a.  Pensil  merah biru b.  Penggaris
c.  Skala 1:4 d.  Kertas dorslah
e.  Kertas payung f.  Gunting kertas
g.  Lem
2. Teknik membuat rancangan bahan
Berikut ini adalah  langkah-langkah  membuat rancangan  bahan dengan  menggunakan  skala 1:4
a.  Membuat semua bagian-bagian  pola yang telah dirubah menurut desain serta bagian-bagian yang digunakan sebagai lapisan dalam ukuran skala 1:4.
b.  Menyiapkan  kertas  yang  memiliki  lebarnya  sama dengan  lebar kain  yang akan digunakan dalam pembuatan pakaian tersebut dalam ukuran skala  yang sama dengan skala pola  yaitu
1:4. c.  Kertas  pengganti  kain  dilipat  menjadi  dua  menurut  arah  panjang  kain  dan  bagian-bagian
pola disusun di atas kertas tersebut. Cara menyusun pola dimulai dengan bagian-bagian pola yang besar baru kemudian pola-pola yang kecil agar lebih efektif dan efisien.
d.  Menghitung panjang kain yang terpakai setelah pola diberi tanda-tanda pola dan kampuh. Prinsip  yang  harus  diperhatikan  saat  membuat  rancangan  bahan  ini  bahwa  mode   simetris
bahan  harus  dirangkap,  sedangkan  mode  asimteris  bahan  harus  dibentangkan  terlebih dahulu.  Setelah  mengatur  bagian-bagian  pola  ketika  merancang  bahan,  perlu  untuk
ditambahkan  kampuh  pada  tiap  pola  kurang  lebih  2  cm  dan  untuk  kelim  4  cm.  Dengan rancangan  bahan  ini  maka  akan  diketahui  berapa  banyak  bahan  yang  dibutuhkan  untuk
mode tersebut. Contoh rancangan bahan model simetris.
Contoh dalam membuat rancangan bahan a.  Rancangan Bahan Utama
Adalah  bahan  pelapis  yang  terletak  di  seluruh  bagian  dari  pakaian,  tetapi  pada umumnya  hanya dipergunakan pada  bagian-bagian tertentu saja,  seperti pada kerah,
manset,  saku,  dan  lain  sebagainya.  Lapisan  dalam  lebih  kokoh  dari  lapisan  bawah, karena fungsinya yang memperkuat dan memelihara bentuk pakaian.
b.  Rancangan bahan furing lining Furing  Adalah  bahan    pelapis  yang  digunakan  untuk  menutupi  bagian  dalam  pada
pakaian.  Liningfuring  disebut  juga  dengan  lapisan  terakhir.  Lining  memberikan penyelesaian  yang  rapi,  dan  memberikan  rasa  nyaman,  kehangatan,  dan  kehalusan
terhadap  kulit.  Bahan  pelapis  memiliki  ciri-ciri  yaitu  lembut,  licin,  tipis,  ringan, higrokopis  sehingga  memberi  rasa  sejuk  saat  dikenakan.  Contoh  dari  bahan  pelapis
liningfuring  yaitu  satin,  katun,  rayon,  nilon,  sutera  silky,  trico.  Adapun  contoh bahan pelapis dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
c.  Rancangan bahan  pelapis interfacing Adalah  bahan  pelapis  yang  terletak  di  seluruh  bagian  dari  pakaian,  tetapi  pada
umumnya hanya dipergunakan pada bagian-bagian tertentu saja,. Lapisan dalam lebih kokoh  dari  lapisan  bawah,  karena  fungsinya  yang  memperkuat  dan  memelihara
bentuk  pakaian.  Interfacing  digunakan  pada  bagian-bagian  tertentu  pada  pakaian, seperti  pada  kerah,  lapisan  saku,  belahan  tengah  muka,  belahan  lengan  placket,
manset, dan sebagainya.