Kondisi Keluar Masuk Pasar Jenis dan Keadaan Produk Kelapa Kopyor Sumber Informasi

menyetorkannya kepada satu orang pedagang besar di Pasar Ngagel. Sebagian pedagang besar kemudian menjual secara langsung kepada konsumen dan sebagian lagi menjualnya ke pedagang pengecer lokal maupun diluar kota. Dua pedagang pengecer di kota melanjutkan penjualan kepada konsumen akhir. Dalam melakukan penjualan kepada pedagang pengecer ini, pedagang besar harus mampu bersaing dengan pedagang lainnya dari luar kecamatan dan luar daerah, seperti dari Rembang, Juana dan dari daerah lainnya.

6.4.2. Kondisi Keluar Masuk Pasar

Hambatan yang mempengaruhi kebebasan keluar masuk pasar bagi lembaga- lembaga perantara diantaranya adalah keterbatasan permodalan. Pedagang pentotok yang akan melakukan kegiatan pembelian secara langsung dari petani harus menyediakan cukup modal yang tidak terbatas. Hal ini disebabkan tidak pastinya perolehan hasil panen, terkadang dalam satu tandan kelapa terdapat lebih dari dua kelapa kopyor, sehingga kekuatan untuk membayar secara tunai akan memperngaruhi harga terhadap petani. Petani responden umumnya menginginkan pembayaran secara tunai karena alasan ekonomi. Selain modal, hambatan yang mempengaruhi kebebasan bagi para pedagang untuk masuk pasar, diantaranya adanya hubungan baiklangganan antar lembaga baik dari tingkat petani sampai pengecer. Spekulasi juga dibutuhkan pedagang besar dalam memperkirakan harga yang berlaku dihari itu dengan jumlah produk yang tersedia.

6.4.3. Jenis dan Keadaan Produk Kelapa Kopyor

Berdasarkan wawancara dengan para pedagang responden terdapat diferensiasi produk dalam pemasaran kelapa kopyor. Diferensiasi produk lebih disebabkan kondisi fisik dan ukurannya, yang berpengaruh terhadap tingkat harga. Jenis kelapa kopyor yang diproduksilkan petani di Desa Ngagel terdiri dari tiga ukuran, yaitu besar B, sedang S, kecil K. Jenis kelapa genjah atau hibrida termasuk dalam ukuran kecil, sedangkan untuk ukuran sedang dan besar biasanya termasuk jenis kelapa dalam. Tiga ukuran tersebut dengan harga jual yang berbeda tergantung hasil tawar- menawar antara pedagang pengumpul, jaminan dan kualitas produk. Umumnya dalam rantai tataniaga kelapa kopyor dari petani sampai ke pedagang pengecer berbentuk utuh dengan serabutnya belum dikupas. Penjualan dalam bentuk utuh bertujuan untuk keawetan produk, untuk menghindari kerusakan akibat benturan-benturan, dan mencegah kebusukan.

6.4.4. Sumber Informasi

Informasi pasar diperlukan oleh produsen dan semua pihak yang terlibat dalam pemasaran hasil- hasil pertanian tentang kondisi pasar, lokasi, jenis, mutu, waktu dan harga pasar. Sumber informasi pasar dalam rantai tataniaga kelapa kopyor belum tersedia sesuai kebutuhan pasar. Informasi pasar yang diterima petani pada umumnya bersumber dari Pasar Ngagel dan Pasar Tayu, karena kedua pasar ini cukup strategis dan relatif berpengaruh. Dari kedua pasar ini petani dan pedagang pengumpul saling bertemu dan saling bertukar informasi harga. Informasi harga ini juga bisa didapatkan antar sesama petani. Selain itu juga, tingkat harga yang terjadi pada petani responden umumnya masih berdasarkan harga yang terjadi di tingkat pedagang pengumpul pertama atau pentotok. Sumber informasi pada para pedagang responden diperoleh dari berbagai sumber yang relatif beragam dan bukan informasi komersial, sehingga tidak perlu biaya khusus untuk mengakses informasi pasar atau informasi harga. Mereka mengakses informasi pasar dan harga berdasarkan perkiraan sendiri, dari pedagang lainnya, maupun dari pihak konsumen. Pada Pedagang pentotok, kemungkinan informasi harga yang mereka dapatkan dari pedagang pengumpul dan pedagang besar yang ada di pusat pasar konsumsi, yaitu Pasar Tayu atau Pasar Juana. Selain itu juga diperoleh dari sesama pedagang pentotok yang sudah saling mengenal dengan baik. Dalam hal ini pemegang informasi pasar adalah pedagang pengumpul kedua dan pedagang besar. Berdasarkan keempat uraian diatas, tampak bahwa struktur pasar yang dihadapi petani kelapa kopyor di Desa Ngagel cenderung bersifat pasar bersaing sempur na. Hal ini dilihat dari jumlah petani yang cukup banyak dibandingkan jumlah pedagang. Petani juga tidak dapat mempengaruhi harga yang berlaku di pasar, dan petani bebas keluar masuk pasar. Sumber informasi tentang harga berasal dari sesama petani dan pedagang. Penentuan harga dilakukan oleh pihak pedagang berdasarkan harga yang berlaku dipasar, sehingga kedudukan petani sebagai price taker dan tidak memiliki bargaining position yang kuat. Struktur pasar yang ada di tingkat pedagang pengumpul I dan pedagang pengumpul II juga cenderung bersifat pasar bersaing sempurna. Produk yang diperjualbelikan bersifat homogen dan melibatkan banyak pihak yang berperan sebagai pembeli dan penjual. Pembeli dan penjual bebas keluar masuk pasar, hal ini ditunjukkan dengan bebasnya pedagang pengumpul I di Desa Ngagel menentukan pasar tujuan. Pedagang pengumpul II juga bebas untuk menyetorkan produknya ke pedagang berikutnya berdasarkan informasi harga yang dimilikinya. Pembeli dan penjual tidak dapat mempengaruhi harga dan mereka menjual berdasarkan harga pasar yang diketahui dari pedagang lain. Struktur pasar yang terjadi antara pedagang besar cenderung mengarah ke struktur pasar oligopoli karena jumlah pedagang besar lebih sedikit dibandingkan pengecer. Pedagang besar mendapat hambatan untuk keluar masuk pasar. Hal ini disebabkan adanya persaingan yang cukup tinggi diantara pedagang besar dalam perolehan komoditi, walaupun dalam kenyataannya pedagang besar sudah menjalin hubungan yang sangat baikbersifat langganan tetap dengan pedagang pengumpul I maupun pedagang pengumpul II. Pedagang besar ini masih dapat mempengaruhi harga, karena pedagang ini mampu memprediksikan harga berdasarkan jumlah pasokan setiap periode dengan banyaknya permintaan dari pengecer. Hal ini mengind ikasikan bisa terjadinya tawar- menawar antara pedagang pengumpul I maupun pedagang pengumpul II dan pedagang besar. Struktur pasar yang terjadi di tingkat pedagang pengecer adalah cenderung bersaing sempurna karena jumlah pengecer yang cukup banyak, barang yang diperjualbelikan bersifat homogen dan pedagang pengecer juga tidak dapat mempengaruhi harga. Pedagang pengecer responden ini tidak hanya menjual komoditi kelapa kopyor saja, tetapi juga menjual berbagai macam barang kebutuhan rumah tangga lainnya. Informasi mengenai harga yang terjadi di pengecer didapat dari pedagang besar dan dari pengecer lainnya. Sistem pembayaran yang berlaku di pengecer adalah tunai.

6.5. Analisis Perilaku pasar