4. Kebijakan Pemerintah yang masih top down
membuat sekolah berkewajiban melaksanakan program pemerintah yang belum tentu cocok dengan kondisi lokal.
Upaya untuk mengembangkan Silabus Mata Pelajaran sering terhalang oleh masalah keterbatasan waktu, beban pelajaran yang penuh, dan beban mengajar
guru. 5.
Partisipasi masyarakat untuk mendukung PLH masih rendah . Pakar
berpendapat bahwa pengetahuan masyarakat yang rendah terhadap lingkungan akan mempengaruhi pola pikir masyarakat untuk berpartisipasi dalam PLH.
6. Sangsi bagi pelanggaran lingkungan yang rendah di sekolah.
Menurut Pakar sangsi bagi pelanggaran lingkungan hidup di sekolah belum ditegakkan. Pola
pikir masyarakat yang masih menganggap hal yang biasa jika seseorang membuang sampah di sembarang tempat terbawa oleh masyarakat sekolah.
Akibatnya penegakkan sangsi bagi pelanggaran tata tertib terutama yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan sekolah kurang dapat dilaksanakan.
7. MBS yang belum sepenuhnya dilaksanakan. Pelaksanaan sistem pendidikan di
sekolah masih bersifat sentralistik dan pada umumnya sekolah belum percaya diri untuk membuat inovasi dalam pengembangan sekolah sebagai satuan pendidikan.
8. Informasi tentang lingkungan hidup yang kurang. Informasi tentang
lingkungan hidup terbaru baik dari dalam maupun luar negeri jarang diangkat di sekolah untuk dijadikan sebagai bahan pembahasan dalam materi pelajaran. Hal
ini dapat terjadi karena tidak semua sekolah memiliki sarana untuk mengakses informasi lingkungan hidup.
9. Kurangnya Kerjasama dengan instansi terkait. Kerjasama dengan instansi
untuk mendukung Pendidikan Lingkungan Hidup yang masih rendah menurut Pakar disebabkan oleh keterbatasan waktu guru akibat tugas yang banyak dari
sekolah selain mengajar, beban mengajar yang besar, keterbatasan dana dan informasi.
10. Evaluasi dan Monitoring yang rendah. Menurut pendapat Pakar, Tim Evaluasi
dan Monitoring tentang lingkungan belum mengevaluasi secara maksimal terutama yang berkaitan langsung dengan kompetensi siswa. Evaluasi baru
terbatas pada sarana dan prasarana lingkungan sekolah.
11. Kompetensi guru khususnya tentang Pendidikan Lingkungan Hidup yang rendah
. Menurut pendapat Pakar, guru belum sepenuhnya memahami materi
tentang lingkungan hidup terutama jika dikaitkan dengan materi mata pelajaran dan inovasi dalam metodologi pembelajaran.
12. Materi pelajaran yang diintegrasikan dengan Pendidikan Lingkungan Hidup yang rendah
. Menurut pendapat Pakar, dalam proses belajar mengajar materi pelajaran yang dikaitkan dengan PLH belum dilakukan oleh guru. Hal ini selain
tidak ada penekanan dari Departemen Pendidikan Nasional dan Kepala Sekolah juga erat kaitannya dengan terbatasnya kompetensi guru.
13. Beban pelajaran yang tinggi. Menurut pendapat Pakar beban pelajaran yang