3.4 Metode dan Alat Pengumpulan Data
Pada bagian ini akan dibahas mengenai 1 metode pengumpul data, dan 2 alat pengumpul data, untuk masing-masing bagian akan dijelaskan sebagai
berikut:
3.4.1 Metode Pengumpulan Data
Arikunto 2002: 151 dijelaskan bahwa metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Alasan penggunaan observasi karena variabel terikat penelitian
yang diteliti merupakan perilaku yang nampak. Selain itu mengacu pada indikator yang ada pada penelitian ini adalah indikator yang dapat diamati secara langsung,
bukan samar-samar. Jadi metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang paling cocok digunakan dalam penelitian ini.
3.4.1.1 Metode Observasi
Sutoyo 2009:73 mendefinisikan observasi dalam arti sempit observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diteliti, dalam arti luas
observasi meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang yang sedang diteliti. Pada kedua rumusan di atas
ada satu kata kunci yaitu “pengamatan”. Sugiyono 2012:203 menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar. Sedangkan Purwoko dan Titin 2005:5 mendefinisikan observasi sebagai suatu cara pengumpulan data atau sejumlah
informasi yang dibutuhkan dari subjek penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langung terhadap aktifitas subjek sehingga didapatkan data
tingkah laku dari subjek yang nampak, apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan. Apabila melihat kembali kepada penelitian ini yang menekankan
ditemukanyadata informasi pada aspek tingkah laku yang dapat diamati oleh indera yaitu perilaku belajar efektif siswa dalam mengikuti layanan BK format
klasikal, maka metode penelitian yang paling cocok digunakan adalah metode observasi.
Beberapa bentuk-bentuk pedoman observasi diantaranya adalah check list, rating scale, anecdotal records dan alat-alat mekanik Purwoko dan Titin,
2007:6. Dari berbagai bentuk-bentuk pedoman observasi tersebut dalam penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Adapun dalam
penelitian ini bentuk pedoman observasi yang digunakan adalah check list. Menurut Aiken 2009 dalam Sutoyo,2009:117 check list merupakan
bentuk instrumen psikometrik yang paling sederhana yang berisi kata-kata, kalimat, atau pernyataan-pernyataan yang berisi kegiatan atau pikiran-pikiran atau
kegiatan individu yang sedang menjadi fokus perhatian atau sedang diamati. Sedangkan menurut Purwoko dan Titin 2007:6 check list merupakan daftar yang
memuat item pernyataan tentang indikator-indikator yang diprediksikan dapat ditemukan dalam situasi tertentu baik dalam bentuk tingkah laku atau kegiatan
individu yang sedang diamati. Berdasarkan pendapat ahli diataas dapat
disimpulkan bahwa check list merupakan alat observasi yang berisi item-item pernyataan yang mungkin akan muncul ketika proses obervasi dilaksanakan.
Menurut Sutoyo 2009:120 terdapat dua bentuk check list yaitu check list bentuk perorangan dan check list bentuk kelompok. check list bentuk perorangan
yaitu check list yang digunakan sebagai alat bantu ketika mengobservasi seseorang. check list kelompok merupakan alat observasi individu dalam jumlah
banyak atau kelompok. Menurut Purwoko dan Titin 2007:6 tingkah laku yang dapat diamati
melalui check list diataranya aktifitas diskusi, pemeragaansimulasi, tingkah laku umum di sekolah, kebiasaan belajar dan bekerja, kepemimpinan dan kerjasama,
pergaulan dan topik lain yang relevan. Berdasarkan pendapat di atas, maka bentuk pedoman observasi yang tepat untuk mengamati perilaku belajar efektif siswa
dalam mengikuti layanan BK format klasikal adalah check list. Adapun format desain check list dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Desain Format
Check List Observasi
No Nama
Siswa Perilaku yang Muncul
Catatan Observer
Kode A
Kode B Kode C
Kode D Kode
E 1
2 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2
1 2
1 2
3 4
5 6
7 8
Berdasarakan tabel 3.3, dalam pengisianya menggunakan tanda check √
pada masing-masing indikator. Selajutnya dari hasil tanda check tersebut akan ditotalkan sebagai skor akhir yang kemudian dibuat dalam bentuk presentase hasil
akhir tingkat perilaku belajar efektif siswa dalam mengikuti layanan BK format klasikal. Adapun perhitungan pembagian kategori prosentase dilakukan melalui
langkah-langkah berikut: Menentukan maksimum =
x 100 =
x 100 = 100
Menentukan minimum = x 100
= x 100
= 0 Menentukan rentangan = Skor maksimum - Skor minimum
= 100 - 0 = 100
Menentukan interval kelas = x 100
= = 20
Membuat tabel data sesuai kategori Sugiyono, 2005:55. Berdasarkan panjang kelas interval tersebut maka kategori dapat disusun sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kategori perilaku belajar efektif siswa
Interval Kategori
80 -100 Sangat Tinggi
60 - 79 Tinggi
40 - 59 Cukup
20 - 39 Rendah
0 - 19 Sangat Rendah
3.4.2 Alat Pengumpulan Data