Perbedaan Penyusunan dan Pencatatan Laporan Keuangan Daerah

82 2 Sub bidang perbendaharaan pembangunan. e. Bidang anggaran, terdiri atas: 1 Sub bidang anggaran rutin. 2 Sub bidang keuangan dan perencanaan 3 Sub bidang anggaran pembangunan. f. Bidang pembukuan dan verifikasi, terdiri atas: 1 Sub bidang pembukuan dan verifikasi pembangunan. 2 Sub bidang pembukuan dan verifikasi pendapatan. Secara keseluruhan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD Kabupaten Wonogiri mempunyai 52 stafkaryawan, di lihat dari sumber daya manusianya berdasarkan disiplin ilmu yang berkaitan dengan keuangan, 35 orang sarjana terdiri dari 27 orang sarjana ekonomi akuntansi, 8 orang sarjana hukum dan sarjana sosial, 16 orang IPS SMA dan SMEA tata buku serta 1 orang sopir tamatan SMP, sebenarnya sudah cukup memadai untuk menerapkan PP. No. 24 Tahun 2005.

B. Deskripsi Permasalahan

1. Perbedaan Penyusunan dan Pencatatan Laporan Keuangan Daerah

Kabupaten Wonogiri Sebelum dan Sesudah Adanya PP 24 Tahun 2005 dan PP No 58 Tahun 2005 Penyusunan laporan keuangan daerah pada tiap-tiap daerah otonom diatur dalam undang-undang dan peraturan pemerintah. Dimana pada laporan keuangan 83 daerah tahun 2006 Pemerintah Kabupaten Wonogiri masih menggunakan PP No 105 Tahun 2000 dan Kepmendagri No 29 Tahun 2002, sedangkan laporan keuangan daerah tahun 2007 yang seharusnya sudah menggunakan PP 24 Tahun 2005 dan PP No 58 Tahun 2005 serta Permendagri No 13 Tahun 2006, namun karena dalam masa transisi, maka Pemerintah Kabupaten Wonogiri belum menerapkannya, sehingga penulis harus mengkonversi laporan keuangan tahun 2007 agar sesuai dengan PP 24 Tahun 2005 dan PP No 58 Tahun 2005 serta Permendagri No 13 Tahun 2006. Berdasarkan data yang diperoleh, maka perbedaan dasar hukum yang digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri dalam menyusun Laporan Keuangan Daerah Tahun 2006 dan 2007 adalah seperti tabel berikut ini: Tabel 1. Perbedaan Dasar Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2006 dan 2007 Tahun 2006 Tahun 2007 1. PP No 105 Tahun 2000 2. Kepmendagri No 29 Tahun 2000 3. Perda No 9 Tahun 2004 1. PP No 24 Tahun 2005 2. PP No 58 Tahun 2005 3. Permendagri No 13 Tahun 2006 4. Perda No 2 Tahun 2005 5. Perda No.8 Tahun 2007 6. Perda No. 12 Tahun 2007 7. Peraturan Bupati No. 38 Tahun 2006 Sumber: DPPKAD Kabupaten Wonogiri, 2009 Dari hasil penelitian di lapangan pada dasarnya perbedaan penyusunan dan pencatatan antara peraturan lama dan peraturan baru, terletak pada struktur belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran, sedangkan Neraca dan Laporan Arus Kas 84 pada prinsipnya sama. Dimana pada peraturan lama, struktur belanja terdiri dari kelompok belanja aparatur daerah dan kelompok belanja pelayanan publik, dan dari masing-masing kelompok belanja tersebut terdiri dari jenis belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan serta belanja modal. Dalam peraturan baru, struktur belanja terdiri dari kelompok belanja langsung dan kelompok belanja tidak langsung. Agar tidak terjadi salah presepsi dan penafsiran, maka dalam peraturan baru juga berusaha menjelaskan hal-hal yang dapat diketahui oleh semua lapisan masyarakat melalui Catatan Atas Laporan Keuangan agar sedapat mungkin mudah dimengerti oleh semua stakeholder bukan untuk kalangan yang mengerti dan memahami tentang akuntansi saja. Hal ini dikarenakan laporan keuangan merupakan interpretasi kinerja suatu entitas. Entitas disini adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri. Dimana Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri harus bertanggungjawab kepada masyarakat secara umum, sedangkan masyarakat umum tersebut terdiri dari kalangan yang berbeda-beda. Sehingga diharapkan masyarakat umum dapat mengerti dan memahami hasil kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri tersebut berdasarkan Laporan Keuangan Daerah yang dihasilkan. Dasar hukum penyusunan dan pencatatan Laporan Realisasi Anggaran tahun anggaran 2006 adalah PP No. 105 Tahun 2000 dan Kepmendagri No 29 Tahun 2002, sedangkan dasar hukum penyusunan dan pencatatan Laporan Realisasi Anggaran tahun anggaran 2007 adalah PP No.24 Tahun 2005 dan PP No. 58 Tahun 2005 serta Permendagri No 13 Tahun 2006. Dari hasil laporan realisasi anggaran tersebut kemudian dapat disusun laporan arus kas dan neraca. 85 Perbedaan penyusunan Laporan Realisasi Anggaran dapat dilihat dari segi dasar hukum Kepmendagri No 29 Tahun 2002 dan Permendagri No 13 tahun 2006 seperti tabel berikut ini. Tabel 2. Perbedaan Struktur APBD Berdasarkan Kepmendagri No. 29 Tahun 2000 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006 APBD Tahun Anggaran 2005 Kepmendagri No. 29 Tahun 2000 APBD Tahun Anggaran 2006 Permendagri No. 13 Tahun 2006 Klasifikasi belanja menurut bidang kewenangan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja Klasifikasi belanja menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja Pemisahan secara tegas antara belanja aparatur belanja pelayanan Publio Pemisahan kebutuhan belanja antara aparatur dengan pelayanan publik tercermin dalam program kegiatan Pengelompokan BAU, BOP BM cenderung menimbulkan terjadinya tumpang tindih penganggaran Belanja dikelompokkan dalam Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung sehingga mendorong terciptanya efisiensi mulai saat proses penganggaran Menggabungkan antara jenis belanja sebagai input dan kegiatan dijadikan sebagai jenis belanja Restrukturisasi jenis-jenis belanja Sumber: Makalah Perubahan Paradigma Pengelolaan Keuda ,Muhtar,2008 Perbedaan struktur penyusunan Realisasi Anggaran berdasarkan Kepmendagri No 29 tahun 2000 dengan berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006 nampak pada laporan Realisasi Anggaran Tahun 2006 dan 2007 seperti pada tabel di bawah ini. 86 Tabel 3. Perbedaan Struktur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Pendapatan Daerah Tahun 2006 dengan 2007 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2006 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2007 1 PENDAPATAN I. Pendapatan Asli Daerah  Pajak Daerah  Retribusi Daerah  Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah Yang Dipisahkan  Lain-lain Pendapatan Asli daerah yang Sah II. Dana Perimbangan  Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan Pajak  Dana Alokasi Umum  Dana Alokasi Khusus  Bagi Hasil dan Bantuan dari Propinsi  Bagi Hasil dan Sumbangan Pihak Ketiga dari Propinsi III. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah  Bantuan Dana Kontijensi Penyeimbang dari Pemerintah dan Dana darurat A. PENDAPATAN DAERAH I. Pendapatan Asli Daerah  Hasil Pajak Daerah  Hasil Retribusi Daerah  Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah Yang Dipisahkan  Lain-lain Pendapatan Asli daerah yang Sah II. Dana Perimbangan  Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan Pajak  Dana Alokasi Umum  Dana Alokasi Khusus III. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah  Hibah  Dana Darurat  Dana Bagi Hasil Pajak, Retribusi dan Bagi Hasil Lainnya dari Propinsi dan pemerintah Lainnya  Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus  Bantuan Keuangan dari Propinsi atau pemerintah daerah lainnya Sumber: DPPKAD Wonogiri, 2008 87 Tabel 4. Perbedaan Struktur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Belanja Daerah Tahun 2006 dengan 2007 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2006 Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2007 2 BELANJA I. Aparatur Daerah 1. Belanja Administrasi Umum BAU  Belanja Pegawai  Belanja Barang dan Jasa  Belanja Perjalanan Dinas  Belanja Pemeliharaan 2. Belanja Operasi dan Pemeliharaan BOP  Belanja Pegawai  Belanja Barang dan Jasa  Belanja Perjalanan Dinas  Belanja Pemeliharaan 3. Belanja Modal II. Pelayanan Publik 1. Belanja Administrasi Umum BAU  Belanja Pegawai  Belanja Barang dan Jasa  Belanja Perjalanan Dinas  Belanja Pemeliharaan 2. Belanja Operasi dan Pemeliharaan BOP  Belanja Pegawai  Belanja Barang dan Jasa  Belanja Perjalanan Dinas  Belanja Pemeliharaan 3. Belanja Modal III. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan IV. Belanja Tidak Tersangka B. BELANJA DAERAH

1. Belanja Tidak Langsung