91
menentukan kualitas penampilan seseorang, sedangkan bagi pemula jelas bahwa gerakannya masih lamban dan kaku dalam bentuk kasar dan tidak
lengkap, maka pada fase kedua bayangan dan program gerakan mulai berlangsung dengan cepat karena tiap tahap memiliki bentuk dan struktur
gerakan yang hampir sama, pada fase ketiga menstabilisir kemampuan koordinasi halus yang telah dikuasainya dalam penyesuaian tingkat
kesulitan materi pelajaran sesuai kemampuan murid. Dalam rangka kombinasi tersebut diatas terdapat dua taraf yang sama yaitu metode
kombinasi dan kelentukan. Adapun yang berbeda adalah umpan balik pengetahuan hasil rinci dan umpan balik singkat. Taraf umpan balik
dominan sesuai dengan kombinasi. Atas dasar ini maka tingkat motivasi murid yang rendah dapat
ditingkatkan bersamaan dengan umpan balik pengetahuan hasil singkat maka penguasaan gerakan paling sederhana berangsur-angsur menuju
tingkat kesulitan gerakan yang tinggi.
10. Perbedaan metode mengajar kombinasi 7 tahap, kelentukan dibawah
rata-rata dan umpan balik pengetahuan hasil rinci dan singkat dalam meningkatkan hasil belajar ketrampilan guling belakang.
Dalam proses belajar pembelajaran gerak dapat dijelaskan secara sederhana bahwa sebagai salah satu proses mengarah pada upaya
memperoleh perubahan perilaku berhubungan dengan gerak.
92
Gerak dalam pengertian ini erat kaitannya dengan keterampilan, sehingga perubahan perilaku diharapkan menyangkut keterampilan gerak
secara luas. Schmidh 1991 dalam Amung Ma’mun 1999 2000 : 45,
memberikan batasan bahwa yang dimaksud dengan belajar gerak adalah : “Suatu rangkaian proses yang berhubungan dengan latihan atau
pengamatan yang mengarah pada terjadinya perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan
gerakan-gerakan yang terampil”. Metode pembelajaran kombinasi adalah merupakan komponen-
komponen bahan pelajaran, dianalisis menjadi bagian-bagian untuk membangun keutuhan bahan, bagian-bagian yang tidak mempunyai
hubungan dengan yang utuh, justru akan menyimpang dari tujuan instruksional yang ditetapkan.
Telah dijelaskan bahwa metode pembelajaran global dan parsial bukanlah suatu perbedaan yang hakiki, karena tujuan dan bahan pelajaran
itu sama, hanya yang berbeda adalah urutan pemberian bahan tersebut. Berdasarkan deskripsi dan kajian teori, maka metode pembelajaran
kombinasi 4 tahap kurang majemuk dibandingkan dengan metode pembelajaran kombinasi 7 tahap. Bila belajar gerak itu kurang majemuk
maka hasilnya lebih baik seperti dalam penelitian ini. Untuk meningkatkan hasil belajar guling belakang maka disamping
sistem instruksional yang telah disusun maka perlu ditingkatkan seperti kelentukan sebagai prasyarat untuk meningkatkan hasil belajar guling
belakang adalah sangat bermanfaat. Menurut Harsono bahwa :
93
“Static Stretch metode latihan peregangan statis lebih efektif untuk meregangkan kelentukan dibandingkan dengan dynamis stretch
metode latihan peregangan dinamis” Harsono, 1988 : 167.
Hal ini disebabkan karena dynamic stretch hampir tidak memberikan kesempatan untuk meregangkan otot-otot sampai melewati
ambang rangsang otot dan walaupun diberikan, tetapi hanya sesaat saja, sehingga tidak memberikan peregangan maksimal terhadap sendi dan otot.
Peregangan statis meliputi teknik peregangan dengan posisi tubuh bertahan artinya melakukan peregangan dengan tubuh tetap pada posisi
semula tanpa berpindah tempat. Dalam teknik tersebut, meregangkan pada titik yang paling jauh
kemudian bertahan pada posisi meregang. Teknik ini efektif meregangkan otot antagonis yang mempengaruhi
otot utama dan berperan dalam gerakan yang terjadi juga dalam waktu lama untuk menerima suatu respon gerakan. Teknik ini berhasil untuk
menghalangi otot yang ketat otot antagonis sehingga dapat mengangkat famili-famili gerakan guna meningkatkan kualitas gerakan guling
belakang, melalui proses belajar pembelajaran. Dalam penelitian ini membuat taraf faktor kelentukan dibawah rata-
rata dan diatas rata-rata karena yang diteliti adalah murid-murid SMP yang memiliki kemampuan homogen, maka landasan teori statistik yang
ditetapkan kelentukan dibawah rata-rata dan diatas rata-rata jelas bahwa kelentukan diatas rata-rata lebih baik dari pada kelentukan dibawah rata-
rata dalam mengembangkan keterampilan guling belakang.
94
Selanjutnya melalui umpan balik pengetahuan hasil rinci dapat memberikan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan gerakan secara cermat
ke arah peningkatan hasil proses belajar pembelajaran secara maksimal, sekaligus menghilangkan kesalahan-kesalahan gerakan yang bervariasi dan
membingungkan. Kecuali umpan balik rinci maka ada pula umpan balik singkat karena pembelajaran guling belakang itu menggunakan umpan
balik rinci lebih baik dari pada umpan singkat berdasarkan teori. Maka umpan balik rinci berbeda dari pada umpan balik singkat.
Dari kerangka berpikir dan landasan teori maka dalam relasi kombinasi tersebut diatas terdapat dua taraf yang sama yaitu metode kombinasi dan
kelentukan.Adapun yang berbeda adalah umpan balik pengetahuan hasil singkat. Taraf umpan balik rinci dominan sesuai dengan kombinasi metode
pembelajaran kombinasi 7 tahap, dikombinasikan dengan kelentukan dibawah rata-rata dan umpan balik pengetahuan hasil singkat berbeda hasil
belajar keterampilan guling belakang dari pada metode pembelajaran kombinasi 7 tahap dikombinasikan dengan kelentukan dibawah rata-rata
dan umpan balik pengetahuan hasil rinci, artinya metode pembelajaran kombinasi 7 tahap, kelentukan dibawah rata-rata, umpan balik pengetahuan
hasil rinci lebih baik dari pada metode pembelajaran kombinasi 7 tahap dikombinaskan dengan kelentukan dibawah rata-rata menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan antara metode pembelajaran kombinasi 7 tahap dikombinasikan dengan kelentukan dibawah rata-rata dan umpan balik
pengetahuan hasil rinci. Selanjutnya kalau diuji Past Hoc maka kombinasi
95
taraf kedua lebih baik dari pada kombinasi pertama. Kerangka pikir diatas menjadi kerangka pokok penelitian ini.
11. Perbedaan metode mengajar kombinasi 7 tahap dengan kelentukan