Tujuan Menyetrika Alat Dan Bahan Menyetrika

e. Papan Setrika Lengan Seam Roll Papan setrika lengan ini dapat dipakai untuk menyetrika bagian pakaian yang kecil di samping untuk lengan juga dipakaian bayi dan kampuh- kampuh bahu yang perlu sekali dimasukkan lobang lengan pada papan ini akan lebih mudah. f. Alat Penyemprot Alat ini dipakai jika setrika bukan uap. Bagian-bagian pakaian yang akan disetrika dibasahi menggunakan alat penyemprot ini. Apabila akan memampat semua bahan yang berkilau harus dialas dengan lap pemampat dibasahi dan disemprot baru disetrika. g. Lap Pemampat Lap pemampat ini ada 2 yaitu bahan yang tebal dari flanel dan yang tipis dari katun. Kegunaan lab yang tebal digunakan pada bahan yang berkilau sedang yang tipis katun digunakan untuk bahan yang tahan panas cheesecloth. h. Lap Pencoba Untuk lap pencoba ini disediakan di dekat setrika, setiap kali akan menyertika dicobakan terlebih dahulu pada lap pencoba baru pada bahan. Tujuan dari kegiatan ini agar apabila kotor tidak langsung pada bahan, dan jika alat setrikanya panas tidak langsung pada bahan sehingga gosong. Yang perlu diperhatikan lap pencoba dapat menggunakan perca dari setiap bahan yang akan diseterika, karena dapat mengetahui kekuatan panas seterika tersebut pada bahan. Misalnya : jika terjadi kerut pada kain, yang disebabkan oleh panas seterika maka hal ini dapat mengurangi nilai busana. i. Tailor’s Ham Pressing Ham Tailor’s ham ini adalah alat pemampat yang berbentuk silinder atau melengkung, membulat yang dapat dibuat sendiri seperti bantal, digunakan untuk memampat bagian-bagian yang sulit dan melengkung seperti garis-garis bias pada prinses menuju ke pinggang melengkung dan bagian- bagian lain yang tidak datar. j. Papan Pemampat Clapper Papan pemampat ini dibuat dari kayu yang sudah dihaluskan, gunanya adalah untuk menstabilkan bahan yang sudah dimampat. Agar tidak berubah bentuk. Misalnya bahan dari wol, setelah dimampat setrika diangkat, lalu digantikan oleh papan pemampat ini sampai panasnya berkurang, sebab kalau langsung dilepas tidak ada manfaatnya papan pemampat ini. k. Mesin Pemampat Mesin Press Apabila ada mesin pemampat seperti di atas lebih praktis lagi tanpa alat pelembab yang lain. Pemakaiannya seperti mesin foto copy. Bahan diletakkan lalu ditutup, tekan tombol sesuai dengan aturan yang dikehendaki. Jika ada pengatur waktu nanti akan dapat membuka sendiri sehingga hasilnya lebih bagus rapi dan tidak berubah bentuk.

4. Mengerjakan Pengepresan

Pressing yaitu melakukan proses penekanan agar bahan lebih rapi dan berkualitas tinggi, dengan cara kerjanya: 1. Memeriksa busana yang akan dipres agar jelas yang akan dilakukan 2. Mempres bagian atas dan bawah 3. Mempres setikan kelim bawah 4. Mempres ban pinggang, saku atau bagian-bagian busana lainnya. Pengaturan suhu sewaktu pengepresan disesuai-kan dengan bahan yang akan di press. a Pengepresan dengan strika press Pada alat tersebut sudah ada tombol pengatur suhu. Suhu maksimal 1100 watt. Tombol yang nomor 6 dengan panas maksimal 1100 watt. Tombol nomor 1, 2 dan 3 pressnya sama dengan memakai strika biasa tanpa uap air. Untuk tombol 4, 5 dan 6 dapat mempress dengan uap air. Untuk pakaian sintetis dan silk panas maksimal sampai nomor 4, tapi harus memakai uap air. Dan untuk katun dan lenan bisa lebih. b Pengepressan dengan mesin press Harus disesuaikan dengan tanda-tanda suhu mesin. Nomor 1 untuk nilon, nomor 2 untuk silk, nomor 3 untuk wool, nomor 4 untuk katun dan nomor 5 untuk linen. Untuk nomor 1 tanpa uap air, untuk silk, wool, katun dan linen sudah memakai uap air. Untuk lebih jelasnya lihat buku pedoman petunjuk pemakaian mesin press, karena setiap tipe mesin press pengaturannya sesuai dengan spesifikasinya masing-masing c Memakai Sterika Biasa Bila memakai seterika biasa panasnya juga disesuaikan dengan bahan yang akan dipress, kemudian dapat dipakai bahan katun yang dibasahkan untuk alas pengepresaan agar hasilnya rapi dan dapat mengatasi gosong pada pakaian. Pengaturan suhunya nomor 2 untuk silk dan nilon, nomor 3 untuk poliester dan rayon, nomor 4 untuk wool nomor 5 untuk katun dan nomor untuk linen dengan strika yang panas maksimal 450 watt. Seandainya memakai seterika yang panasnya 300 watt bisa dengan panas maksimal untuk mengepres polyester dan rayon dan dengan mengalas dengan kain katun basah.

5. Teknik atau Cara Menyetrika Bagian-bagian Busana

Untuk mendapat kwalitas produk pakaian yang baik dengan proses yang baik pula. Salah satunya teknik mempress atau pressing ada dua tahap pengepressan

a. Pengepressan antara

Pengepressan antara yaitu pada saat proses menjahit dilakukan pressing pada bagian- bagian pakaian yaitu setiap langkah menjahit di press seperti: 1 Pengepressan kampuh, yaitu kampuh bahu dan kampuh sisi. Setelah bahu dan sisi disambungkan sebelum disetrika terlebih dahulu kampuh dirapikan dan diberi guntingan untuk kampuh jahitan melengkung agar dapat menghasilkan bentuk lengkung yang bagus dan rapi. 2 Pengepressan lipit seperti lipit pantas dan lipit-lipit lainya bila ada. Lipit bentuk kup setelah dijahit kemudian diseterika. Diarahkan ke sisi apabila kup pinggang. Pertama diseterika dari bagian buruk dengan disemprot terlebih dahulu kemudian dimampat atau dipres, pada saat mengepress dari baigian baik harus dialas dengan lap pemampat baru diseterika.

3 Melekatkan Fiselin

Untuk merekatkan fiselin, bahan diletakkan rata di atas papan seterika kemudian disemprotdialas basah lalu dimampat atau disetrika dengan tidak digosok tetapi ditekan-tekan agar tidak mulur atau berubah bentuk. Yang perlu diperhatikan setelah proses pressing tersebut jangan dilipat atau ditekuk melainkan diletakkan lurus sampai dingin agar selama proses pendinginan tidak mengalami perubahan bentuk. 4 Pengepressan lapisan Interlining pada tengah muka, depun, krah dan sebagainya. Proses penyelesaian lapisan leher menurut bentuk bulat apabila dilakukan dengan tehnik pengepresan yang benar maka hasilnya akan diperoleh yang bagus rapi dan rata. Demikian juga untuk lapisan-lapisan pakaian yang lain.