Evaluasi Akurasi Sinyal Metode Analisis Data

3.3.4. Evaluasi Akurasi Sinyal

Tahap terakhir dari SAM adalah mengevaluasi sinyal, yaitu untuk menjawab sejauh mana krisis yang terjadi dapat dideteksi secara dini oleh indikator. Kriteria evaluasi menggunakan empat ukuran statistik yaitu ukuran Type I Error, Type II Error, Noise to Signals Ratio NS dan probabilitas kemungkinan terjadinya krisis saat sinyal terjadi Pc. Kemudian setiap indikator diranking untuk setiap uji untuk melihat indikator mana yang terbaik. Crisis Window merupakan jangka waktu sinyal dimana pada periode tersebut diharapkan setiap indikator memiliki kemampuan untuk mengantisipasi krisis. Penentuan crisis window mengacu pada penelitian yang telah dilakukan terdahulu yaitu 12 bulan, untuk melihat apakah dalam jangka waktu 12 bulan sinyal yang dihasilkan menangkap adanya krisis yang terjadi. Jika mengeluarkan sinyal dan krisis dalam periode 12 bulan setelah sinyal muncul dikategorikan sebagai ’sinyal yang baik’ sel A. Sebaliknya jika mengeluarkan sinyal tetapi tidak terjadi krisis. Untuk memudahkan penghitungan kriteria evaluasi, sinyal yang dihasilkan dikelompokkan kedalam matrix dibawah ini: Tabel 3.2. Skenario Hubungan antara Sinyal dan Krisis Skenario Ada krisis AK Tidak ada krisis TK Ada sinyal AS A B Tidak ada sinyal TS C D Indikator dengan A0 dan C=0 merupakan perfect indicator untuk memprediksi krisis artinya indikator dini tersebut akan memberikan sinyal yang akan diikuti terjadinya krisis dalam jangka waktu 12 bulan. Sedangkan indikator dengan B=0 dan dan D0 berarti sinyal yang dihasilkan tidak akan menghasilkan krisis dalam jangka waktu 12 bulan. Tentunya, perfect indicator tidak akan ditemukan karena kepastian seutuhnya hanya ketentuan Sang Pencipta. Hanya indikator yang mendekati nilai tersebutlah merupakan indikator krisis terbaik. 1. Type I and II Error Type I Error adalah peluang terjadinya krisis yang tidak diantisipasi oleh sinyal. Jika Type I Error mencapai 100 persen berarti tidak ada sinyal yang keluar setiap bulan berturut-turut selama 12 bulan sebelum terjadinya krisis, artinya terjadinya krisis tidak diantisipasi oleh sinyal atau tidak ada sinyal yang keluar sebagai peringatan terjadinya krisis. Indikator pembentuk sinyal terbaik apabila Type I Error-nya mendekati 0. Jika H : terjadi krisis dan H 1: t idak terjadi krisis Type I Error =P [tolak H │H benar ]= CA+C 3.11 Type I Error = peluang tidak ada sinyal padahal sebenarnya terjadi krisis, memutuskan tidak terjadi krisis tolak H padahal sebenarnya terjadi krisis H benar . Type II Error=P [tidak menolak H │H salah ]=BB+D 3.12 Type II Error = peluang adanya sinyal tapi tidak terjadi krisis, memutuskan terjadi krisis tidak menolak H padahal sebenarnya krisis tidak terjadi H salah . Type II Error adalah peluang dihasilkannya sinyal yang salah. Peluang yang mencapai nilai 100 persen berarti sinyal yang dikeluarkan semuanya salah. Karena kedua evaluasi ini ingin diminimalkan maka kriteria yang akan dipilih adalah indikator dengan jumlah antara Type I Error dan Type II Error. Alternatif lain adalah memilih indikator dini yang menghasilkan Type I Error terkecil mengingat resiko yang timbul akibat krisis yang tidak terdeteksi akan lebih berbahaya daripada resiko munculnya sinyal yang tidak diikuti oleh krisis. 2. Noise to Signals NS Ratio NS mengukur peluang dikeluarkannya jumlah sinyal yang salah Type II Error sebagai rasio terhadap sinyal yang benar 1-Type I Error, sehingga semakin kecil rasio ini indikator dini tersebut merupakan penghasil sinyal yang baik. NS yang lebih dari 1 berarti indikator tersebut tidak dapat dijadikan indikator dini sama sekali. C A A D B B Error II Type Error I Type S N + + = = 3.13 3. Probabaility to Crisis Pc Peluang terjadinya krisis ketika sinyal dikeluarkan yang bernilai semakin tinggi maka semakin baik indikator dini sebagai penghasil sinyal. B A A Pc + = 3.14

3.3.5. Kerangka Kerja Analisis Signals Approach Method SAM