Pencapaian Good Governance Pengeluaran Pembiayaan

132

6. Rasio dana perimbangan terhadap total pendapatan

39 , 88 00 , 025 . 345 . 402 . 726 00 , 671 . 551 . 073 . 642 Pendapatan otal n Perimbanga Dana Pendapatan Total Pendapatan Total Terhadap n Perimbanga Dana Rasio    T Rasio dana perimbangan terhadap total pendapatan dihitung dengan membandingkan antara realisasi penerimaan dana perimbangan dan total realisasi pendapatan, termasuk didalam dana perimbangan antara lain: pendapatan bagian daerah dari PBB, PPh, sumber daya alam, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus. Rasio ini mengukur sumbangan dana perimbangan dalam menyediakan dana pembangunan. Standard ideal, porsi terbesar dalam unsur pendapatan adalah APBD sisanya diperoleh dari dana perimbangan dan dana pinjaman yang bersifat menutup defisit anggaran. Makin kecil rasio yang dihasilkan maka makin baik kemampuan pemda dalam membiayai pembangunan sendiri. Rasio diatas 50 berarti tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat masih sangat tinggi.

6. Pencapaian Good Governance

Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri jika dianalisis dari laporan anggaran belanja keuangan masih terjadi pengalokasian anggaran yang kurang tepat, berdasarkan jenis belanja yaitu belanja pegawai langsungtidak langsung 133 sebesar Rp470.719.900,000,00 Belanja barang dan jasa sebesar Rp103.417.807.500,00 serta belanja modal sebesar Rp94.222.077.000,00, dimana pos belanja pegawai yang terbesar karena memang setiap daerah itu kebanyakan PNS otomatis pos belanjanya paling besar. Yang patut dipertanyakan adalah pos belanja barang dan jasa lebih besar dari pada pos belanja modal, sehingga bisa dianalisis bahwa didalam pos belanja barang dan jasa terdapat rekening belanja perjalanan dinas dimana jenis belanja ini sebelum ada PP. No. 24 Tahun 2005 masih istilah penjatahan, ada atau tidak perjalanan dinas untuk setiap kepala SKPD tetap diberikan, begitu juga untuk anggaran alat tulis menulis serta bahan habis pakai lainnya semuanya masih menggunakan istilah penjatahan. Inilah yang mengakibatkan para pejabat terutama Bupati bebas melancong keluar negeri dengan dalih promosi potensi ekonomi sementara belanja modal yang merupakan investasi lebih sedikit dibanding dengan belanja barang dan jasa, investasi ini juga masih banyak mendapat tantangan baik dari kalangan LSM, Masyarakat bahkan Anggota Dewan menolak dengan dibangunnya gapura selamat datang di Wonogiri yang menghabiskan dana Rp 1,6 M. padahal disekitar perbatasan tersebut sudah ada 3 gapura yang tujuannya sama. Belum lagi proyek mercury lainnya seperti pembangunan museum karst dunia, proyek tambatan perahu pendaratan ikan, Proyek singkong semuanya gagal total padahal sudah terlanjur banyak memakan anggaran. Itulah Wonogiri, belum tuntas menghitung input, output dan outcomenya sudah memutuskan untuk membangun. 134 Jika dianalisis dari indikator kinerjanya sesuai laporan keuangan Wonogiri, secara umum rata-rata menghasilkan indikator keberhasilan untuk semua SKPD, analisis ini berhasil diatas kertas tetapi dimata para stakeholder adalah gagal total, karena kebanyakan proyek hura-hura misalnya penyambutan Presiden menghabiskan anggaran Rp 1,7 M, belum lagi acara seremonial lainnya. Pemerintah Kabupaten Wonogiri menurut pendapat stakeholder cenderung boros. Kebanyakan programnya adalah proyek hura-hura jamasan, peringatan hari jadi Wonogiri, pekan syawalan, pekan budaya, dll. Hasil temuan penelitian ini berdasarkan wawancara dengan beberapa stakeholder yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan Kabupaten Wonogiri, sedangkan untuk pencapaian akuntabilitas, berdasarkan hasil penelitian bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan oleh Pemerintah KabupatenWonogiri berikut ini. a. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum Akuntabilitas kejujuran yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri adalah dalam proses penyusunan anggaran dan laporan keuangan semuanya disajikan secara jujur dan apa adanya tanpa ada penyalahgunaan wewenang atau jabatan, sedangkan akuntabilitas hukum adalah pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Wonogiri terhadap hukum yang berlaku yaitu penyusunan laporan keuangan didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku saat itu, dan jika ada kesalahan yang berakibat fatal maka pegawai yang bertugas bersedia untuk bertanggungjawab sesuai dengan ketentuan hukum. 135 b. Akuntabilitas proses Akuntabilitas proses yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri adalah melaksanakan tugas dengan menggunakan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan sistem adminstrasi dengan sebaik mungkin, serta melakukan pertanggungjawaban publik dengan menyusun laporan keuangan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan dan diatur dalam peraturan perundang-undangan yaitu paling lambat akhir Maret periode berikutnya. c. Akuntabilitas program Akuntabilitas program terkait dengan usaha pemerintah kabupaten Wonogiri untuk menyusun Laporan Keuangan Daerah dengan tepat dan sesuai jadwal yang sudah ditentukan. d. Akuntabilitas kebijakan Akuntabilitas kebijakan terkait dengan usaha Pemerintah Kabupaten Wonogiri untuk berpegang pada kebijakan-kebijakan yang sudah diputuskan oleh DPRD dan Bupati. Keputusan bupati yang berkaitan dengan tata pengelolaan keuangan daerah terdapat pada Perda No 9 Tahun 2004 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

7. Peningkatan value for money