Marjin Tataniaga Kerangka Pemikiran Teoritis 1. Sistem Tataniaga

dalam tataniaga seperti bagaimana mengambil keputusan yang tepat yang berhubungan dengan pemasaran. Pendekatan ini terbagi atas 4 bagian, yaitu: 1 Input-output system. Sistem input-output ini menerangkan bagaimana tingkah laku perusahaan dalam mengolah sejumlah input menjadi satu set output. Perilaku yang dapat dilihat misalnya, bagaimana perusahaan tersebut membuat keputusan mengenai teknologi yang akan dipakai. 2 Power system. Sistem kekuasaan ini menerangkan bagaimana suatu perusahaan dalam suatu sistem tataniaga. Misalnya kedudukan perusahaan dalam suatu sistem tataniaga sebagai perusahaan yang memonopoli suatu produk sehingga perusahaan tersebut dapat berlaku sebagai penentu harga. 3 Communications system. Sistem komunikasi ini mempelajari tentang perilaku perusahaan mengenai mudah tidaknya mendapatkan informasi. 4 Adaptive system. Sistem adaptif mempelajari bagaimana perilaku perusahaan dalam beradaptasi pada suatu sistem tataniaga agar bisa bertahan. Perilaku pasar dapat diketahui dengan mengamati praktek penjualan dan pembelian yang dilakukan oleh masing- masing lembaga pemasaran, sistem penentuan harga, kemampuan pasar menerima jumlah produk yang dijual, stabilitas pasar, dan pembayaran serta kerjasama di antara berbagai lembaga pemasaran. Perilaku pasar menunjukkan strategi yang dilakukan oleh para pelaku pasar dalam menghadapi pesaing. Struktur pasar dan perilaku pasar akan menentukan keragaan pasar yang dapat diukur melalui peubah harga, biaya, margin pemasaran, dan jumlah komoditi yang dipasarkan, sehingga akan memberikan penilaian baiktidaknya suatu sistem pemasaran.

3.1.5. Marjin Tataniaga

Biaya tataniaga atau margin tataniaga adalah harga yang dibiayai oleh konsumen dikurangi harga yang diterima oleh produsen Sarma, 1985. Tinggi rendahnya margin tataniaga biasanya dipakai untuk mengukur efisiensi sistem tataniaga suatu barang. Margin tergantung dari fungsi- fungsi yang dijalankannya. Fungsi- fungsi yang dijalankan antara lain penyimpanan, pemeliharaan dan distribusi, yaitu meningkatkan kegunaan tempat dan kegunaan waktu. Qr,f Biaya pemasaran: a. Pedagang pentotok b. Pedagang pengumpul II c. Pedagang besar d. Pedagang pengecer Lembaga pemasaran: Pengecer Grosir Pengolah Pengumpul P r P f S f D f D r Jumlah S r Harga Margin tataniaga Limbong dan Sitorus, 1987, dapat juga didefinisikan sebagai nilai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan tataniaga sejak dari tingkat produsen hingga tingkat konsumen akhir. Semua kegiatan tataniaga memerlukan biaya yang disebut biaya tataniaga. Biaya tataniaga meliputi semua jenis biaya yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam sistem tataniaga komoditi kelapa kopyor, sebagai akibat dari proses penyampaian kelapa kopyor dari titik produsen sampai titik konsumen akhir. Margin tataniaga umumnya dianalisa pada komoditi yang sama, pada jumlah yang sama, pada struktur pasar bersaing sempurna dan digunakan dalam analisa efisiensi tataniaga. Menurut Dahl dan Hammond 1977, yang dimaksud dengan margin pemasaran adalah perbedaan selisih harga ditingkat pengecer Pr dengan harga ditingkat petani Pf. Sedangkan nilai margin pemasaran antara margin pemasaran dengan jumlah produk yang dipasarkan adalah Pr-Pf X Qrf, artinya nilai margin pemasaran atau value of the marketing margin VMM memiliki dua pengertian yaitu sebagai Marketing Costs biaya-biaya pemasaran dan Marketing Changes lembaga pemasaran, yang dapat dilihat pada gambar 2: Gambar 2. Hubungan antara Margin Tataniaga dan Nilai Margin Tataniaga Menurut Dahl dan Hammond, 1977 Keterangan : Pf = Harga ditingkat petani Pr = Harga ditingkat pengecer Or,f = Jumlah keseimbangan di tingkat petani dan pengecer Df = Permintaan ditingkat petani Dr = Permintaan ditingkat Pengecer Sf = Penawaran ditingkat petani Sr = Penawaran ditingkat pengecer Besar kecilnya margin pemasaran sering digunakan sebagai kriteria untuk penilaian apakah pasar tersebut sudah efisien. Fungsi penting lainnya dalam pemasaran ialah sistem harga dan mekanisme pembentukan harga ditentukan oleh faktor waktu, tempat, dan pasar, yang mempengaruhi terhadap keadaan penawaran dan permintaan. Pembentukan harga pada satu komoditas pada setiap tingkat pasar tergantung pada struktur pasar. Analisis margin pemasaran sering digunakan untuk menjelaskan penyebaran margin pemasaran dan efisiensi harga Dahl dan Hammond, 1977. Namun tinggi-rendahnya margin pemasaran tidak selamanya dapat digunakan sebagai ukuran efisiensi kegiatan pemasaran. Secara umum suatu sistem pemasaran dikatakan efisien, apabila dalam memasarkan suatu komoditi yang sama terdapat penyebaran margin yang merata pada tingkat tertentu di semua pelaku pemasaran, dengan hubungan harga antar pasar yang tinggi. Dalam kondisi ini diharapkan terjadi suatu keadaan dimana masing- masing pihak memiliki keuntungan, baik pada produsen, pelaku pemasaran dan konsumen. Menurut Kohls dan Uhl 1985, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih saluran pemasaran yang efisien, yaitu: 1. Pertimbangan pasar yang meliputi konsumen sasaran akhir, mencakup: potensi pembeli, geografi pasar, kebiasaan pembeli dan jumlah pesanan. 2. Pertimbangan pasar yang meliputi nilai barang per unit, besar dan berat barang, tingkat kerusakan, sifat teknis barang, apakah barang tersebut untuk memenuhi pesanan atau pasar. 3. Pertimbangan intern perusahaan, yang meliputi sumber permodalan, pengalaman manajemen, pengawasan, penyaluran dan pelayanan. 4. Pertimbangan terhadap lembaga dalam rantai pemasaran yang meliputi segi kemampuan lembaga perantara dan kesesuaian lembaga dengan kebijaksanaan perusahaan. Pemasaran merupakan aktivitas bisnis dalam penyampaian barang kepada konsumen, di mana output barang yang ditawarkan harus sesuai dengan keinginan dan memuaskan konsumen. Sedangkan input pemasaran merupakan penggabungan sumberdaya yang digunakan dalam proses pemasaran yang mencakup modal, tenaga kerja dan manajemen. Efisiensi pemasaran sebagai maksimisasi dari rasio input-output Kohls dan Uhl, 1985. Pendekatan efisiensi tataniaga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu efisiensi harga dan efisiensi operasional Hammond dan Dahl, 1977. Efisiensi harga menekankan keterkaitan harga dalam mengalokasikan komoditas dari produsen ke konsumen sebagai akibat perubahan tempat, bentuk, dan waktu termasuk pengolahan, penyimpanan, pengangkutan. Efisiensi operasionalteknis menunjukkan hubungan antara input-output, di mana biaya input pemasaran dapat diturunkan tanpa mempengaruhi jumlah output barang dan jasa Purcell, 1979. Efisiensi operasional dalam rantai tataniaga pertanian menekankan pada kemampuan meminimumkan biaya yang digunakan menyelenggarakan fungsi- fungsi tataniaga, maupun untuk menggerakkan komoditas dari produsen ke konsumen. Efisiensi operasional diukur dari margin tataniaga, farmer’s share serta rasio keuntungan dan biaya.

3.1.6. Farmer’s Share