commit to user
B. Persepsi Budaya Organisasi
1. Pengertian Persepsi Budaya Organisasi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera
atau disebut juga proses sensoris. Alat indera tersebut adalah alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya Walgito, 2004. Stimulus yang diterima
oleh indera akan diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang ada di dalam indera itu, dan proses ini
disebut persepsi. De Vito, 1997 dalam Desy, 2004 mengungkapkan persepsi sebagai sebuah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang
mempengaruhi indera kita. Rakhmat 2005, mengatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Ekspresi mengenal orang lain merupakan studi awal tentang persepsi
Muhadjir, 1992, dalam Hartijati 2001. Gibson Ivancevich 1996 menyatakan bahwa persepsi merupakan serangkaian hal dari lingkungan yang diartikan oleh
orang-orang yang bekerja dalam lingkup besar dan mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi tingkah laku karyawan. Lain halnya dengan Pareek
1996, mendefinisikannya lebih luas yaitu persepsi sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi
kepada rangsangan pancaindera atau data. Dengan demikian dapat dikemukakan, bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian, pengartian, terhadap stimulus
commit to user
yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu Walgito, 2004.
Senada dengan hal tersebut, Atkinson dan Hilgard 1991 mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan
pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely 1996 menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu.
Persepsi merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu, karena itulah apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi, ungkap Walgito,
2004. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga
terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya
Aronson, 2008. Anderson dan Kyprianov, 1994, dalam Napitupulu 2002 mengatakan
bahwa persepsi sebagai proses yang aktif dimana yang memegang peranan bukan hanya stimulus yang mengalaminya, tetapi juga keseluruhan pengalaman-
pengalamannya, memotivasinya dan sikap relevan terhadap stimulus tersebut. Kotler 2000 menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara Arindita,
2002 berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Adapun Robbins 2003 mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana individu-individu
commit to user
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.
Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.
Leavitt Rosyadi, 2001 membedakan persepsi menjadi dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi
sebagai penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu. Sebagian besar dari individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan, jadi berbeda dengan
pendekatan sempit, tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi dapat disimpulkan bahwa proses kita menjadi sadar akan banyaknya perasaan, kemampuan berpikir,
pengalaman-pengalaman individu tidaklah sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan
individu lain.
b. Pengertian Budaya Organisasi