commit to user
Ideologi organisasi atau budaya yang dimiliki organisasi dapat mempengaruhi perilaku orang-orang yang terlibat didalamnya, kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan dan permintaan secara efektif dan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternalnya
Orlilowski dan Hoffman, 1997 .
Berdasarkan aspek-aspek persepsi yang dikemukakan Sobur 2003 dan Allport Mar’at 1991 yakni : kognitif, afektif dan konatif. Selanjutnya aspek
budaya organisasi yang dikemukakan oleh Robbins 1991 ialah : insiatif individu, risk tolerance, direction, integration, management support, control,
identity, reward system, conflict tolerance, dan communication patterns. Maka
dapat disimpulkan persepsi budaya organisasi dapat dilihat dari bagaimana karyawan memberikan tanggapan secara kognitf, afektif dan konatif atas budaya
organisasi dimana dalam budaya organisasi terdapat aspek-aspek insiatif individu, risk tolerance, direction, integration, management support, control, identity,
reward system, conflict tolerance, dan communication patterns Robbins, 1991.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan satu unsur terpenting dalam organisasi yang mengarah pada perilaku yang dianggap tepat, mengikat, dan memotivasi anggota
yang ada di dalamnya. Kebudayaan akan mempengaruhi cara berpikir, sikap, dan perilaku seseorang. Dengan demikian, pemahaman budaya organisasi menjadi
penting, mengingat adanya keanekaragaman budaya yang dibawa oleh karyawan ke dalam organisasi. Martin, 1992 dalam Lako, 2004, berpendapat bahwa
budaya organisasi merupakan sensitivitas terhadap kebutuhan pelanggan dan
commit to user
karyawan; kemauan untuk menerima resiko; kebebasan atau minat karyawan untuk memberi ide-ide baru; keterbukaan untuk melakukan komunikasi secara
bebas dan bertanggung jawab. Secara tidak langsung ataupun langsung, budaya organisasi dapat berupa hasil pemikiran dan tindakan-tindakan yang dilakukan
pendiri organisasi, meski tidak selalu demikian. Budaya organisasi selalu dipengaruhi oleh persepsi masing-masing
karyawan terhadap hal tersebut. Rakhmat 1994, mengatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu faktor perceiver,
obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan. Seiring dengan perkembangan organisasi, budaya organisasi dapat
mengalami transformasi dengan berbagai cara. Transformasi dari budaya organisasi tersebut dipengaruhi oleh persepsi setiap karyawannya. Oleh karena
itu, Chatman dan Barsade 1997, mengungkapkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi budaya organisasi diantaranya adalah :
a. Identitas Organisasi, seperti memberikan penghargaan dengan mendorong motivasi karyawan.
b. Komitmen Kolektif, yaitu fungsi budaya organisasi yang baik ialah ’sebuah organisasi dimana anggotanya bangga menjadi bagian darinya’.
c. Stabilitas Sistem Sosial, merupakan cerminan taraf dari lingkungan kerja dirasakan positif , mendukung, dan konflik serta perubahan dapat diatur
dengan efektif.
commit to user
d. Pembinaan yang dilakukan organisasi, dimana dapat membantu anggota organisasi agar dapat memahami mengapa organisasi melakukan apa yang
seharusnya dan bagaimana organisasi bermaksud mencapai tujuan jangka panjangnya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi budaya organisasi dipengaruhi oleh adanya identitas organisasi, komitmen kolektif,
stabilitas sistem sosial, dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasi itu sendiri kepada anggotanya.
C. Motivasi Intrinsik
1. Pengertian Motivasi Intrinsik
Motivasi seseorang berasal dari interen dan eksteren Herpen, dkk. 2002 hasil penelitiannya mengatakan bahwa motivasi seseorang berupa intrinsik dan
ekstrinsik. Herpen, dkk 2002 juga menambahkan beberapa pendapat dari Gacther and Falk 2000; Kinman and Russel 2001, yang mengatakan bahwa,
motivasi intrinsik dan ekstrinsik merupakan hal yang mempengaruhi tugas seseorang. Perilaku yang konkret atau nyata yang sebenarnya, kebanyakan adalah
kombinasi dari dua unsur tersebut. Menurut Winardi 2001, motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berfungsi tanpa adanya rangsangan dari luar, dalam diri
individu sudah ada suatu dorongan untuk melakukan tindakan. Disebut intrinsik, karena tujuannya adalah perasaan internal mengenai kompetensi dan self
determinasi . Motivasi intrinsik ini lebih berperan dalam penyelesaian sesuatu hal
karena ini merupakan motivator yang sangat kuat dari perilaku manusia dan dapat
digunakan untuk membuat seseorang lebih produktif.