggunakan air lunak soft water yang terlebih dahulu dipanaskan pada suhu 70 o C. Limbah yang dikeluarkan dari kolom pencuci akan ditampung pada tangki pengumpul sedangkan ester yang sudah dicuci akan dimasukkan ke dalam settler tank. Alat tersebut berfungsi untuk memisahkan fase air yang masih terdapat pada metil ester. Metil ester kemudian dipanaskan pada suhu 90 o C sebelum dialirkan ke dalam pengering vakum ester pada tekanan absolut 35 mm Hg yang berfungsi untuk menghilangkan nilai kelembaban didalam pengering vakum ester sehingga menjadi meti ester biodiesel. Reaktor transesterifikasi dapat dilihat pada Lampiran 4b.

3. Methanol recovery dan pemurnian gliserol

Aliran yang terkumpul pada tangki pengumpul akan dipanaskan sampai titik didih senyawa metanol 64,5 o C dengan pemanas. Senyawa metanol akan terpisahkan dengan diuapkan menggunakan super heated steam pada glycerol-alcohol stripper. Kemudian uap dari senyawa metanol yang dihasilkan akan dialirkan ke dalam kolom distilasi, dengan tujuan untuk memperoleh uap metanol murni. Uap metanol akan di kondensasi dengan menggunakan kondesor dan akan didaur ulang ke dalam CSTR. Gliserol yang terdapat pada bagian bawah stripper akan dialirkan ke dalam tangki penampung gliserol. Senyawa gliserol yang belum murni pada tangki penampung ini akan dicampurkan dengan HCl pada reaksi acidulation. Katalis sodium metoksida di dalam aliran bereaksi dengan HCl, sehingga terbentuk metanol, NaCl serta sabun yang dihasilkan pada aliran ini bereaksi juga dengan HCl untuk membentuk asam lemak bebas dan NaCl di dalam acidulation reactor. Aliran trsebut kemudian masuk ke dalam decanter, dengan menggunakan decanter, produk gliserol akan dipisahkan dari 59 asam lemak bebas dan senyawa tidak murni lainnya. Untuk neraca massa dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Neraca massa pembuatan biodiesel 60 Gambar 12. Neraca Energi

5. Penentuan Tata Letak Pabrik

Pada penentuan tata letak pabrik terdapat dua tipe yang digunakan yaitu tipe produk dan tipe proses. Industri pengolahan biodiesel hanya menghasilkan satu jenis produk maka dalam penentuan tata letak digunakan tipe produk. Tata letak menggunakan tipe produk product layout merupakan tata letak dimana pusat-pusat kerja dan mesinperalatan yang disusun merupakan satu line sesuai dengan urutan operasiproses untuk menghasilkan satu jenis produk tertentu Machfud dan Yudha, 1990. Berdasarkan diagram alir proses maka dilakukan analisis keterkaitan antar aktivitas untuk menentukan tata letak pabrik. Salah satu alat untuk menganalisa dan merancang keterkaitan antar kegiatan ini disebut Bagan Keterkaitan Antar Kegiatan atau AR-Chart. Dalam merancang hubungan antar kegiatan maka harus dipertimbangkan faktor penting yaitu persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk kegiatan atau ruang tertentu, karakteristik 61 bangunan, letak bangunan, fasilitas eksternal, dan kemugkinan perluasan. Bagan tersebut dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Bagan keterkaitan antar aktivitas 62 Selanjutnya jika aktivitas telah dapat dikaitkan dalam bentuk bagan, maka dapat dibuat diagram keterkaitan antar kegiatan. Diagram tersebut merupakan basis untuk merencanakan hubungan antar pola aliran bahan dengan lokasi kegiatan-kegiatan pelayananpenunjang yang berkaitan dengan kegiatan produksi. Diagram tersebut dapat dilihat pada Gambar 14. Keterangan: 1. Penerimaan dan pengeluaran bahan 8.Proses produksi 2. Gudang bahan baku 9. Pengemasan 3. Gudang bahan pembantu 10. Boiler 4. Kantor 11. Generator 5. Gudang produk 12. Pembuangan limbah 6. Sumber air 13. Laboratorium 7. Pengepresan Gambar 14. Diagram keterkaitan antar aktivitas 63 Setelah dianalisis hubungan keterkaitan antar aktivitas dan dibuat bagan dan diagram keterkaitan antar aktivitas, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis kebutuhan ruang yang diperlukan. Kebutuhan luasan ruang produksi tergantung pada jumlah mesinperalatan, tenaga kerja atau operator yang menangani fasilitas produksi, serta jumlah dan jenis sarana lain yang mendukung kegiatan produksi yang bersangkutan. Jumlah mesin atau tenaga kerja tergantung pada tingkat produksi secara keseluruhan dan tingkat produksi pada setiap tahapan kegiatan produksi. Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan mempunyai sistem kerja yang otomatis dan berteknologi tinggi, sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan tidak banyak dan harus terampil, ahli dan mengerti dengan baik proses yang berjalan. Pada Tabel 6 disajikan kebutuhan ruang produksi. Kebutuhan luasan ruang pabrik industri pengolahan biodiesel dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 6. Kebutuhan ruang produksi pengolahan jarak pagar Jumlah No Nama Ruang Mesin Operator Sub total m 2 Total x150 persen m 2 1 Gudang bahan baku - - 75 112,5 2 Gudang bahan pembantu - - 50 75 3 Gudang produk jadi - - 100 150 4 Ruang pengepresan 4 2 75 112,5 5 Ruang proses produksi Degumming 4 1 50 Pemurnian minyak 4 1 50 Transesterifikasi 5 1 50 Pencucian ester 5 1 50 Methanol recovery 9 1 50 375 6 Ruang pengemasan 1 2 100 150 TOTAL 32 9 5.450 975 Jika jumlah mesin yang akan ditangani operator sudah ditetapkan, maka kebutuhan luas ruang untuk mesinperalatan dapat ditentukan. Salah satu metode dalam menentukan luasan ruang produksi adalah metode pusat produksi. Pusat produksi terdiri dari mesin dan semua perlengkapan untuk mendukung proses produksi, serta luasan untuk melaksanakan proses operasi. 64 Tabel 7. Kebutuhan ruang pabrik industri pengolahan jarak pagar No Keterangan Sub Total m 2 1 Ruang Produksi 975 2 Ruang non Produksi a. Kantor 30 b. Laboratorium 20 c. Boiler dan Generator 90 d. Pembuangan limbah 50 e. Musholla, toilet 15 f. Sumber air 100 3 Lain-lain a. Parkir 100 b. Jalan 200 c. Pagar 200 Total 1.760 Tahap berikutnya dalam proses perancangan tata letak adalah menentukan alokasi area. Alokasi area merupakan suatu proses untuk mengintegrasikan hasil analisis aliran bahan, keterkaitan antar kegiatan dan kebutuhan luasan ruang. Hasil dari proses alokasi area ini adalah diagram alokasi area atau diagram hubungan antar ruang. Alokasi area tersebut dapat dilihat pada Gambar 15. 65 Gambar 15. Alokasi area industri biodiesel jarak pagar.

C. Aspek Manajemen dan Organisasi a. Struktur Organisasi