V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Sistem deteksi dini dengan SAM dapat mendeteksi terjadinya krisis di Indonesia dengan periode krisis nilai tukar yaitu dari Agustus 1997-Oktober
1998 dan periode krisis perbankan yaitu Agustus 1997-Mei 1999. Hal ini berarti SAM memiliki kinerja yang baik sehingga apabila terjadi krisis di masa
yang akan datang dan serupa dengan krisis pada periode tersebut, metode ini diperkirakan akan mampu memprediksi terjadinya krisis.
2. Kinerja indikator terbaik untuk krisis nilai tukar adalah REER dengan kemungkinan memprediksi sebesar 67 persen. Indikator dengan kontribusi
terbesar berikutnya untuk mendeteksi krisis nilai tukar adalah kredit domestik dan jumlah uang beredar M2, yang sinyalnya mampu memprediksi krisis
nilai tukar sebanyak 66 persen. Indikator berikutnya adalah IHK dan IHSG dengan probabilitas sinyal yang dikeluarkanya menunjukan krisis 33 persen.
Urutan ranking berdasarkan kinerjanya adalah REER, DC, M2, CPI dan EQ. Sedangkan untuk indikator dini krisis perbankan yang akan memberikan
sinyal yang baik untuk memprediksi krisis perbankan, berdasarkan seluruh kriteria uji, yaitu ER menempati ranking pertama, disusul dengan DC, FL,
LDR dan CPI. 3. Kemungkinan sinyal salah dari IMV yang berarti sinyal tersebut ternyata tidak
menjelaskan kondisi nilai tukar yang rentan selam 12 bulan kedepan yaitu sebesar 4 persen, berarti IMV mengeluarkan sinyal kemungkinan 96 persen
sinyal tersebut dalam jangka waktu 12 bulan kedepan adalah benar menunjukan adanya ketidakstabilan nilai tukar. Adapun peluang terjadinya
krisis yang tidak diantisipasi oleh IMV adalah 85 persen. Probabilitas terjadinya krisis ketika sinyal dikeluarkan adalah sebesar 50 persen artinya
jika IMV mengeluarkan sinyal terjadinya krisis maka kemungkinan 50 persen sinyal tersebut akan menunjukan krisis nilai tukar untuk 12 bulan ke depan.
4. Evaluasi akurasi sinyal menunjukkan kemungkinan krisis perbankan yang tidak diantisipasi oleh sinyal yaitu sebesar 79 persen. Sedangkan sinyal yang
dihasilkan memiliki kemungkinan salah memprediksi krisis yaitu sebesar 1 persen. Hal ini berarti, dari 31 persen sinyal yang keluar untuk mengantisipasi
krisis, 88 persen sinyal tersebut akan menunjukan adanya krisis perbankan. Sinyal memang jarang keluar untuk mengantisipasi krisis namun sekali sinyal
tersebut keluar kemungkinan sinyal tersebut akan mendeteksi krisis perbankan dalam jangka waktu 12 bulan kedepan adalah hampir mendekati 100 persen.
5.2. Saran
1. Pergerakan siklikal ISP menunjukkan tekanan spekulatif terhadap nilai tukar, dengan memperhatikan pergerakan siklikal ISP kondisi nilai tukar Indonesia
dapat diketahui. Pergerakan siklikal IBC menunjukkan kondisi perbankan sehingga apabila terjadi pergerakan ISP dan IBC yang terus meningkat, para
pengambil kebijakan harus mengantisipasi dan secepatnya melakukan perbaikan.
2. Pemerintah agar melakukan pemantauan pergerakan variabel yang mampu
memprediksi krisis nilai tukar dan perbankan yang terbaik untuk mengantisipasi krisis sedini mungkin, terutama dengan variabel yang
berhubungan dengan nilai tukar karena dari krisis nilai tukar maupun krisis perbankan yang memiliki kemampuan memprediksi yang baik adalah variabel
REER dan ER.
3. Meskipun IMV mampu mengikuti pergerakan siklikal dari ISP, tetapi nilai koefisien hanya 0.35 persen, lebih kecil dibandingkan dengan nilai koefisien
IBV terhadap IBC yang mencapai 0.53 persen. Hal ini berarti diperlukan penelitian lebih lanjut, terutama penggunaan data baru untuk IMV agar
hasilnya lebih relevan dengan kondisi perekonomian yang terus berubah. 4. Pergerakan siklikal IMV dan IBV mampu memprediksi krisis nilai tukar dan
krisis perbankan dimasa datang yang kekuatan krisisnya sama dengan krisis terdahulu dan bisa menyajikan selang waktu sebelum krisis terjadi. Selang
waktu tersebut dapat digunakan oleh para pengambil kebijakan untuk meminimumkan kerentanan yang terjadi pada kondisi nilai tukar dan
perbankan setidaknya untuk tingkat domestik masih ada waktu untuk melakukan antisipasi.
5.3. Saran Penelitian Selanjutnya
Untuk penelitian lebih lanjut mengenai sistem deteksi dini dengan Signal Approach Methode SAM disarankan hal-hal sebagai berikut: