Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Penarikan Contoh

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Ngagel, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Propinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Pati merupakan salah satu penghasil kelapa kopyor di Jawa Tengah. Sedangkan pemilihan Kecamatan Dukuhseti merupakan daerah potensial pembibitan kelapa kopyor, terutama di Desa Ngagel. Desa ini memiliki lokasi- lokasi pembibitan khusus sehingga menjadi daerah penghasil kelapa kopyor terbesar di Kecamatan Dukuhseti. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2004.

4.2. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bersumber langsung dari petani kelapa kopyor, pedagang pengumpul I, pedagang pengumpul II, pedagang besar, pedagang pengecer di wilayah Kabupaten Pati. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan dalam bentuk kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder dikumpulkan dari instansi terkait seperti Direktorat Jendral Bina Produksi Perkebunan Departemen Pertanian, Biro Pusat Statistik, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pati, data monografi desa yang menjadi lokasi penelitian. Selain itu juga didapatkan dari beberapa literatur, baik dari website internet maupun literatur di Perpustakaan Sosial Ekonomi Pertanian, Perpustakaan Institut Pertanian Bogor, yang berupa hasil- hasil penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian ini.

4.3. Metode Penarikan Contoh

Pemilihan petani responden dilakukan secara purposive. Karakteristik petani Desa Ngagel cenderung homogen dilihat dari luas kepemilikan lahan, jenis komoditi yang ditanam, sumber pembelian saranaalat produksi usahatani, kondisi lahan dan pemukimannya jauh dari jalan utama desa, merupakan alasan penulis memberi frame sampel berdasarkan daftar nama petani penerima bantuan bibit kelapa kopyor pada proyek pengembangan perkebunan di Jawa Tengah. Jumlah petani yang ada pada daftar berjumlah 80 orang, maka ditentukan jumlah responden sebanyak 30 petani yang dipilih secara random. Berdasarkan karakteristik tersebut, maka responden petani sebanyak 30 orang dianggap telah mewakili populasi petani kelapa kopyor di Desa Ngagel. Responden pedagang yang diwawancarai dipilih berdasarkan alur pemasaran kelapa kopyor dari Desa Ngagel, yang terdiri dari pedagang pengumpul I sebanyak empat orang, pedagang pengumpul II sebanyak dua orang, pedagang besar sebanyak tiga orang, dan pedagang pengecer sebanyak dua orang. Pengambilan sampel pada tataniaga kelapa kopyor tidak langsung kepada lembaga pemasaran level paling bawah yaitu petani. Hal ini untuk menghindari lembaga pemasaran yang dianalisis efisiensi pemasarannya ternyata tidak menggunakan saluran pemasaran yang telah terbentuk sebelumnya. Agar dapat diperoleh informasi yang lebih akurat, penelitian ini diperkuat dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan baik di tingkat petani maupun di setiap lembaga pemasarannya. Pemilihan sampel responden dilakukan secara sengaja berdasarkan informasi yang didapat dari hasil survei awal dan wawancara dengan aparat kecamatan Dukuhseti, ketua kelompok tani Ngudiutomo dan Ngudiroso di Desa Ngagel dan Bakalan, dan pedagang besar di Kecamatan Tayu.

4.4. Analisis Data