4. Alat dan Bahan Membuat Tusuk Dasar Sulaman
a. Alat
a.  Jarum runcing Jarum runcing biasa diguankan untuk menyulam secara bebas pada tenunan polos seperti
batis, oxpord, tetoron dan lain-lain. Ciri-cirinya yaitu sangat tajam, memiliki ujung yang runcing dan mempunyai ukuran dengan nomor 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22 dan 24.
b.   Jarum tumpul Jarum tumpul dikelompokkan menjadi dua yaitu jarum tumpul dengan nomor 12, 14,
16, 18, 20, yang biasa digunakan untuk menyulam dengan hitungan tertentu terutama untuk membuat tusuk hias pada kain strimin.
c.  Jarum  tumpul  yang  berukuran  besar  dan  tidak  bernomor,  digunakan  hanya  untuk pekerjaan menusuk.
B.  Gunting kecil Gunting yang biasanya digunakan untuk membuat hiasan yaitu gunting kecil yang
fungsinya untuk mempermudah saat memotong benang.
a. Bahan
a.  Benang benang Mouline atau benang woll Benang mouline biasanya digunakan untuk bahan yang halus dan tipis, sedangkan
benang woll merupakan jenis benang yang tebal dengan pori-pori besar. b.  Kain Strimin
Kain strimin merupakan kain yang mempunyai lubang-lubang kecil atau berkotak- kotak. Yang biasanya digunkan untuk membuat sulaman kruisteek
5. Macam-macam Tusuk dasar Sulaman dan Langkah Kerja
Dalam teknik menjahit dengan tangan, biasanya diperoleh hasil karya yang rapih dan halus. Dari depan nampak indah dari belakang nampak rapih. Selain untuk kerapian juga
untuk kekuatan jahitan perlu diperhatikan cara memulai dan mengakhiri jahitan yaitu :
a.  Sebelum tusukan pertama, jarum dijelujurkan halus dari bagian buruk hanya mengambil sedikit saja dari tenunan tiga sampai empat langkah kemudian jarum ditusukkan kebagian
yang baik untuk memulai sulaman. b.  Cara  lain adalah dengan  menusukan  jarum  dari  bagian  buruk kebagian  baik, tinggalkan
1½  -2  cm  ujung  benang.  Pada  waktu  membuat  tusuk-  tusuk  sulaman,  ujung  benang tersebut ikut dijepit sehingga ujung benang itu tidak ikut tercabut.
c.  Menyisakan  ujung  benang  +  6  cm  pada  bagian  buruk  waktu  memulai  tusukan,  dan setelah  benang  tersebut  diselipkan  pada  tusuk  yang  sudah  seperti  waktu  mengakhiri
jahitan. d.  Mengakhiri  jahitan  caranya  adalah  dengan  menusukan  jarum  kebagian  buruk,  jahitkan
beberapa tusuk balut pada bagian belakang tusuk sulam sebelum benang digunting.
Untuk  menghiasi  busana  dapat  dilakukan  dengan  bermacam-macam  teknik  hiasan. Teknik  hiasan  yang  dimaksud  adalah  teknik  menghias  kain  yang  erat  hubungannya  dengan
sulam  menyulam.  Sebelum  memahami  macam-macam  teknik  teknik  menghias  kain sebaiknya  terlebih  dahulu  mempelajari  macam-macam  tusuk  hias,  karena  tusuk  hias
merupakan  dasar  dari  menghias  kain.  Tiap-tiap  tusuk  hias  mempunyai  keindahan  masing- masing.  Penyusunan  bermacam  tusuk  hias  yang  harmonis  akan  melahirkan  suatu  dekoratif
yang  menarik.  Berikut  ini  dikemukakan  beberapa  tusuk  hias  yang  sering  digunakan  dalam menghias kain, diantaranya: