Good governance menurut UNDP.

37

7. Good Governance

Dalam rangka melaksanakan ketentuan bab VII tujuh pasal 32 ayat 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, maka perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan PP 24 Tahun 2005, berisi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan APBD, sedangkan untuk mewujudkan asas tranparansi dan akuntabilitas maka laporan pertanggungjawaban APBN dan APBD berisikan laporan keungan yang terdiri dari; laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, neraca dan catatan atas laporan keuangan, jenis laporan keuangan sebagaimana diatur dalam pasal 30 dan pasal 31 UU Nomor 17 tersebut diatas, tertuang secara lengkap dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pasal 4 terutama PSAP nomor 1, 2, 3 dan 4. Undang-Undang dan peraturan yang menyangkut tentang pengelolaan keuangan tersebut bertujuan menciptakan transparansi dan akuntabilitas menuju tata kelola pemerintahan yang baik good governance. Ada dua 2 pengertian good governance, dijelaskan berikut ini.

a. Good governance menurut UNDP.

Pengertian governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan publik. Good governance menurut World Bank, dalam Mardiasmo, 2002: 18 adalah suatu penyelenggaraan manajemen yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efesien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan 38 disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha. Good governance adalah suatu tata kelola pemerintahan yang baik artinya dalam pengelolaan itu yang berkaitan dengan PP 24 Tahun 2005 adalah diwajibkannya setiap entitas pelaporan keuangan baik pusat maupun daerah untuk selalu transparansi dan akuntabilitas. Hal ini sesuai dengan Karakteristik good governance menurut UNDP berikut ini. 1 Participation. Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. 2 Rule of low. Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu. 3 Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh bagi mereka yang membutuhkan. 4 Responsiveness. Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani stakeholder. 5 Consensus orientation. Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas. 6 Equity. Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan dan keadilan. 7 Effeciency and effectiveness. Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna. 39 8 Accountability. Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan. 9 Strategic vision. Penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi jauh kedepan.

b. Good Governance menurut BAPPENAS