22 kooperatif  sehingga  memungkinan  terjadi  interaksi  secara  terbuka
antar anggota kelompok. Selanjutnya  Agus  Suprijono  2011:  55  menyatakan  bahwa
pembelajaran kooperatif
mendapat dukungan
dari teori
konstruktivisme sosial Vygotsky yang menekankan pada pengetahuan dibangun  dan  dikonstruksi  secara  manual.  Vygotsky  menekankan
siswa  mengonstruksi  pengetahuan  melalui  interaksi  sosial  dengan orang lain, hal ini dapat berupa kerjasama dalam kelompok belajar.
Dari  beberapa  pendapat  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan bahwa cooperative learning adalah pembelajaran yang menempatkan
siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan lebih dari dua  orang  dan  bersifat  heterogen,  baik  dari  tingkat  prestasi,  jenis
kelamin,  dan  latar  belakang  etnik  siswa  yang  berbeda-beda,  untuk saling  berinteraksi  dan  bekerja  sama  dalam  memaksimalkan  kondisi
belajar  untuk  mencapai  tujuan  belajar  yang  telah  direncanakan. Dengan  menerapkan  cooperative  learning  diharapkan  dapat
memotivasi  siswa  agar  lebih  aktif  dan  semangat  dalam  mengikuti pembelajaran.
b. Prinsip-prinsip Cooperative Learning
Roger  dan  David  Johson  Anita  Lie,  2007:  31  mengatakan bahwa  tidak  semua  kerja  kelompok  bisa  dianggap  cooperative
learning.  Untuk  mencapai  hasil  yang  maksimal,  lima  unsur  model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, antara lain:
23 1
Saling ketergantungan positif 2
Tanggung jawab perseorangan 3
Tatap muka 4
Komunikasi antaranggota 5
Evaluasi proses kelompok Pendapat  di  atas  diperkuat  oleh  Eveline  Siregar  dan  Hartini
Nara  2011:  114  yang  menjelaskan  bahwa  pendekatan  belajar kooperatif menganut lima prinsip yaitu sebagai berikut:
1 Saling ketergantungan positif.
Ketergantungan  dalam  hal  ini  adalah  keberhasilan  kelompok merupakan  hasil  kerja  keras  dari  seluruh  anggotanya.  Setiap
anggota  diharapkan  dapat  berperan  aktif  dan  mempunyai  andil yang sama terhadap keberhasilan kelompok.
2 Tanggung jawab perseorangan.
Tanggung  jawab  perseorangan  muncul  ketika  seorang  anggota kelompok  bertugas  untuk  menyajikan  hasil  kerja  dari
kelompoknya  dengan  sebaik  mungkin  di  hadapan  guru  dan teman-temannya.  Bagi  anggota  yang  tidak  bertugas,  dapat
mengamati  situasi  kelas,  kemudian  mencatat  hasilnya  agar  dapat didiskusikan dalam kelompoknya.
3 Interaksi tatap muka.
Melalui  kegiatan  bertatap  muka,  semua  anggota  kelompok  dapat berinteraksi  memecahkan  masalah  dan  membahas  materi  secara
bersama-sama. Setiap anggota dilatih untuk menjelaskan masalah
24 belajar
masing-masing, juga
diberi kesempatan
untuk mengajarkan apa yang dikuasainya kepada teman satu kelompok.
4 Komunikasi antar anggota.
Keterampilan  dalam  berkomunikasi  antar  anggota  kelompok sangatlah
penting di
dalam pembelajaran
kooperatif. Keberhasilan  suatu  kelompok  juga  bergantung  pada  kesediaan
para  anggotanya  untuk  saling  mendengarkan  dan  kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapatnya.
5 Evaluasi proses secara kelompok.
Keberhasilan  belajar  dalam  kelompok  ditentukan  oleh  proses kerja  kelompok.  Untuk  mengetahui  keberhasilan  kelompok  perlu
dilakukan  evaluasi  pada  proses  kerja  kelompok  dan  hasil kerjasama,  agar  selanjutnya  dapat  bekerjasama  dengan  lebih
efektif. Selanjutnya,  unsur-unsur  dasar  dalam  cooperative  learning
menurut Lungdren Isjoni, 2009: 16-17 adalah sebagai berikut: 1
Para  siswa  harus  memiliki  persepsi  bahwa  mereka  “tenggelam atau berenang bersama”.
2 Para  siswa  harus  memiliki  tanggung  jawab  terhadap  siswa  atau
peserta didik lain dalam kelompokmya, selain itu tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3 Para  siswa  harus  berpandangan  bahwa  mereka  memiliki  tujuan
yang sama. 4
Para siswa membagi tugas dan berbagai tanggung jawab diantara para anggota kelompok.
5 Para  siswa  diberikan  satu  evaluasi  atau  penghargaan  yang  akan
ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. 6
Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
25 7
Setiap  siswa  akan  dimintai  mempertanggungjawabkan  secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Berdasarkan uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa cooperative  learning  memiliki  prinsip  dan  unsur  yang  berkaitan
dengan interaksi sosial di dalam pembelajarannya. Dalam praktiknya, pembelajaran  kooperatif  harus  memuat  hubungan  sosial  untuk
mencapai  tujuan  bersama.  Setiap  anggota  kelompok  harus  memiliki rasa  saling  ketergantungan  positif,  tanggung  jawab,  mampu
berinteraksi  dengan  anggota  lain,  memiliki  keterampilan  sosial,  dan mampu  melakukan  evaluasi  proses  kerja  kelompok.  Melalui
pembelajaran  kooperatif  yang  mencakup  unsur-unsur    sosial,  siswa diharapkan  dapat  memperoleh  keterampilan  bekerja  sama  selama
proses belajar mengajar.
c. Langkah-langkah Cooperative Learning