tentang Ekologi diberikan tanpa memperlihatkan kondisi lapangan secara langsung seperti kondisi ekologi di sekitar sekolah ataupun tempat tinggal siswa.
Permasalahan yang ada di sekitar siswa tidak dikaji dan dikaitkan dengan aspek lingkungan. Akibatnya materi Ekologi diberikan hanya dalam bentuk pengetahuan
yang lebih menekankan pada aspek mengingat sehingga siswa tidak terlatih untuk melakukan analisis dan sintesis. Selain itu dalam proses belajar mengajar sehari-hari
guru lebih memilih menggunakan metode ceramah yang diyakini akan lebih memberikan hasil kompetensi pengetahuan yang dapat mencapai ketuntasan belajar
karena evaluasi yang selama ini dilakukan lebih menekankan pada aspek pengetahuan. Disamping itu rumusan kompetensi perilaku belum bersifat aplikatif
dalam kehidupan sehari-hari.
5.8.2. Mata Pelajaran Geografi
Penekanan bahan kajian Mata Pelajaran Geografi untuk siswa SMA adalah tentang gejala-gejala alam dan kegiatan kehidupan di dunia. Gejala alam dipandang
sebagai hasil dari proses alam yang terjadi di bumi. Akan tetapi dapat pula gejala alam dianggap sebagai dampak dari kegiatan makhluk hidup seperti banjir, tanah
longsor, kekeringan, hujan asam, dan pemanasan global. Dalam kaitannya dengan mempelajari gejala alam pelajaran ini mengembangkan pemahaman siswa tentang
organisasi spasial, masyarakat, tempat, dan lingkungan pada muka bumi. Siswa didorong untuk memahami proses-proses fisik yang membentuk pola-pola muka
bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di muka bumi. Dengan demikian siswa diharapkan dapat memahami bahwa manusia mengembangkan wilayah untuk
mendukung kehidupannya. Siswa juga dimotivasi secara aktif untuk menelaah kebudayaan. Siswa diharapkan bangga akan warisan budaya dengan memiliki
kepedulian kepada keadilan sosial, proses-proses demokratis, dan kelestarian ekologis yang pada gilirannya dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kualitas
kehidupan di lingkungannya pada masa kini dan masa depan. Pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai yang diperoleh diharapkan dapat
membentuk siswa agar mampu mengembangkan darma baktinya untuk menjalin kerjasama dan mengurangi konflik di masyarakat. Dengan demikian siswa
memiliki cara pandang sosial, spasial, dan ekologis serta bertanggung jawab, sebagai bekal hidup di masyarakat dalam menghadapi fenomena lingkungan yang semakin
terancam dan perekonomian global yang semakin kompetitif. Tujuan pembelajaran
Geografi dari aspek kompetensi pengetahuan adalah mengembangkan konsep dasar Geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses-prosesnya.
Mengembangkan pengetahuan sumberdaya alam, peluang dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan. Mengembangkan konsep dasar Geografi yang berhubungan dengan
lingkungan sekitar. Sikap yang ditumbuhkan adalah meningkatkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar,
mengembangkan sikap melindungi dan bertanggungjawab terhadap kualitas lingkungan hidup, mengembangkan sikap kepekaan terhadap pemanfaatan sumber
daya, sikap toleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya, cinta tanah air dan persatuan bangsa. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kompetensi siswa
dari pengetahuan dan sikap yang dicapai melalui pembelajaran Geografi telah mencapai ketuntasan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat guru Geografi yang
dijadikan responden bahwa pembelajaran mata pelajaran Geografi dapat memberikan bekal untuk kompetensi pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan hidup. Tetapi
kompetensi perilaku yang positif terhadap lingkungan belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini berkaitan dengan masih kurangnya pencaian kompetensi perilaku
atau ketrampilan yang diharapkan dari mata pelajaran Geografi dalam pelaksanaan belajar mengajar di sekolah. Adapun kompetensi ketrampilan dari mata pelajaran
Geografi adalah mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan binaan, mengembangkan mengumpulkan, mencatat data dan informasi yang berkaitan
dengan aspek keruangan, mengembangkan analisis, sintesis, kecenderungan dan hasil dari interaksi berbagai gejala geografis. Pengamatan dalam proses belajar mengajar di
sekolah menunjukkan bahwa kurangnya pencapaian kompetensi perilaku disebabkan oleh kurangnya kompetensi guru dalam memahami materi dan mendapatkan inovasi
metodologi yang menarik siswa dan dukungan sekolah.
5.8.3. Mata Pelajaran Kimia