13
2. Penyusunan dan Penetapan APBN dan APBD
Definisi  anggaran  menurut  The  National  Committee  on  Governmental Accounting,  dalam  Halim,  2004:  12  “A  Budget  is  plan  of  financial  operation
embodying  an  estimated  of  proposed  expenditures  for  given  period  of  time  and proposed  means  of  financing  them”.  Anggaran  adalah  rencana  kegiatan  yang
diwujudkan  dalam  bentuk  finansial,  yang  meliputi  usulan  pengeluaran  yang diperkirakan  untuk  suatu  periode  waktu  tertentu,  beserta  usulan  cara-cara
memenuhi pengeluaran tersebut. Anggaran  Pendapatan  dan  Belanja  Negara  APBN  serta    Anggaran
Pendapatan dan  Belanja Daerah ABPD  merupakan  inti akuntansi  pemerintahan terutama  sebelum  reformasi  keuangan  daerah  karena  era  tersebut  anggaran
merupakan  satu-satunya  informasi  keuangan  yang  dihasilkan  pemerintah.  Oleh karena itu, kedudukan APBN dan APBD dalam akuntansi keuangan pemerintahan
sangat  penting.
a. Penyusunan dan penetapan APBN
APBN  ditetapkan  setelah  pemerintah  terlebih  dahulu  menyusun RAPBN  yang  berpedoman  pada  rencana  kerja  pemerintah.  Pemerintah
menyampaikan kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya  kepada  DPR.  Berdasarkan  kerangka  ekonomi  makro  dan  pokok-
pokok  kebijakan  fiskal,  pemerintah  pusat  dan  DPR  membahas  kebijakan umum  dan  prioritas  anggaran  untuk  dijadikan  acuan  bagi  setiap  kementerian
negara atau lembaga dalam penyusunan usulan anggaran.
14
Dalam  menyusun  RAPBN,  menteri  atau  lembaga  negara  menyusun rencana  kerja  dan  anggaran  tahun  berikutnya.  Rencana  kerja  dan  anggaran
disusun  berdasarkan  prestasi  kerja  yang  akan  dicapai  dan  disertai  dengan perkiraan  belanja  untuk  tahun  berikutnya.  Rancangan  anggaran  tersebut
disampaikan ke DPR untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN. Hasil  pembahasan  rencana  kerja  dan  anggaran  disampaikan  kepada  menteri
keuangan sebagai bahan penyusunan RUU APBN tahun berikutnya. Pemerintah pusat mengajukan RUU APBN disertai nota keuangan dan
dokumen-dokumen  pendukungnya  kepada  DPR.  APBN  yang  disetujui  DPR terinci sampai dengan organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.
b. Penyusunan dan penetapan APBD
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan  kemampuan  pemerintah  daerah.  Penyusunan  RAPBD  berpedoman  pada
rencana  kerja  pemerintah  daerah  dalam  rangka  mewujudkan  tercapainya tujuan  bernegara.  Pemerintah  daerah  menetapkan  kebijakan  umum  APBD
tahun  anggaran  berikutnya  sejalan  dengan  rencana  kerja  pemerintah  daerah. Kebijakan  tersebut  dijadikan  sebagai  landasan  penyusunan  RAPBD  kepada
DPRD.  DPRD  membahas  kebijakan  umum  APBD  tersebut  dalam pembicaraan  pendahuluan  RAPBD  tahun  anggaran  berikutnya.  Kemudian
pemerintah  daerah  bersama  DPRD  membahas  prioritas  dan  plafon  anggaran sementara  untuk  dijadikan  acuan  bagi  Satuan  Kerja  Perangkat  Daerah
SKPD.
15
Rencana  kerja  dan  anggaran  disertai  dengan  perkiraan  belanja  untuk tahun  berikutnya  setelah  tahun  anggaran  yang  sudah  disusun  disampaikan
kepada DPRD untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD. Hasil pembahasan  disampaikan  kepada  pejabat  pengelola  keuangan  daerah  untuk
dibuatkan  Rancangan  Peraturan  Daerah  tentang  APBD.  Rancangan  Perda APBD disertai penjelasan dan dokumen pendukung diserahkan kepada DPRD.
Pengambilan  keputusan  oleh  DPRD  mengenai  Rancangan  Perda  APBD dilakukan  selambat-lambatnya  satu  bulan  sebelum  tahun  anggaran
bersangkutan dilaksanakan. Dengan  demikian  pengelolaan  keuangan  dilaksanakan  dalam  rangka
desentralisasi, dimana setiap penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran  yang  bersangkutan  dimasukan  dalam  APBD.  Pertanggungjawaban
keuangan  daerah  harus  dibuat  laporan  keuangan  yang  terdiri  atas  laporan realisasi APBD, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
16
Gambar 1. Siklus Penyusunan dan Penetapan APBD
Sumber: Makalah Perubahan Paradigma Pengelolaan Keuda, Muhtar, 2008
3. Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah a. Akuntansi keuangan daerah