46
untuk  mempertanggungjawabkan  segala  informasi  yang  berkaitan  dengan  segala kebijakan publik yang harus diketahui publik.
10.  Transparansi
Transparansi    merupakan  prinsip  yang  menjamin    akses  atau  kebebasan bagi  setiap  orang  untuk  memperoleh  informasi  tentang  kebijakan,  proses
pembuatan  kebijakan  dan  pelaksanaannya  serta  hasil-hasil  yang  dicapai Bappenas dan Depdagri 2002.
Transparansi menurut Wisnu 2007 dalam Kasijan 2008 mengisyaratkan bukan  hanya  untuk  dibuat  tetapi  juga  untuk  terbuka  dan  dapat  diakses  oleh
masyarakat  karena  aktivitas  pemerintah  adalah  dalam  rangka  menjalankan amanah rakyat.
Dari  pendapat  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  transparansi  adalah  suatu keterbukaan  pemerintah  menyajikan  informasi  yang  relevan  sesuai  dengan
ketentuan  perundang-undangan  dan  standar  pelaporan  yang  berlaku  yang  dapat diakses  oleh  masyarakat  umum  sebagai  informasi  untuk  mengetahui  segala
kebijakan pemerintah sebagai pemegang amanah.
B. Relevansi dengan Penelitian Sebelumnya
Penelitian tentang laporan keuangan daerah masih sangat terbatas. Berikut ini merupakan salah satu hasil penelitian yang berkaitan dengan topik yang sama.
1. Sampelalang    2007  melakukan  penelitian  Implementasi  Peraturan
pemerintah      Nomor  105  Tahun  2000  tentang    Pengelolaan  dan
47
Pertanggungjawaban Keuangan
Daerah baik
sistem pencatatan
akuntansinya maupun penyusunan laporan keuangan  Di Kabupaten Tana Toraja  Provinsi  Sulawesi  Selatan.  Berdasarkan  hasil  penelitian  diketahui
bahwa  pengelolaan  keuangan  daerah  menurut  Kepmendagri  Nomor  29 Tahun  2002  telah  berhasil  disusun  dan  diimplementasikan  dengan  baik
pada  pelaporan  keuangan  periode  2005-2006  di  Kabupaten  Tana  Toraja. Untuk Laporan  Keuangan Periode 2007  berdasarkan Permendagri No. 13
Tahun  2006  dan  PP.  No.  24  Tahun  2005  yang  menggunakan  struktur belanja  tidak  langsung  dan  belanja  langsung  telah  di  implementasikan,
bahkan  Satuan  Kerja  Perangkat  Daerah  SKPD  sudah  terdesentralisasi dengan  baik,  namun  beberapa  faktor  yang  menjadi  hambatan  adalah
kualitas  Sumber  Daya  Manusia  dinilai  kurang  memenuhi  demikian  juga dengan ketersediaan fasilitasnya yang belum memadai.
2. Yoke  2008  mengadakan  penelitian  di  Kabupaten  Sukoharjo  tentang
implementasi  Peraturan  Pemerintah  Nomor    105 Tahun  2000  dengan  PP. 24  Tahun  2005  mengemukakan  bahwa  masih  kurangnya  sumber  daya
manusia      serta  kurangnya  fasilitas  juga  mempengaruhi  penerapan peraturan  pemerintah  tersebut  terbukti  dengan  beberapa  staf  masih
memegang  pekerjaan  ganda  namun  belum  setiap  staf  karyawan menghadapi perangkat komputer.
3. Kasijan  2008    mengadakan  penelitian  yang  sama  di  Kabupaten  Kulon
Progo  menyimpulkan  bahwa  penerapan  peraturan  pemerintah  No.  24 Tahun  2005  tersebut  dipengaruhi  oleh  faktor  extern  dan  faktor  intern.
48
Faktor  extern  adalah  unsur  birokrasi  sedangkan  faktor  intern  adalah kemampuan  sumber  daya  manusianya  masih  kurang  didalam  memahami
setiap perubahan peraturan tersebut. Dari  beberapa Penelitian  sebelumnya  ada     persamaan dengan   penelitian
di  Pemerintah  Daerah  Kabupaten  Wonogiri  dalam  implementasi  PP.  No.  24 Tahun 2005  menurut beberapa  pendapat  stakeholder bukan  karena sumber daya
manusia atau fasilitas yang kurang memadai tetapi karena  faktor birokrasi.
C.  Kerangka Pemikiran