Uji Asumsi Hasil Analisis Data Penelitian

commit to user 94 KD, dan TP, sedangkan skor untuk aitem unfavorable bergerak dari satu sampai empat untuk SL, SR, KD, dan TP. Skor total setiap aitem yang diperoleh dari subjek penelitian dijumlahkan untuk tiap-tiap alat ukur. Total skor setiap aitem dari setiap alat ukur yang diperoleh subjek ini akan digunakan dalam analisis data.

C. Hasil Analisis Data Penelitian

Perhitungan analisis data dilakukan setelah uji asumsi yang meliputi uji normalitas sebaran, uji linearitas hubungan, uji otokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas. Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan bantuan komputer seri program statistik SPSS for MS Windows release versi 12.0.

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu e memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini digunakan Kolmogorov-Smirnov Test untuk menguji normalitas. Kriteria yang digunakan yaitu dengan membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai p 0,05, maka data yang diuji normal. commit to user 95 Tabel 13 Hasil Uji Normalitas persepsi budaya organisasi motivasi intrinsik burnout N 30 30 30 Normal Parametersa,b Mean 93.8000 50.0000 37.0333 Std. Deviation 24.38824 12.12293 9.78910 Most Extreme Differences Absolute .079 .071 .157 Positive .079 .069 .075 Negative -.054 -.071 -.157 Kolmogorov-Smirnov Z .433 .389 .862 Asymp. Sig. 2-tailed .992 .998 .448 a Test distribution is Normal. b Calculated from data Berdasarkan tabel 13 di atas hasil perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat dari Asymp. Sig. 2-tailed berupa harga p. Hasil untuk variabel persepsi budaya organisasi 0,433, motivasi intrinsik 0,389, dan burnout 0,862. Semua variabel penelitian mempunyai nilai p 0,05, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data yang diuji berdistribusi normal . b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan jika varian dari e tidak konstan. Dalam penelitian ini Heteroskedastisitas dideteksi menggunakan Uji Glejser, dengan kriteria jika sig. 0,05 berarti asumsi homoskedastisitas terpenuhi. commit to user 96 Tabel 14 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.574 .319 -1.801 .083 persepsi budaya organisasi -.004 .008 -.203 -.505 .054 motivasi intrinsik .041 .015 1.070 2.662 .013 a Dependent Variable: burnout Hasil uji Glejser ini dapat dilihat dari kolom sig. Untuk variabel persepsi budaya organisasi 0,054, dan motivasi intrinsik 0,013. Dari hasil tersebut pada tingkat signifikansi 5 variabel independen ternyata tidak signifikan mempengaruhi absolut residual sig. 0,05, berarti bahwa asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antar sesama urutan pengamatan dari waktu ke waktu atau secara ruang. Adapun metode yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah uji Durbin Watson DW Test, dengan kriteria : Bila DW terletak di antara d U dan 4 – d U , maka tidak ada autokorelasi. Bila DW lebih rendah dari d L , berarti ada autokorelasi positif. Bila DW lebih besar daripada 4 – d L , maka ada autokorelasi negatif. Bila DW terletak di antara batas atas d U dan batas bawah d L atau 4-d U dan 4 - d L , maka tidak dapat disimpulkan. commit to user 97 Tabel 15 Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .874a .764 .747 .25985 2.236 a Predictors: Constant, motivasi intrinsik, persepsi budaya organisasi b Dependent Variable: burnout Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada level of significance 5 dengan k = 2 dan n = 30 diperoleh d L 1,28 dan d U = 1,57. Tidak terdapat autokorelasi jika nilai DW hitung terletak antara 1,57 dan 2,43. Hasil uji auto korelasi pada tabel 16 diperoleh nilai 2,236 yang berarti DW terletak diantara d U dan 4- d U , sehingga dapat disimpulkan bebas autokorelasi. d. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan korelasi yang nyata di antara variabel independen dalam sebuah model. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Tolerance Factor VIF atau Tolerance. Jika VIF 10 atau Tolerance 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 16 Hasil Uji Multikolinearitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.574 .319 -1.801 .083 persepsi budaya organisasi -.004 .008 -.203 -.505 .054 .618 8.517 motivasi intrinsik .041 .015 1.070 2.662 .013 .618 6.500 a Dependent Variable: burnout commit to user 98 Dari hasil uji multikolinearitas pada tabel 16 diperoleh nilai VIF 8, 517; 6, 500 10 atau Tolerance 0,618 ; 0,618 0,1 dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat multikolinearitas.

2. Uji Hipotesis