Definisi Operasional METODE PENELITIAN

Rasio p C= 100 X Ci Li Keterangan : p i : Keuntungan lembaga pemasaran ke- i Ci : Biaya pemasaran lembaga ke-i

4.4.5. Analisis Farmer’s share

Pendapatan yang diterima petani “farmer’s share” merupakan perbandingan persentase harga yang diterima oleh petani dengan harga yang dibayar di tingkat konsumen akhir. Secara matematis farmer’s share dihitung sebagai berikut : Fs 100 × = k f P P Keterangan : Fs : Farmer’s share P f : Harga di tingkat petani P k : Harga yang dibayar oleh konsumen akhir Semakin mahal konsumen membayar harga yang ditawarkan oleh lembaga pemasaran pedagang, maka bagian yang diterima oleh petani akan semakin sedikit, karena petani menjual komoditi pertanian dengan harga yang relatif rendah. Hal ini memperlihatkan adanya hubungan negatif antara margin pemasaran dengan bagian yang diterima petani. Semakin besar margin maka penerimaan petani relatif kecil.

4.5. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan pengertian mengenai istilah- istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Lembaga pemasaran adalah lembaga- lembaga yang melaksanakan fungsi- fungsi pemasaran melalui proses pendistribusian kelapa kopyor dari produsen ke konsumen, seperti: a. Petani kelapa kopyor adalah sejumlah petani responden yang memliki pohon kelapa kopyor, memproduksi dan melakukan penjualan kelapa kopyor . b. Pedagang pengumpul I disebut juga pedagang pentotok yang melakukan pembelian langsung dari satu atau lebih petani responden dan menjual kembali ke pedagang pengumpul selanjutnya. Biasanya pedagang ini bertempat tinggal dekat daerah produksi. c. Pedagang pengumpul II adalah pedagang responden yang membeli dari pedagang pentotok pengumpul I atau petani dan menjualnya kembali pada pedagang lainnya. Biasanya pedagang ini cukup menampung barang dagangannya dirumah saja. d. Padagang besar adalah pedagang responden yang melakukan pembelian dari pedagang pengumpul I dan II, lalu menjual kembali ke pedagang pengecer dan konsumen. e. Pedagang pengecer adalah pedagang responden lokal yang melakukan penjualan ke konsumen. 2 Harga ditingkat petani pada waktu ke-t adalah harga rata-rata yang diterima oleh petani responden pada saat menjualnya kepada pedagang pentotok atau pedagang lainnya pada waktu ke-t, dalam satuan rupiah per butir. 3 Harga ditingkat pedagang : a. Harga beli pada waktu ke-t adalah harga rata-rata yang diterima pedagang responden saat membelinya dari petani atau pedagang lainnya pada waktu ke-t, dalam satuan rupiah per butir. b. Harga jual pada waktu ke-t adalah harga rata-rata yang diterima pedagang responden saat menjualnya ke pedagang lainnya atau konsumen pada waktu ke-t, dalam satuan rupiah per butir. 4 Margin pemasaran dihitung dari selisih harga yang dibayar konsumen akhir dengan harga ditingkat petani responden pada waktu ke-t. 5 Biaya pemasaran adalah total biaya yang ditanggung oleh lembaga pemasaran yang terlibat dalam pendistribusian produk dari sentra produksi sampai ke konsumen akhir. Komponen biaya pemasaran ini terdiri dari biaya panen, biaya sortasi, biaya bongkar muat, biaya angkutan, biaya pengemasan, biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya penyusutan, dan biaya retribusi. 6 Keuntungan pemasaran adalah selisih antara harga jual dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pemasaran ini.

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.1. Karakteristik Wilayah

Kecamatan Dukuhseti merupakan salah satu kecamatan yang terletak di wilayah Kabupaten Pati, Propinsi Jawa Tengah. Daerah ini memiliki potensi lahan yang sangat baik untuk budidaya dan pengembangan perkebunan kelapa kopyor. Desa Ngagel adalah salah satu desa yang potensial sebagai penghasil kelapa kopyor di Kecamatan Dukuhseti. Desa ini memiliki tipe topografi sebagai dataran rendah dengan ketinggian tempat 400 meter dpl, dengan curah hujan rata-rata : 1500-2300 mmtahun, dan suhu udara rata-rata : 26 derajat Celcius. Kondisi tanah yang dominan di desa ini alluvial dan bertekstur pasir. Jarak antara Desa Ngagel dengan ibukota kecamatan adalah dua km, 33 km dari ibukota kabupaten, 108 km dari ibukota propinsi, dan 668 km dari ibukota negara. Batas-batas Desa Ngagel yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Alasdowo, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bakalan, sebelah barat berbatasan dengan Desa Grogolan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Kenanti. Tabel 4. Luas Wilayah Menurut Penggunaan di Desa Ngagel, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati Penggunaan Luas Areal Ha Persentase Lahan persawahan 258,995 55,58 Lahan Pekaranganbangunan 166,864 35,81 Tegalan 20,767 4,46 Lain-lain 19,337 4,15 Jumlah 465,963 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Ngagel Tahun 2003. Luas wilayah administrasi Desa Ngagel secara keseluruhan kurang lebih 465.963 Ha. Sebagian besar wilayah yang ada didaerah ini untuk pertanian sawah yaitu seluas 258.995 Ha, luas tegalan 20.767 Ha, selebihnya untuk pemukiman penduduk, bangunan fasilitas-fasilitas umum dan lain- lain.