Unsur-unsur lainnya adalah Lembaga Swadaya Masyarakat di bidang pendidikan, Birokrat, dan Legislatif.
Komite Sekolah merupakan wadah yang memberikan kesempatan pada masyarakat untuk menyalurkan kebutuhannya khususnya mengenai kompetensi
lulusan yang diharapkan. Jika peluang ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya maka akan dapat meningkatkan mutu sekolah. Kondisi masyarakat sekitar
sekolah dan lingkungannya yang berbeda-beda merupakan potensi yang besar untuk pengembangan organisasi sekolah. Dengan demikian pembelajaran
terhadap masyarakat sangat diperlukan. Upaya ini dapat dilakukan oleh lembaga yang ada di masyarakat misalnya tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, dan
organisasi lain. Tanpa pembelajaran maka masyarakat akan kurang mengenal permasalahan yang dihadapi dan tidak mampu mengidentifikasi permasalahan
sehingga sulit mencari pemecahannya terutama masalah lingkungan.
2.7. PLH di Beberapa Negara
Sejak Agenda 21 digulirkan pendidikan dan capacity building terus ditingkatkan dalam rangka pembangunan berkelanjutan. Issue penting alam
pembangunan berkelanjutan adalah pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, konsumsi yang berlebihan, perubahan iklim, hilangnya
keanekaragaman hayati, sosial, dan ekonomi. Pendidikan yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan bukan hanya pengetahuan dan pemahaman tetapi
juga termasuk ketrampilan dan kemampuan untuk merencanakan, motivasi, dan pengaturan di dalam organisasi, komunitas, maupun industri. Berikut ini adalah
program pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan negara-negara di Australia. Tilbury, 2004.
1. Pendidikan Lingkungan untuk Action Plan Pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari Action Plan adalah mengkoordinir semua aktifitas yang
berkaitan dengan pembangunan pendidikan formal dan pendidikan masyarakat.
2. Konsultan Pendidikan Lingkungan Hidup yang memberikan masukan dan saran pada Kementerian Lingkungan Hidup. Badan ini terdiri atas stakeholder
dari kalangan bisnis, industri, pendidik dari berbagai sekolah, dan Universitas Pendidikan.
3. Kerjasama negara-negara di Australia untuk PLH
4. Institut yang menggarap penelitian Pembangunan Berkelanjutan Dissamping itu PLH yang terintegrasi dalam kurikulum dimasukkan pada
mata pelajaran sebagai berikut: 1. Sains dan Lingkungan khususnya di Barat Australia menekankan pada
konteks pembangunan berkelanjutan. 2. Sains: khususnya di Selatan Australia yang menekankan pembelajaran
lingkungan. 3. Bahasa Inggris yang dikaitkan dengan issue-issue lingkungan.
4. Matematika yang berkaitan dengan lingkungan seperti pemetaan. 5. Pendidikan Kesehatan menekankan lingkungan yang sehat.
6. Teknologi yang berkaitan dengan peningkatan kualitas lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
7. Seni yang dikaitkan dengan pemahaman lingkungan. Sehubungan dengan integrasi PLH dalam mata pelajaran, Jacobus 2004
menambahkan PLH juga dapat diberikan melalui pendidikan moral dan spiritual. Penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Amstrong dkk 2004 melaporkan
bahwa Pengelolaan Limbah dalam bentuk Reduce, Reuse dan Recycle telah diimplementasikan dalam kegiatan pada 900 sekolah di Victoria dan 300 di
Australia. Program ini telah berhasil merubah sikap dan perilaku siswa yang juga berdampak pada perilaku masyarakat sekolah termasuk orang tua siswa.
Disamping itu juga memberikan keuntungan kepada sekolah dalam hal perbaikan lingkungan sekolah, pendidikan, sosial dan ekonomi. Sedangkan
WWF dalam Backmore 2007 mengemukakan bahwa konteks pembangunan berkelanjutan telah diintegrasikan pada kurikulum mata pelajaran di negara-
negara Eropa. Di Amerika PLH sudah dijalankan sejak 30 tahun terakhir dengan penekanan pada empat program yang saling terkait yaitu guru, siswa, sekolah
dan masyarakat. Hal yang mendasar dalam PLH adalah sumberdaya, issue dari masyarakat setempat yang kemudian diintegrasikan dalam tingkatan pendidikan,
sehingga diperlukan kerjasama antara sekolah dan masyarakat. Pembelajaran yang dilakukan menitikberatkan pada prestasi siswa dan memberdayakan
masyarakat dengan lingkungan, sosial dan ekonomi. Sekolah menerima masyarakat dan masyarakat menerima siswa untuk belajar di berbagai dimensi.
Kruse dan Card 2004 melaporkan penelitiannya pada sekolah di Florida dengan program Pendidikan Konservasi dengan cara merawat hewan, memberi
makanan, mengamati perilaku hewan yang kemudian didiskusikan telah meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa.
Hal yang positif dari PLH di Amerika adalah terjadinya iklim pembelajaran yang terus menerus dari tingkat masyarakat, proyek-proyek,
pelayanan, dan kegiatan pembangunan yang mengintegrasikan konsep lingkungan Power 2004. Model PLH di Amerika diilustrasikan pada gambar
2.1. Raymon dkk, 1994 menambahkan masyarakat yang berpartisipasi dalam pengelolaan sampah secara Reduce, Reuse dan Recycle telah berhasil
meningkatkan perilaku lingkungan. Evaluasi terhadap sistem pembelajaran ini menunjukkan hasil yang
memuaskan baik terhadap siswa maupun masyarakat. Siswa mendapatkan informasi pengetahuan secara langsung dari textbook maupun kondisi nyata.
Beberapa efek positf adalah siswa apat mengembangkan kemampuannya, guru merasa puas dan dapat meningkatkan keprofesionalannya, dan masyarakat dekat
dengan sekolah. Ada enam dampak dari PLH yaitu menggunakan lokasi dan sumberdaya setempat, pengajaran antar disiplin ilmu, kolaborasi dari berbagai
guru, melatih kepemimpinan, kemandirian, dan pengembangan kurikulum..
Gambar 2. 1. Model PLH Berdasarkan Kondisi Setempat
Shi Jang Hsu 2004 melaporkan pelaksanakan PLH di Taiwan yang menunjukkan bahwa tingkah laku yang responsif terhadap lingkungan dapat
tercapai dengan model seperti yang disajikan pada gambar 2.2. Melalui model tersebut siswa perlu dilatih untuk melakukan investigasi terhadap isu-isu
lingkungan. Dampak dari pelatihan adalah terbentuknya sikap yang peka terhadap lingkungan dan meningkatkan pengetahuan tentang ekologi dan mampu
menganalisis isu-isu yang ada. Dengan demikian dapat menemukan langkah strategis dalam pemecahan masalah lingkungan, yang selanjutnya berpengaruh
terhadap tingkah laku yang responsif terhadap lingkungan. Wrigt 2004 menjelaskan bahwa aktifitas Problem Solving dengan kompetensi pengetahuan,
Pemahaman Kondisi Setempat
Pengetahuan dan Pengalaman
Peranan Sekolah dan Masyarakat Ketrampilan
Pengetahuan dan
Pengalaman
Peningkatan Sikap
Peningkatan Kompetensi
Partisipasi Masyarakat Perubahan Tingkah Laku
Peningkatan Sosial dan Ekonomi Masyarakat
Sosial dan Lingkungan yang lebih baik
informasi, sosial dan pembelajaran dapat mendukung kapasitas individu, sosial dan organisasi. Akan tetapi alam proses pembelajaran juga perlu memperhatikan
tipe dari pengetahuan yang dimiliki oleh kelompok organisasi yang pada umumnya heterogen Klein dkk, 2004.
Gambar 2. 2. Model PLH dengan Pelatihan
2.8. Teori Organisasi dan Pendidikan