5.3. Karakteristik Pedagang Responden
Pedagang responden yang dipilih pada penelitian ini sebanyak 11 pedagang yang terdiri dari empat pedagang pengumpul I atau pentotok, dua
pedagang pengumpul II, tiga pedagang besar, dan dua pedagang pengecer. Tiga pedagang pentotok berasal dari Desa Ngagel dan satu dari Desa Bakalan.
Pedagang pengumpul II berasal dari Desa Ngagel dan Desa Alasdowo. Satu pedagang besar berasal dari Desa Bakalan dan dua lainnya dari Kawedanan Tayu,
sedangkan pedagang pengecer responden berada di kawasan Kota Pati. Pedagang responden yang berjualan barang dagangan lainnya selain kelapa kopyor yaitu
satu pedagang pengumpul II yang berasal dari Desa Ngagel, dua pedagang besar dan pedagang pengecer.
Umur rata-rata pedagang responden adalah 48 tahun. Umur termuda pedagang responden adalah 30 tahun dan umur tertua adalah 64 tahun. Umur
pedagang responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Karakteristik Pedagang Responden di Kecamatan Dukuhseti
Karakteristik Jumlah Orang
Persentase Umur
26 – 45 tahun 4
36,36 = 46 tahun
7 63,64
Tingkat Pendidikan
Tidak tamat SD 1
9,09 Tamat SD
6 54,54
Tamat SLTP 2
18,18 Tamat SLTA
2 18,18
Tingkat Pengalaman
= 5 tahun 1
9,09 6 tahun
10 90,91
Sumber : Data Primer diolah, 2004.
Total pedagang responden pria berjumlah tujuh orang atau sebesar 63,36 persen dari total pedagang responden, sedangkan pedagang responden wanita
berjumlah empat orang atau 36,36 persen. Tingkat pendidikan pedagang responden sebagian besar hanya tamat SD, yaitu sebanyak enam atau 54,54 persen
dari total pedagang responden.
5.4. Gambaran Umum Usahatani Kelapa Kopyor
Kegiatan usahatani kelapa kopyor meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, panen dan pascapanen. Faktor- faktor produksi yang umumnya
dipakai adalah bibit, peralatan, pupuk kandang, pupuk kimia, obat-obatan dan tenaga kerja. Pembibitan dapat dilakukan sendiri dengan perbanyakan buah kelapa
normal yang mempunyai gen resesif kopyor atau bibit dari hasil kultur embrio. Bibit kelapa kopyor yang berkembang di daerah Pati yaitu kelapa dalam dan
kelapa genjah. Pupuk kimia yang sering digunakan ZAUrea, Fosfat alamTSPSP-36, MOP, Kiserit, Borax. Sedangkan pupuk kandang umumnya
berasal dari kotoran ternak. Peralatan yang digunakan antara lain: cangkul, parang, keranjang pengki.
Budidaya penanaman diawali dari persiapan lahan yang dilakukan sekitar tiga bulan sebelum penanaman. Persiapan lahan dengan pembajakan, pemberian
pupuk dasar, pengajiran, dan pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak dan pola tanamnya. Jarak tanamnya 9 m x 9 m, dengan populasi tanaman 160 bibit
tanaman dalam satu hektar. Lubang tanam yang biasa dibuat berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. Lubang tanam diberi pupuk dasar yaitu rock fosfat 200 g atau
TSPSP-36 sebanyak 350 g dan NPK dengan dosis 300 g per lubang tanaman. Sebaiknya pemberian pupuk dasar ini dilakukan satu sampai dua minggu sebelum
tanam. Bibit kitri yang berumur lebih dari 6 bulan biasanya telah mempunyai
akar yang keluar dari polybag. Kitri yang telah berakar perlu dipotong dulu sampai batas polybag. Kitri yang telah siap ditanam harus dikeluarkan dari
polybag. Kitri bersama media tanamnya dimasukkan ke dalam lubang tanam yang sudah dipersiapkan, lalu ditimbun dengan tanah. Penempatan kitri sebaiknya
sekitar 5 – 10 cm di bawah permukaan tanah. Pemeliharaan tanaman dilakukan setelah penanaman yang meliputi kegiatan penyulaman, penyiraman, pemagaran,
pembumbunan, pemupukan, penyiangan, sanitasi kebun dan pohon serta pemantauan hama dan penyakit.
Kegiatan penyulamanmengganti bibit tanaman yang mati dilakukan dua minggu setelah tanam. Penyiraman dilakukan untuk bibit yang baru dipindahkan
di kebun. Penyiraman dapat dilakukan sekali sehari atau dua kali. Penyiraman
pada musim kemarau tetap dilakukan hingga tanaman berumur kurang lebih dua tahun. Pemagaran bibit yang baru dipindahkan ke kebun. Pemagaran menjadi
sangat penting bila bibit yang ditanam berasal dari perbanyakan kultur jaringan
karena biaya yang dikeluarkan cukup tinggi. Pembumbunan merupakan kegiatan
menggundukkan tanah disekitar leher akar tanaman. Kegiatan ini untuk merangsang pembentukan akar baru sehingga pohon dapat lebih subur dan kokoh.
Penyiangan merupakan kegiatan membuang gulma atau rerumputan yang tumbuh di sekeliling tanaman. Dengan demikian, kebun akan bersih dan tanaman
tidak bersaing dengan gulma dalam memperebutkan unsur hara. Penyiangan minimal dilakukan di sekeliling tanaman dengan membentuk semacam cincin
yang berjari-jari 1 - 1,5 m. Sanitasi kebun dan pohon dimaksudkan sebagai kegiatan untuk menjaga kebersihan kebun misalnya dengan membuang semua
sampah maupun dahan dan ranting pohon yang bergelantungan. Upaya ini sebagai penanggulangan hama dan penyakit.
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 24 minggu setelah tanam, dan selanjutnya dilakukan setiap 6 bulan sekali. Penyemprotan dilakukan jika
mulai tampak ada serangan hamapenyakit. Umumnya petani jarang melakukan penyemprotan karena harga insektisidapestisida relatif mahal. Tenaga kerja yang
digunakan berasal dari dalam dan luar keluarga. Upah tenaga kerja diberikan secara harian atau mingguan, tergantung jenis pekerjaan yang dilakukan. Upah
tenaga kerja yang diberikan rata-rata sebesar Rp 5.000 per HOK Hari Orang Kerja. Tetapi kegiatan selama pemeliharaan umumnya dilakukan petani dan
tenaga kerja dalam keluarga. Tanaman kelapa mulai berbunga sekitar umur lima tahun. Panen kelapa
kopyor dilakukan 9-10 bulan atau paling lambat 11-12 bulan setelah berbunga. Bila terlambat panen akan mengalami pengurangan volume daging buahnya.
Panen perlu dilakukan secara hati- hati agar tidak menurunkan kualitasnya. Produksi kelapa genjah berkisar antara dua sampai enam butir per pohon per
periode panen. Kegiatan panen kelapa kopyor di kalanga n petani di kabupaten Pati
misalnya, dilakukan oleh para pemanjat yang sudah terlatih denga n mengguncangnya. Sering juga disebut tukang totok, tukang tutuk, atau tukang
ketuk. Ada juga petani yang memanen kelapa pada saat tua, kemudian baru dipilah-pilah antara kelapa biasa dan kelapa kopyor. Selain itu dapat juga dipanen
dengan menggunakan penjolok, yaitu semacam pengait untuk memutus tangkai buah kelapa. Untuk menghindari kerusakan buah yang rusak akibat jatuh,
pemanenan menggunakan keranjang kecil semacam jaring untuk dibawa ke atas. Ciri-ciri buah kopyor yang dapat dikonsumsi adalah tidak terlalu tua, warna kulit
tergantung jenisvarietas kelapanya, bila buah digoncang-goncangkan
menimbulkan bunyi yang nyaring dan relatif lebih ringan dibandingkan kelapa muda atau kelapa tua biasa. Diperlukan pengalaman yang cukup untuk
menetapkan bahwa kelapa kopyor sudah dapat dipanen atau belum. Tidak dikenal adanya panen raya panen besar pada kelapa kopyor,
seperti pada tanaman kelapa sawit, kopi, cengkeh, randu atau cokelat. Tanaman kelapa tidak menunjukkan adanya perioditas musim berbunga dan musim berbuah
secara jelas, seolah-olah tanaman akan terus- menerus berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Setelah dipanen, kelapa kopyor perlu dibersihkan dan sekaligus
dilakukan seleksi. Kemudian kelapa kopyor dibawa ke tempat penyimpanan sebelum dipasarkan.
Perlakuan pascapanen pada kelapa kopyor berbeda dengan kelapa biasa. Kelapa kopyor disimpan di tempat yang kering dan tidak terkena cahaya matahari
secara langsung. Di tempat penyimpanan seperti ini, kelapa kopyor dapat bertahan hingga 1 bulan. Penanganan ya ng salah akan menyebabkan berubahnya faktor cita
rasa, kesegaran maupun aroma. Kelapa kopyor yang dikirim ke pedagang atau konsumen dapat dikemas
dengan menggunakan tempat atau wadah yang kokoh, baik plastik berlubang, keranjang, maupun kotak tripleks. Sebaiknya kelapa kopyor yang akan dikemas
masih dalam bersabut. Jika buah akan segera dikonsumsi maka sabut dapat dikurangi, tetapi jangan sampai gundul karena akan berdampak negatif, buah
menjadi tidak tahan lama. Dalam pengusahaan budidaya kelapa kopyor untuk lahan seluas satu
hektar mengeluarkan biaya sebesar Rp 36.816.600 selama enam tahun masa tanam. Biaya produksi mencakup sewa lahan, bibit, pupuk kandang dan kimia,
peralatan, obat-obatan, dan tenaga kerja. Analisis budidaya usahatani kelapa
kopyor jenis kelapa genjah selama enam tahun masa tanam dengan luas lahan satu hektar adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Analisis Budidaya Usahatani Kelapa Kopyor
Kegiatan Pengeluaran Rp
a. Biaya produksi tahun ke-1 1. Sewa lahan 1 ha
2.000.000 2. Bibit 171 tanaman Rp 10.000
1.710.000 3. Pupuk
- Pupuk kandang 800.000
- Pupuk kimia 300.000
4. Obat - Insektisida 20 liter Rp 65.000
1.300.000 - Fungisida 10 liter Rp 46.300
463.000 5. Alat
- Sprayer 250.000
- Cangkul, sabit dll 150.000
- Bambu pikul 20 Rp 3.500 70.000
6. Tenaga kerja - lubang tanam Rp 5.000 156 HOK
780.000 - Pupuk kandang Rp 5.000 30 HOK
150.000 - Penanaman Rp 5.000 78 HOK
390.000 - Penyulaman Rp 5.000 8 HOK
40.000 - Pemagaran Rp 5.000 156 HOK
780.000 - Pemupukan Rp 5.000 80 HOK
400.000 - Penyiangan Rp 5.000 120 HOK
600.000 - Pembubunan Rp 5.000 80 HOK
400.000 - Penyemprotan Rp 5.000 120 HOK
600.000 Jumlah biaya produksi tahun ke-1
11.183.000 b. Biaya produksi tahun ke-2 dan tahun ke-3
1. Sewa lahan 1 ha 2.000.000
2. Pupuk - Pupuk kandang
800.000 - Pupuk buatan
300.000 3. Obat
- Insektisida 20 liter Rp 65.000 1.300.000
- Fungisida 10 liter Rp 46.300 463.000
4. Tenaga kerja - Pupuk kandang Rp 5.000 30 HOK
150.000 - Pemupukan Rp 5.000 80 HOK
400.000 - Penyiangan Rp 5.000 120 HOK
600.000 - Pembubunan Rp 5.000 80 HOK
400.000 - Penyemprotan Rp 5.000 120 HOK
600.000 Jumlah biaya tahun ke-2 dan ke-3
7.013.000
c. Biaya produksi tahun ke-4 1. Sewa lahan 1 ha
2.000.000 2. Pupuk
- Pupuk kandang 800.000
- Pupuk Buatan 900.000
3. Obat - Insektisida 20 liter Rp 65.000
1.300.000 - Fungisida 10 liter Rp 46.300
460.300 4. Alat
- Sprayer 250.000
- Cangkul, sabit dll 150.000
5. Tenaga kerja - Pemupukan pupuk kandang Rp 5.000 30 HOK
150.000 - Pemupukan Rp 5.000 80 HOK
400.000 - Penyiangan Rp 5.000 120 HOK
600.000 - Pembubunan Rp 5.000 80 HOK
400.000 - Penyemprotan Rp 5.000 120 HOK
600.000 - Pemanenan Rp 5.000 300 HOK
1.500.000 Jumlah biaya tahun ke-4
9.510.300 d. Biaya produksi tahun ke-5 dan tahun ke-6
1. Sewa lahan 1 ha 2.000.000
2. Pupuk - Pupuk kandang
800.000 - Pupuk buatan
900.000 3. Obat
- Insektisida 20 liter Rp 65.000 1.300.000
- Fungisida 10 liter Rp 46.300 460.300
4. Tenaga kerja - Pupuk kandang Rp 5.000 30 HOK
150.000 - Pemupukan Rp 5.000 80 HOK
400.000 - Penyiangan Rp 5.000 120 HOK
600.000 - Pembubunan Rp 5.000 80 HOK
400.000 - Penyemprotan Rp 5.000 120 HOK
600.000 - Pemanenan Rp 5.000 300 HOK
1.500.000 Jumlah biaya tahun ke-5 dan tahun ke-6
9.110.300 Total biaya produksi selama 6 tahun
36.816.600
BAB V I ANALISIS TATANIAGA KELAPA KOPYOR