Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung

87 Tabel 4. Perbedaan Struktur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Belanja Daerah Tahun 2006 dengan 2007 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2006 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2007 2 BELANJA I. Aparatur Daerah 1. Belanja Administrasi Umum BAU  Belanja Pegawai  Belanja Barang dan Jasa  Belanja Perjalanan Dinas  Belanja Pemeliharaan 2. Belanja Operasi dan Pemeliharaan BOP  Belanja Pegawai  Belanja Barang dan Jasa  Belanja Perjalanan Dinas  Belanja Pemeliharaan 3. Belanja Modal II. Pelayanan Publik 1. Belanja Administrasi Umum BAU  Belanja Pegawai  Belanja Barang dan Jasa  Belanja Perjalanan Dinas  Belanja Pemeliharaan 2. Belanja Operasi dan Pemeliharaan BOP  Belanja Pegawai  Belanja Barang dan Jasa  Belanja Perjalanan Dinas  Belanja Pemeliharaan 3. Belanja Modal III. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan IV. Belanja Tidak Tersangka B. BELANJA DAERAH

1. Belanja Tidak Langsung

 Belanja Pegawai  Belanja Bunga  Belanja Subsidi  Belanja Hibah  Belanja Bantuan Sosial  Belanja Bagi Hasil Kepada pemerintah Desa  Belanja Bantuan Keuangan Kepada pemerintah Desa  Belanja Tidak Terduga

2. Belanja Langsung

 Belanja Pegawai  Belanja Barang dan Jasa  Belanja Modal Sumber: Bidang Perencanaan dan Penyusunan Anggaran BPKD Wonogiri, 2008 88 Tabel 5. Perbedaan Struktur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Pembiayaan Daerah Tahun 2006 dengan 2007 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2006 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2007 C. PEMBIAYAAN 1. Penerimaan Pembiayaan  Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu  Transfer dari Dana Cadangan  Transfer dari Dana Depresiasi  Pinjaman daerah  Penjualan Obligasi  Hasil Penjualan Barang Milik Daerah yang Dipisahkan 2. Pengeluaran Pembiayaan  Transfer ke Dana Cadangan  Transfer ke Dana Depresi  Penyertaan Modal  Pembayaran Pokok Hutang  Sisa Lebih Anggaran Tahun Berkenaan C. PEMBIAYAAN DAERAH 1. Penerimaan Pembiayaan  Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya SILPA  Pencairan Dana Cadangan  Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan  Penerimaan Pinjaman Daerah  Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman  Penerimaan Piutang Daerah  Pencairan Deposito 2. Pengeluaran pembiayaan  Pembentukan dana cadangan  Penyertaan Modal Investasi Pemerintah Daerah  Pembayaran Pokok Utang  Pemberian Pinjaman daerah Sumber: Bidang Perencanaan dan Penyusunan Anggaran BPKD Wonogiri, 2008 Dalam penyusunan Laporan Realisasi Anggaran, terdapat perbedaan struktur antara permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dengan PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Laporan keuangan yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah menggunakan struktur akun pendapatan, belanja, dan pembiayaan Permendagri No. 13 Tahun 2006 yang berbeda dengan Standar Akuntansi 89 Pemerintahan PP No. 24 Tahun 2005. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah langkah konversi. Berikut bagan konversi yang dimaksud. Tabel 6. Perbedaan Struktur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Permendagri 13 Tahun 2006 dengan PP 24 tahun 2005 Permendagri No. 13 Tahun 2006 PENDAPATAN PP. No. 24 Tahun 2005 tentang SAP PENDAPATAN A. Pendapatan Asli Daerah