Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Definisi Operasional dan Kriteria

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem karena banyak melibatkan faktor-faktor terkait untuk mencapai tujuan sistem. Out put yang diharapkan dalam pembuatan desain model adalah siswa yang memiliki kompetensi pengetahuan kognitif, sikap afektif, dan perilaku psikomotorik lingkungan hidup. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak stakeholder yang terkait dan masing-masing mempunyai kebutuhan yang berbeda sehingga perlu dilakukan analisis kebutuhan formulasi masalah. Stakeholder yang terkait dalam penelitian ini adalah instansi pendidikan di tingkat Provinsi, Kepala Sekolah, Guru, Siswa, dan Komite Sekolah. Verifikasi dilakukan dengan membandingkan model terhadap kondisi nyata. Teknik permodelan yang digunakan adalah Analisis Prospektif dan Interpretasi Struktural Interpretative Structural Modelling. Untuk menentukan skenario alternatif rekomendasi kebijakan di masa mendatang dipakai metode Analisis Prospektif.

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil studi kasus pada enam SMA terdiri dari 3 tiga SMA yang telah melaksanakan Kurikulum 2004 KBK sejak tahun pelajaran 2002, 3 tiga SMA yang masih melaksanakan Kurikulum 1994 sampai tahun ajaran 2005 2006 dan 1 satu SMA yang melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Penelitian dilaksanakan sejak Januari 2005 hingga Desember 2006 di Jakarta. SMA yang telah melaksanakan KBK adalah: 1. SMA Negeri 81 Jakarta 2. SMA Islam Al Azhar 1 Jakarta 3. SMA Islam AlAzhar 4, Kemang Pratama Bekasi. SMA yang masih melaksanakan Kurikulum1994 sampai 2006 adalah : 1. SMA Negeri 77 Jakarta 2. SMA Negeri 27 Jakarta 3. SMA Labschool Jakarta SMA yang melaksanakan KTSP sejak tahun 2006 adalah SMAN 8 Jakarta

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang terdiri dari pendapat pakar, pengamatan langsung terhadap komponen model yang terbentuk dan kompetensi siswa tentang lingkungan hidup Data sekunder berupa informasi tentang kondisi sekolah dalam bentuk dokumen-dokumen.

3.3. Definisi Operasional dan Kriteria

Kompetensi tentang lingkungan hidup merupakan kesatuan dari pengetahuan, sikap dan perilaku yang tercermin dalam pemikiran, pengambilan keputusan, dan tindakan yang positif terhadap ke tiga aspek lingkungan yaitu aspek sosial, ekonomi, dan ekologi. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah materi pelajaran tentang lingkungan hidup terintegrasi dalam mata pelajaran khususnya Biologi, Geografi, Kimia, Fisika, Sosiologi, Ekonomi, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Agama. Penilaian kompetensi pada KBK terdiri atas kompetensi pengetahuan kognitif. Sikap afektif, dan perilaku psikomotorik. Kompetensi pengetahuan dalam proses belajar mengajar di sekolah dilakukan melalui evaluasi terhadap materi yang telah disampaikan dengan batas ketuntasan tertentu. Penilaian terhadap kompetensi sikap afektif dalam proses belajar mengajar dilakukan melalui pengamatan guru terhadap antusias siswa mengikuti pelajaran, selain itu dapat juga dilakukan melalui pendapat siswa terhadap pemecahan suatu masalah. Sedangkan penilaian perilaku psikomotorik dilakukan melalui pengukuran kompetensi siswa dalam melakukan tindakan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan seperti kemampuan melakukan praktikum, kebiasaan siswa merapihkan bahan dan alat praktikum, kebiasaan siswa membuang sampah di tempatnya, kebiasaan siswa untuk tidak merokok, kebiasaan siswa menjaga kebersihan dan kerapihan kelas, kemampuan bersosialisasi, bekerja sama, kemampuan siswa berdiskusi, menyampaikan pendapat, kemampuan membuat laporan, kemampuan mengemukakan pemikiran melalui bahasa. Pada Kurikulum 1994 penilaian kompetensi lebih ditekankan pada aspek pengetahuan, sedangkan kompetensi sikap dan perilaku dimuat dalam Buku Raport yang mencakup Kerapihan, Kerajinan, dan Kelakuan. Pada penelitian ini penilaian kompetensi pengetahuan tentang lingkungan hidup dilakukan dengan mengacu pada materi yang terdapat pada kurikulum yang telah diterima siswa selama 3 tahun masa pendidikan di SMA. Materi pengetahuan lingkungan hidup diklasifikasikan berdasarkan peta indikator yang terdiri dari aspek ekologi, sosial, dan ekonomi seperti yang disajikan pada tabel Lampiran, yang selanjutnya dimuat dalam kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku seperti yang terdapat pada Lampiran 3, 4, 5. Untuk penilaian terhadap kompetensi sikap dan perilaku juga dilakukan berdasarkan peta indikator aspek kajian lingkungan hidup Lampiran. Melalui penilaian yang mengacu pada peta indikator akan diperoleh gambaran mengenai kompetensi pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa tentang lingkungan.

3.3.1. Kriteria Kompetensi

Siswa dikatagorikan memiliki kompetensi lingkungan hidup jika memiliki pencapaian kompetensi pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan nilai 75. Sedangkan ketuntasan belajar tercapai jika 100 siswa mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan 75. Batasan nilai 75 diperoleh berdasarkan pendapat beberapa guru dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan kuesioner yang dibuat. Bobot jawaban yang terdapat pada kuesioner dibuat dengan skala, sehingga terdapat 5 pilihan jawaban dengan nilai yang berbeda yaitu : 1. Sangat Setuju mendapat nilai : 5 2. Setuju mendapat nilai : 4 3. Ragu-ragu mendapat nilai : 3 4. Tidak Setuju mendapat nilai : 2 5. Sangat Tidak Setuju mendapat nilai: 1 Jawaban kuesioner menunjukkan siswa lulus dan memiliki kompetensi pada item tersebut jika menjawab Sangat Setuju dan Setuju, sedangkan jawaban Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju menunjukkan siswa tidak lulus dan belum memiliki kompetensi khususnya pada item tersebut. Dengan jumlah soal 40 untuk kuesioner kompetensi pengetahuan maka siswa termasuk dalam kriteria lulus jika mendapat nilai sama atau lebih besar 120, sedangkan untuk kuesioner sikap dan perilaku kriteria lulus jika mendapat nilai sama atau lebih besar dari 90.

3.3.2. Kriteria Pakar

Kriteria Pakar dalam penelitian ini adalah: 1. Pendidikan minimal S1 tidak dibatasi pada disiplin ilmu tertentu. 2. Sudah berkecimpung dalam bidang pendidikan khususnya pada sekolah lanjutan minimal 10 tahun. 3. Memahami KBK dan Kurikulum 1994 khususnya yang berkaitan dengan PLH. 4. Terlibat langsung dengan kegiatan yang terdapat Instansi Pendidikan. 5. Mempunyai minat yang besar untuk meningkatkan PLH. 6. Menjadi narasumber dalam peningkatan mutu pendidikan khususnya pada SMA 7. Bersedia memberikan pemikiran.

3.4. Tahapan Penelitian