Stasioneritas dan Korelasi Silang IMV dan IBV
mengeluarkan 26 periode yang termasuk kedalam periode krisis dan 104 periode dimana tidak terjadi krisis.
Matriks skenario hubungan sinyal dan krisis menunjukan dari 8 sinyal yang dikeluarkan, 4 sinyal menunjukan adanya krisis A dan adanya sinyal tapi
tidak terjadi krisis dengan jumlah yang sama yaitu 4 observasi. Sedangkan untuk skenario C yaitu tidak ada sinyal tapi terjadi krisis jumlah observasinya yaitu 22.
Skenario D menunjukan tidak adanya sinyal ataupun krisis yang terjadi berarti kondisi dimana nilai tukar berada dalam kestabilan yaitu selama 100 periode atau
8.25 tahun, dimana 1.5 tahun sebelum terjadinya krisis dan 6.75 tahun dari Juli 1999 sampai Desember 2005.
Tabel 4.14. Skenario Hubungan antara Sinyal dan Krisis IMV
Skenario Ada krisis AK
Tidak ada krisis TK Ada sinyal AS
A=4 B=4
Tidak ada sinyal TS C=22
D=100
Hasil dari matrik skenario antara sinyal dan krisis, kemudian digunakan untuk menghitung evaluasi kinerja sinyal dari IMV terhadap terjadinya krisis nilai
tukar yang diidentifikasikan berdasarkan ISP. Evaluasi kinerja sinyal dihitung berdasarkan kriteria Type I dan II Error, Noise to Signals ratio dan Probabilitas
terjadinya krisis. Sinyal yang dikeluarkan IMV berbentuk sinyal tenang S=0 dan sinyal terjadinya krisis S=1. Kemungkinan sinyal krisis untuk salah yang
berarti sinyal tersebut ternyata tidak menjelaskan kondisi nilai tukar yang rentan selam 12 bulan kedepan yaitu sebesar 4 persen, berarti IMV mengeluarkan sinyal
kemungkinan 96 persen sinyal tersebut dalam jangka waktu 12 bulan kedepan adalah benar menunjukan adanya ketidakstabilan nilai tukar. Adapun peluang
terjadinya krisis yang tidak diantisipasi oleh IMV adalah 85 persen.
Tabel 4.15. Evaluasi Akurasi Sinyal IMV
Indeks Type I
Error Type II
Error 1-Type II Error
NS Ratio Pc
Komposit CA+C BB+D AA+C [BB+DAA+C]
AA+B
IMV
0.85 0.04 0.15 0.25 0.50
Hasil dari NS Ratio yaitu rasio dari jumlah sinyal yang salah Type I Error
terhadap sinyal benar 1-Type II Error menunjukan nilai 0.25 persen yang berarti perbandingan antara sinyal yang benar dan sinyal yang salah yaitu satu
berbanding empat. Yang terpenting dari kriteria pengujian ini adalah probabilitas terjadinya krisis ketika sinyal dikeluarkan adalah sebesar 50 persen artinya jika
IMV mengeluarkan sinyal terjadinya krisis S=1 maka kemungkinan 50 persen sinyal tersebut akan menunjukan krisis nilai tukar.