a Merendam bahan kedalam air beberapa jam satu malam dalam keadaan bahan tetap terlipat, kemudian dijemur
b Penguapan steam dilakukan dengan menyetrika bahan tekstil menggunakan setrika uap atau dengan menggunakan lap basah dan setrika kering setrika tanpa uap
c Mencuci kering dry clean cara ini dilakukan hanya untuk bahan tertentu seperti wool
3 Meratakan bahan tekstil Bila serat bahan tidak rata maka bahan tekstil perlu diluruskan dengan cara
mencabut benang pakan dari tepi ke tepi bahan tekstil, ratakan dengan menggunting bahan.
4 Meluruskan bahan tekstil Bahan tekstil berkualias baik memiliki tegangan bahan sama panjang, tidak
berkerut, tepi bahan lurusrata pada tepi meja potong. Apabila tegangan bahan tidak sama maka perlu dilakukan perbaikan untuk menyamakan tegangan bahan dengan cara
menarik-narik tenunan dengan arah menyerong.
c. Persiapan pola busana pesta
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum proses menggunting bahan tekstil antara lain persiapan pola. Apabila terjadi satu kesalahan pada pola makan akan berakibat
fatal dan akan mempengaruhi hasil. Untuk mengantisipasi kesalahan tersebut maka perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut.
1 Desain
Desain merupakan pedoman dalam pembuatan dan pengecekan pola. Desain akan mempengaruhi jumlah pola
2 Tanda-tanda pola Tanda-tanda pola diperlukan sebagai pedoman ketika akan mengaturmeletakkan pola
diatas bahan. Garis arah serat grain lain adalah tanda pola berupa garis lurus berbentuk anak panah
dikedua ujung garis, yang digunakan untuk pedoman untuk menentukan posisi pada saat meletakkan pola. Ada tiga arah serat yang digunakan pada pola yaitu vertikal,
horizontal dan diagonal.
Nomor dan kode digunakan untuk mengantisipasi terjadinya kekeliruan dalam menggunting, serta memudahkan dalam bekerja maka setiap lembar pola perlu
dilakukan penomoran dan pengkodean yaitu: F = Front artinya pola muka
B = Back artinya pola belakang L = Lining artinya furing
4. Penataan pola diatas bahan
Penataan pola atau biasa disebut marker layout dilakukan sebelum menggunting bahan. Marker layout adalah susunan pola dari suatu desain pakaian yang ditata diatas bahan tekstil.
Tujuan dari penataan pola adalah : a. Dapat menghemat bahan tekstil
b. Untuk mengetahui keperluan bahan tekstil dalam suatu produk busana c. Untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan efektifitas
d. Mempermudah pengecekan pola yang kemungkinan tertinggal
Jenis kain sangat mempengaruhi peletakan pola pada bahan tekstil, merencanakan tata letak pola pada bahan yang polos atau corak tidak beraturan lebih mudah dari bahan yang
bermotif searah dan beraturan. Meletakkan pola pada bahan tekstil bermotif kotak atau bergaris memerlukan ketelitian yang tinggi. Cara meletakkan pola pada bahan tekstil dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis bahan tekstil antara lain:
1 Jenis kain polos Jenis kain polos, bercorak bebas tidak beraturan dan tidak berkilau seperti kain katun dan
sejenisnya, pola dapat diletakkan dan ditata secara bolak-balik atau dua arah berlawanan. Hal ini tidak akan mempengaruhi hasil jadi suatu busana.
2 Jenis kain dengan tekstur berkilau Jenis kain dengan tekstur berkilau seperti satin atau berbulu seperti beludru lembaran pola
harus diletakkan searah dan tidak boleh berlawanan agar efek kainbahan tekstil tidak berlainan sehingga mempengaruhi hasil suatu busana.
3 Jenis kain bercorak searah Cara meletakkan pola untuk jenis kain bercorak searah pola diatur searah sejalan dengan
mempertimbangkan corak bahan tekstil.
4 Jenis kain berkotak dan bergaris Cara meletakkan pola untuk jenis kain berkotak dan bergaris harus diletakkan dengan sangat
hati-hati dan harus diperhitungkan agar kotak dan garis menyambung satu sama lain. Jenis bahan dengan motif kotak dan bergaris seimbang antara kanan dan kiri, atas dan bawah cara
meletakkan polanya dapat dilakukan searah ataupun dua arah, sebalikanya corak berkotak dan bergaris tidak seimbang pola harus diletakkan searah.