Kerjasama Antar Lembaga Tataniaga

memiliki cukup uang tunai untuk melakukan pembayaran tunai. Apabila terpaksa harus melakukan pembayaran tunai, biasanya dapat dilakukan secara setengah dimuka dan setengah lagi setelah produknya laku terjual.

6.5.3. Kerjasama Antar Lembaga Tataniaga

Berdasarkan hasil pengamatan, kerjasama yang terjadi antara petani dengan pedagang pengumpul I sudah berlangsung cukup lama dan bersifat kontinu dalam waktu tertentu. Hubungan baik dan adanya rasa saling percaya dalam kegiatan penjualan dan pembelian komoditas ini, membuat petani menjual kelapa kopyor kepada pedagang pentotok langganan. Hal ini ditunjukkan adanya kesinambungan pasokan produk yang diperolehkan pedagang pengumpul I. Pedagang pentotok ini melakukan pemanenan secara teratur sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dengan pertimbangan tingkat pemasakan buah dan tingkat harga tertentu. Namun ada sebagian petani yang langsung memanen sendiri dan menjual kepada pedagang pengumpul II. Sebagian petani ini menginginkan harga yang sedikit lebih tinggi dibanding mereka yang menjual ke pedagang pentotok. Hubungan serupa juga tampak antara pedagang pentotok dengan pedagang pengumpul II. Mereka sudah menentukan waktu-waktu tertentu untuk melakukan transaksi jual-beli. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelian dari petani berlangsung di pagi hari sehingga kegiatan penjualan kepada pedagang pengumpul II berlangsung sekitar jam 13.00 sampai 17.30 WIB. Pedagang pentotok langsung menuju tempat penjualan atau di rumah pedagang pengumpul II, tanpa melakukan fungsi- fungsi pemasaran yang lain. Demikian halnya kerjasama antara pedagang pengumpul II dengan pedagang besar berlangsung pada hari- hari selanjutnya. Setelah pedagang Pengumpul II memperoleh produk dari pedagang pentotok, mereka menyetorkan kelapa kopyor ke tempat pedagang besar. Keberadaan pedagang besar ini diluar kecamatan Dukuhseti, sehingga pedagang pengumpul II memerlukan waktu paling sedikit 30 menit untuk sampai ke tempatnya. Transaksi jual-beli antar pedagang ini tidak terikat kontrak kerjasama antar kedua belah pihak. Dalam hal ini baik pedagang besar maupun pedagang pengumpul II dapat berpindah rekanan dalam melakukan pembelian, dalam arti tidak tetap pada satu pemasok dalam jangka panjang. Kegiatan penjualan pedagang besar ke pedagang pengecer juga berlangsung serupa. Hal ini tampak antara keduanya terlibat komunikasi yang baik, misalnya pedagang pengecer menghubungi pedagang besar bila terjadi kekurangan suplai kelapa kopyor, demikian juga sebaliknya.

6.6. Analisis Margin Tataniaga