Unsur-unsur gerakan yang benar dan yang salah Dasar penilaian guling belakang

137

4. Unsur-unsur gerakan yang benar dan yang salah

Tabel 3.7 Unsur-unsur Gerakan Benar dan Gerakan Salah No 1 Unsur Gerakan yang Dinilai 2 Gerakan Benar 3 Gerakan Salah 4 1. SIKAP AWAL 1. Kaki Rapat 2. Membelakangi matras 3. Pandangan ke depan 1. Kaki terlalu lebar 2. Tangan tidak lurus ke samping 3. Menoleh ke belakang 2. GERAKAN MENGGULING 1. Lutut lurus, dorong pantat ke belakang, tangan lurus ke samping. 2. Rebahkan badan, mendarat dengan betis, 1. Lutut ditekuk. 2. Mengguling bukan pada tengkuk. 1 2 3 4 2. paha atau pinggul, punggung, bahu, kaki lurus, dibawa ke belakang. 3. Mendarat dengan tengkuk dan kaki, 3. Tidak bertumpu pada kedua tangan, tapi dengan tengkuk. 138 bertumpu dengan kedua tangan. 3. PENDARATAN 1. Mendarat dengan ujung kaki lurus. 2. Tangan diluruskan untuk mengangkat kepala dan badan. 3. Kedua kaki mendarat bersama-sama. 1. Kepala diangkat sebelum kaki menyentuh matras. 2. Tangan tidak membantu menolak untuk mengangkat kepala dan badan. 3. Lutut ditekuk. 4. SIKAP AKHIR 1. Kedua tangan diangkat lurus ke atas. 2. Menjaga keseimbangan. 1. Tangan tidak diayun ke atas untuk menahan gerak maju. 2. Kaki terlalu lebar, atau satu kaki di 1 2 3 4 4. 3. Kembali ke sikap awal atau sikap sempurna. 4. Kedua tangan diangkat lurus ke atas. depan dan satu kaki di belakang. 3. Hilang keseimbangan 4. Tangan tidak diayun ke atas untuk 139 5. Menjaga keseimbangan. 6. Kembali ke sikap awal atau sikap sempurna. menahan gerak maju. 5. Kaki terlalu lebar, atau satu kaki di depan dan satu kaki di belakang. 6. Hilang keseimbangan

5. Dasar penilaian guling belakang

Tabel 3.8 Dasar Penilaian Guling Belakang No BUTIR- BUTIR TES GERAKAN BENAR SALAH Ba ik Seka li Ti dak A d a Kl h Baik Kes al ahan Ri ng an C uku p Bai k Kes al ahan Se d a ng Kura ng Ba ik Kes a la han Ber a t Ga ga l Kes al ahan Maks im a l 1. Sikap awalsikap sempurna. 0.5 0.4 0.08 0.3 0.12 0.2 0.16 0.2 2. Guling belakang 4.5 3.6 0.8 2.7 1.2 1.8 1.6 2.0 3. Pendaratan 3.5 2.8 0.52 2.1 0.78 1.4 1.04 1.3 4. Sikap akhirkembali ke sikap sempurna 1.5 1.2 0.2 0.9 0.3 0.6 0.4 0.5 140 Keterangan : Predik I Predik II Predik III Predik IV 1 Gerakan Baik Sekali, 0,5 4,5 3,5 1,5 2 Kesalahan tidak ada = 3 Gerakan Baik 0,4 3,6 2,8 1,2 4 Kesalahan Ringan 0,08 0,8 0,52 0,2 5 Gerakan Cukup Baik 0,3 2,7 2,1 0,9 6 Kesalahan Sedang 0,12 1,2 0,78 0,3 7 Gerakan Kurang Baik 0,2 1,8 1,4 0,6 8 Kesalahan Berat 0,16 1,6 1,04 0,4 9 Gerakan Gagal 0 0 0 0 10 Kesalahan Maksimal 0,2 2,0 1,3 0,5 Standar nilai : 1 – 10 H. Teknik Analisis Data Dengan keterlibatan beberapa variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat, yang dimanipulasi secara serentak, maka teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif untuk mendeskripsikan variabel penelitian melalui nilai rata-rata, simpangan baku, grafik diagram maupun tabel-tabel distribusi skor, sedangkan statistika analitik digunakan untuk menguji hipotesis. Maka teknik eksperimental yang digunakan adalah rancangan faktorial, yang dianggap sebagai rancangan yang paling sesuai untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Sekaligus untuk mengetahui ada atau tidaknya interaksi antara suatu variabel dengan variabel lainnya yang menjadi tujuan penelitian ini. Sudjana 1982 : 87 menjelaskan bahwa : 141 “Eksperimen faktorial adalah eksperimen dimana semua hampir semua taraf tiap faktor lainnya yang terdapat dalam eksperimen itu”. Maka sebagai prasyarat dalam teknik analisis varian adalah pengujian validitas, homogenitas data, sedangkan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis varian 3 faktor 3-Ways ANAVA untuk hipotesis 1-7, dan analisis varians faktor tunggal untuk hipotesis 8, 9, 10, 11 dan teknik uji Post Hoc, artinya uji ANAVA dengan bantuan SPSS www.spss.com , ada juga yang dihitung secara manual. Setelah diuji ANAVA maka yang signifikan akan diuji post-hoc. Langkah-langkah analisis varians dalam penelitian ini digunakan taraf signifikan 5. Apabila ratio F0 menyamai atau melebihi dari F teoritis maka hipotesis nol dapat ditolak artinya ada perbedaan antara mean kuadrat kelompok dibandingkan dengan kata lain F yang kita peroleh beda signifikan. Sebaliknya bila ratio F hitung lebih kecil dari F tabel maka hipotesis nol gagal untuk ditolak artinya antara mean kuadrat yang dibandingkan pada F tabel maka hipotesis nol gagal untuk ditolak artinya antara mean kuadrat yang dibandingkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Untuk keperluan teknik analisis data dengan ANAVA 3 jalan 3-ways dan satu jalan menggunakan taraf signifikan 95 disusun hipotesis statistik seperti dibawah ini untuk diuji di BAB IV. Selanjutnya rumusan hipotesis statistik sebagai berikut : 1 HO : µM1 = µM2 HI : µM1 ≠ µM2 2 HO : µK1 = µK2 142 HI : µK2 ≠ µK2 3 HO : µUB1 = µUB2 HI : µUB1 ≠ µUB2 4 HO : M x K = 0 HI : M x B ≠ 0 5 HO : M x UB = 0 HI : M x UB ≠ 0 6 HO : K x UB = 0 HI : K x UB ≠ 0 7 HO : M x K x UB = 0 HI : M x K x UB ≠ 0 8 HO : μ M1K1UB1 = μ M1K1UB2 HI : μ M1K1UB1 ≠ μ M1K1UB2 9 HO : μ M1K2UB1 = μ M1K2UB2 HI : μ M1K2UB1 ≠ μ M1K2UB2 10 HO : μ M2K1UB1 = μ M2K1UB2 HI : μ M2K1UB1 ≠ μ M2K1UB2 11 HO : μ M2K2UB1 = μ M2K2UB2 HI : μ M2K2UB1 ≠ μ M2K2UB2 Keterangan : M = Metode mengajar kombinasi K = Kelentukan UB = Umpan balik pengetahuan hasil M1 = Metode mengajar kombinasi 7 tahap M2 = Metode mengajar kombinasi 4 tahap K1 = Kelentukan dibawah rata-rata 143 K2 = Kelentukan diatas rata-rata UB1 = Umpan balik pengetahuan hasil singkat UB2 = Umpan balik pengetahuan hasil rinci Untuk perhitungan selanjutnya menggunakan perangkat lunak komputer SPSS Santoso Singgih 2003 Statistical Product for Service Solution

1. Penyelenggaraan Penelitian