103
kelentukan baik dan kemampuan kurang baik. Kelompok kelentukan yang baik yaitu mereka yang memperoleh skor lebih tinggi dari pada skor rata-
rata, sedangkan kelompok kelentukan kurang baik yaitu mereka yang memperoleh skor lebih rendah dari pada skor rata-rata. Analisis ini sebagai
porposive pembagian kelompok tahap pertama ini dilanjutkan dengan pengecekan untuk menentukan sampel eksperimen. Dalam pengambilan
sampel, yaitu 48 murid untuk sampel dengan kemampuan kelentukan baik dan diambil 48 murid untuk sampel kemampuan kelentukan kurang baik.
Tahapan kedua pengambilan sampel dilakukan secara acak, dari kelompok tahap pertama dimasukkan ke dalam kelompok perlakuan
sebanyak masing-masing 24 murid. Dalam tahapan ketiga pengambilan sampel secara acak dengan
membagi sampel dalam dua kelompok untuk taraf perlakuan metode mengajar kombinasi dan umpan balik pengetahuan hasil, sehingga
diperoleh 12 murid masing-masing kelompok yang akan memperoleh perlakuan umpan balik pengetahuan hasil singkat dan 12 murid untuk
memperoleh perlakuan umpan balik pengetahuan hasil rinci.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen karena hasil yang diperoleh merupakan perlakuan dari variabel-variabel yang dikondisikan
terhadap sampel dalam waktu tertentu. Adapun bentuk eksperimen yang digunakan adalah dua, untuk mencari perbedaan-perbedaan dari masing-
104
masing kelompok perlakuan, antara lain : Metode mengajar kombinasi 4 tahap, metode mengajar kombinasi 7 tahap, umpan balik pengetahuan hasil
rinci dan umpan balik pengetahuan hasil singkat. Isi program pengajaran dalam frekuensi penyajian yang diterapkan
sebagai perlakuan penelitian dengan metode mengajar yang sama dan taraf berbeda, maka yang diteliti adalah hubungan sebab akibat tentang prosedur
mengajar dari satu metode yang memiliki dua taraf yang berbeda, dimanipulasikan dengan kelentukan dan umpan balik pengetahuan hasil.
Definisi operasional program pengajaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Materi instruksional metode mengajar kombinasi 7 tahap, adalah materi yang dirancang sama persis dengan metode mengajar kombinasi 4 tahap
juga memiliki kriteria yang sama. Sedangkan perbedaannya terletak pada prosedur penyajian materi. Metode mengajar kombinasi 7 tahap disajikan
mengikuti prosedur penyajian metode mengajar bagian dan keseluruhan. Tabel 3.3. Halaman 123.
2. Materi instruksional metode mengajar kombinasi 4 tahap, adalah materi yang dirancang berdasarkan keseluruhan dan metode mengajar bagian
dengan kriteria, 1 didasarkan pada famili gerakan; 2 bagian satu dengan yang lain memiliki hubungan yang relevan; 3 dari mudah ke yang lebih
sulit; 4 mengarah pada tujuan yang sebenarnya. Sedangkan prosedur penyajian materi pelajaran disederhanakan menjadi empat tahap dan
105
masing-masing tahap terdiri dari empat gerakan lihat tabel 3.3 halaman 123.
3. Materi instruksional umpan balik pengetahuan hasil singkat, disusun berdasarkan kesalahan gerakan guling belakang secara umum misalnya :
putaran badan kurang cepat atau agak lambat, gulinganmu agak miring ke kiri atau ke kanan dan lain-lain. Tabel 3.4 halaman 130.
4. Materi instruksional umpan balik pengetahuan hasil rinci disusun berdasarkan kesalahan umum gerakan guling belakang secara rinci.
Kesalahan-kesalahan gerakan tersebut diingatkan kepada murid, jika murid sudah beberapa kali melakukan kesalahan yang dimaksud untuk
diperbaiki. Lihat tabel 3.4 halaman 130. 5. Hasil belajar guling belakang dinilai berdasarkan dasar penilaian guling
belakang yang disusun sendiri oleh peneliti dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Lihat tabel 3.8 halaman 140.
6. Prosedur tes guling belakang diukur satu kali dan dinilai oleh tiga orang guru sekaligus, tapi sebelumnya tiap murid diberikan kesempatan untuk
mencobanya sekali. Dari hasil penilaian, diambil hasil tes terbaik dari satu kali tes. Dasar penilaian guling belakang. Tabel 3.8 halaman 140.
7. Alat untuk mengukur tes kelentukan adalah bangku berskala cm. Lihat gambar 3.3 halaman 125.
Prosedur pengukuran, peserta tes sebelum melakukan tes terlebih dahulu mencoba dan melemaskan otot punggung di depan bangku berskala dalam
106
ukuran cm. Kedua tangan dengan jari tangan lurus ke depan sejajar dengan lantai. Tes ini dilakukan dua kali secara berturut-turut.
Penilaian yang diambil adalah skor terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan cm atau inchi. Hasil yang diperoleh
dikonversikan pada tabel norma tes. Lihat tabel 3.6 halaman 135.
C. Pola Desain Penelitian