81
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa antara kelentukan dan umpan balik pengetahuan hasil perbedaan dalam meningkatkan hasil
belajar keterampilan guling belakang terdapat juga perbedaan antara kelentukan dibawah rata-rata dan kelentukan diatas rata-rata pada gambar
tersebut diatas menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara metode pembelajaran kombinasi dengan kelentukan diatas rata-rata secara teori.
Dari kerangka berpikir dan landasan teori maka metode pembelajaran kombinasi 4 tahap menghasilkan hasil belajar keterampilan
guling belakang berbeda dengan metode pembelajaran kombinasi 7 tahap. Umpan balik pengetahuan hasil singkat menghasilkan hasil belajar
keterampilan guling belakang berbeda dengan umpan balik pengetahuan hasil rinci.
Secara teoritis menurut Fred N. Kerlinger 2000, Sudjana 1982, Sudjana 1995 bahwa :
“Terdapat interaksi antara metode pembelajaran kombinasi dengan umpan balik pengetahuan hasil terhadap hasil belajar
keterampilan guling belakang. Landasan-landasan teori diatas menjadi pokok teori dalam penelitian ini”.
6. Interaksi antara kelentukan dan umpan balik pengetahuan hasil
dalam meningkatkan hasil belajar ketrampilan guling belakang.
“Daya lentur fleksibility adalah “efektifitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang
luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh tubuh”.
Sajoto M., 1995 : 9. Telah dijelaskan bahwa, murid-murid yang belum memahami
pengetahuan tentang prinsip-prinsip latihan kelentukan dengan prinsip dan
82
teknik-teknik yang tepat, maka guru diharapkan dapat memperhatikan dasar-dasar ini untuk disajikan kepada murid secara tepat dalam rentangan
gerak tubuh yang benar, akan dapat membantu otot-otot menjadi rileks, meningkatkan fitness total berkaitan dengan kesehatan dan menghasilkan
tubuh yang simetris, menghilangkan cramp dan keadaan nyeri pada tulang serta mengurangi resiko cedera.
Peregangan tubuh juga dapat melepaskan stress emosi dan membantu melancarkan perilaku dari keadaan istirahat, ke keadaan tubuh
dalam berlatih. Pada prinsipnya gerakan guling belakang akan lebih baik jika ditunjang kelentukan tubuh, leher, termasuk pangkal paha bagian
belakang. Dalam Jackson S., Ross M. 1986 : 33 terdapat 5 taraf untuk
menentukan kemampuan kelentukan seseorang sebagai berikut : “Istimewa, diatas rata-rata, dibawah rata dan buruk”.
Akan tetapi dalam penelitian ini hanya diambil dua taraf, yaitu : kelentukan baik dan kelentukan kurang. Yang dimaksud dengan
kelentukan kurang adalah kemampuan kelentukan dibawah rata-rata, sedangkan kelentukan baik adalah kemampuan kelentukan diatas rata-rata.
Dalam kategori kelentukan terdapat 5 taraf, dari kerangka teori diatas maka obyek penelitian ini difokuskan pada pesenam pemula,
sedangkan umpan balik dalam penelitian ini terdiri dari 2 taraf, yaitu umpan balik pengetahuan hasil singkat dan umpan balik pengetahuan hasil
rinci. Yang dimaksud umpan balik pengetahuan hasil singkat adalah
83
umpan balik yang bersifat kualitatif adalah jika guru mengatakan bahwa : putaran badanmu agak miring sedikit ke kanan, guling belakangmu salah
atau putaran badanmu kurang cepat, dan lain-lain. Sedangkan umpan balik pengetahuan hasil rinci adalah umpan balik
bersifat kuantitatif berkaitan dengan keseringan memberikan umpan balik untuk suatu komponen tertentu.
Secara teori maka interaksi antara metode pembelajaran kombinasi dan umpan balik hasil dapat digambarkan sebagai berikut, lihat gambar di
bawah ini :
Gambar 2.9 Interaksi antara Kelentukan dengan Umpan Balik Pengetahuan Hasil terhadap Hasil Belajar Keterampilan Guling Belakang
Keterangan :
K1 = Kelentukan dibawah rata-rata K2 = Kelentukan diatas rata-rata
UB1 = Umpan balik pengetahuan hasil penempilan singkat UB2 = Umpan balik pengetahuan hasil penempilan rinci
Gambar di atas menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara metode pembelajaran kombinasi dan umpan balik hasil dalam
meningkatkan hasil belajar keterampilan guling belakang Fred N. Kerlinger 2000 : 414 dan Robert G.D Steel dan James H. Torrie, 1993 :
Guling Belakang
K1 UB1
K2 UB2
UB1 K1
UB2 K2
B
K
84
409, maka dari landasan teori dan kerangka berpikir yang ada menggambarkan bahwa kedua faktor tersebut di atas tidak ada interaksi
dalam memberikan kontribusi dalam meningkatkan hasil belajar keterampilan guling belakang.
Dari kerangka berpikir dan landasan teori maka metode pembelajaran kombinasi 4 tahap menghasilkan hasil belajar keterampilan
guling belakang yang berbeda dengan metode pembelajaran kombinasi 7 tahap. Umpan balik pengetahuan hasil singkat menghasilkan hasil belajar
keterampilan guling belakang berbeda dengan umpan balik pengetahuan hasil rinci. Teori interaksi diatas menjadi pokok penelitian.
7. Interaksi antara metode mengajar kombinasi, kelentukan dan umpan