commit to user
menghadapi stres kerja yang dialami oleh individu pekerja dalam bidang human service setting
dan non human service setting. Jadi disini ditekankan pada terjadinya suatu perubahan motivasi, hilangnya semangat yang dialami karyawan
berkaitan dengan kekecewaan yang berlebih yang dialami dalam situasi kerja.
2. Aspek-Aspek Burnout
Maslach dan Jackson 1993 telah melakukan penelitian selama bertahun- tahun terhadap burnout pada bidang pekerjaan yang berorientasi melayani orang
lain, hingga menemukannya tanda-tanda burnout yang terdiri dari tiga bagian yaitu :
a. Emotional exhaustion adalah suatu dimensi dari kondisi burnout yang berwujud perasaan dan energi terdalam sebagai hasil dari excessive
psychoemotional demands yang ditandai dengan hilangnya perasaan dan
perhatian, kepercayaan, minat dan semangat Ray Miller, 1994. Orang yang mengalami emotional exhaustion ini akan merasa hidupnya kosong,
lelah dan tidak dapat lagi mengatasi tuntutan pekerjaannya. b. Depersonalization merupakan tendensi kemanusiaan terhadap sesama
yang merupakan pengembangan sikap sinis mengenai karir dan kinerja diri sendiri Cordes Dougherty, 1993. Orang yang mengalami
depersonalisasi merasa tidak ada satupun aktivitas yang dilakukannya bernilai atau berharga. Sikap ini ditunjukkan melalui perilaku yang acuh,
bersikap sinis, tidak berperasaan dan tidak memperhatikan kepentingan orang lain.
commit to user
c. Reduced personal accomplishment merupakan atribut dari tidak adanya aktualisasi diri, rendahnya motivasi kerja dan penurunan rasa percaya diri.
Seringkali kondisi ini mengacu pada kecenderungan individu untuk mengevaluasi diri secara negatif sehubungan dengan prestasi yang
dicapainya Cordes Dougherty, 1993. Ini adalah bagian dari pengembangan depersonalisasi, sikap negatif maupun pandangan terhadap
klien lama-kelamaan menimbulkan perasaan bersalah pada diri pemberi pelayanan. Individu tidak akan merasa puas dengan hasil karyanya sendiri,
merasa tidak pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri, maupun orang lain. Perasaan ini akan berkembang menjadi penilaian
terhadap diri sendiri dalam pemenuhan tanggung jawabnya yang berkaitan dengan pekerjaannya Maslach, 1993; Jackson dan Leither 1996.
Menurut Ryan Maslach, 1996, aspek lain adalah perkembangan negatif, sikap sinis dan perasaan tentang seorang klien. Reaksi negatif yang ditujukan pada
klien dapat dihubungkan dengan pengalaman kelelahan emosional. Kelelahan emosional ini misalnya perasaan tertekan, kecemasan, dan konflik yang terjadi
secara sadar ataupun tak sadar. Disinilah, mekanisme pertahanan diri seseorang dapat berperan sebagai pelindung dari kelelahan emosional melalui
pemutarbalikkan kenyataan Dwiputri, 2007. Cherniss 1990, mengatakan bahwa burnout dipengarui oleh lingkungan pekerjaannya, seperti gaya
kepemimpinan atasan. Cherniss 1990 mengungkapkan adanya dinamika dalam burnout
yang dibagi menjadi tiga tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut :
commit to user
a. Stres, merupakan persepsi mengenai ketidakseimbangan antara sumber- sumber individu dan tuntutan yang ditujukan pada individu yang
bersangkutan. Tuntutan ini dapat berasal dari diri sendiri ataupun lingkungan.
b. Strain, merupakan respon emosional langsung dari adanya kesenjangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki, ditandaisi strain dengan
perasaan cemas, tegang dan lelah. c. Coping, merupakan respon dari strain dimana individu berusaha
melakukan sesuatu untuk mengatasi strain. Jika situasi tersebut tidak dapat ditangani dengan menggunakan coping masalah secara aktif, individu akan
melakukan pertahanan intrapsikis dan mengalami perubahan sikap serta perilaku, seperti kecenderungan menjauhkan diri ataupun bersikap sinis.
STRES STRAIN
COPING
Gambar 1. Proses Burnout kaitan stress, strain, dan coping Sumber : Staff Burnout: Job Stress in Human Service, Cherniss, 1990
Burnout sebagai suatu tipe respon terhadap stres, merupakan hasil dari
usaha coping yang tidak efektif, yaitu dengan adanya penghindaran, penolakan, Tuntutan
Sumber-sumber Individu
Didasarkan pada derajat ancaman
jika tuntutan tidak terpenuhi
Pemecahan masalah
efektif
Pertahanan intrapsikis
burnout
commit to user
menjaga jarak psikologis dari keterlibatannya dengan pekerjaan, menurunnya tujuan dan menyalahkan situasi atau orang lain. Cherniss 1990, menekankan
pada adanya sikap menjauhkan diri secara psikologis dari tuntutan peran profesi sebagai symptom dari burnout, karena dengan sikap demikian, tidak
menghiraukan lagi klien atau pasien dan bersikap masa bodoh terhadap pihak yang seharusnya dibantu. Individu akan dapat menghindari terjadinya
penambahan beban stres yang dialaminya. Semua ini merupakan usaha defensif dari penolong, sehingga Cherniss 1990, menyatakan bahwa bisa saja individu
penolong tidak mengalami “penderitaan” namun relasi yang tercipta antar penolong-ditolong yang terganggu.
Burnout berdampak bagi individu, orang lain, dan organisasi Maslach,
1993. Dampak burnout, pada individu terlihat dari adanya gangguan fisik maupun psikologis. Dampak burnout yang dialami individu juga dirasakan oleh
orang lain. Selain itu, burnout juga berdampak pada efektivitas dan efisiensi kerja dalam organisasi. Ketika mereka mengalami burnout, Freudenberger dan
Richelson 1990 mengidentifikasikannya sebagai berikut : a. Kelelahan yang merupakan proses kehilangan energi disertai keletihan.
Keadaan ini merupakan gejala utama burnout. Individu tersebut akan sulit menerima, karena mereka merasa bahwa selama ini tidak pernah lelah,
walaupun aktifitas yang dijalani sangat padat. b. Lari dari kenyataan, ini adalah alat yang digunakan individu untuk
menangkal penderitaan yang dialami. Pada saat individu tersebut merasa kecewa dengan kenyataan yang tidak sesuai harapannya, mereka menjadi
commit to user
tidak peduli terhadap permasalahan yang ada, agar dapat mengindari kekecewaan yang lebih parah, seperti misalnya sebagai karyawan tidak
melakukan tanggung jawab atas pekerjaannya karena tidak senang dengan kepimpinan atasannya.
c. Kebosanan dan sinisme, ketika individu tersebut mengalami kekecewaan, sulit bagi mereka untuk tertarik lagi pada kegiatan yang mereka tekuni.
Mereka mulai mempertanyakan makna kegiatan, mulai merasa bosan, dan berpandangan sinis terhadap kegiatan tersebut.
d. Tidak sabar dan mudah tersinggung, hal ini terjadi karena selama individu mampu melakukan segalanya dengan cepat dan ketika itu pula mengalami
kelelahan untuk menyelesaikannya dengan cepat. e. Merasa hanya dirinya yang dapat menyelesaikan semua permasalahan.
Disini, individu tersebut mempunyai satu keyakinan bahwa hanya dirinya yang dapat melakukan sesuatu dengan baik.
f. Merasa tidak dihargai, usaha yang semakin keras namun tidak disertai dengan kemampuan yang cukup sehingga hasil yang diperoleh tidak
memuaskan dan timbul perasaan tidak berharga dan dihargai oleh orang lain.
g. Mengalami disorientasi,
individu merasa
dirinya terpisah
dari lingkungannya, karena tidak mengerti bagaimana situasinya menjadi kacau
dan tidak sesuai dengan harapan. Ketika berbincang-bincang dengan orang lain, individu ini sering kali kehilangan kata-kata yang akan diucapkan.
commit to user
h. Keluhan psikosomatis, individu akan seringkali mengeluh sakit kepala, mual-mual, diare, ketegangan otot, dan gangguan fisik lainnya.
i. Curiga tanpa alasan, ketika sesuatu hal tidak berjalan sebagaimana mestinya, kecurigaan muncul dalam diri individu tersebut, menurutnya hal
ini dibuat oleh orang lain. j. Depresi, yang perlu diperhatikan adalah depresi dalam konteks burnout
yang bersifat sementara, khusus, dan terbatas. Individu dapat merasa tertekan di tempat kerja, tetapi dapat bersenda gurau dan tertawa saat tiba
di rumah. k. Penyangkalan,
selalu menyangkal
kenyataan yang
dihadapinya. Penyangkalan ini ada dua macam yaitu penyangkalan terhadap kegagalan
yang dialami dan penyangkalan terhadap rasa takut yang dirasakannya. Tanda-tanda burnout ini banyak ditemukan pada pekerja yang mempunyai
profesi sebagai “penolong” antara lain perawat dan pekerja sosial. Para peneliti meyakini bahwa awal munculnya burnout sebagai hasil dari seringnya
berinteraksi dengan orang lain. Spector dan Paul E, 2000. Berbeda dengan pandangan diatas, Leiter 1993 mengemukakan model proses burnout yang baru.
Leiter 1993, mengungkapkan bahwa stressor yang dihadapi individu seperti, konflik personal, beban kerja, dan lain-lain menyebabkan munculnya
emotional exhaustion yang kemudian berkembang menjadi depersonalization.
Sedangkan reduced personal accomplishment berkembang sejalan dengan emotional exhaustion
sebagai reaksi terhadap aspek-aspek pekerjaan lainnya seperti kurangnya otonomi dan peran dalam mengambil keputusan, dukungan
commit to user
sosial dari atasan dan rekan kerja yang tidak adekuat. Pada model inilah, dimensi- dimensi burnout berkembang secara paralel.
+ +
- -
+ + +
+ +
Gambar 2. Proses burnout menurut pandangan Leiter, keadaan yang dituju Sumber: Burnout as a Development process: Consideration of Models, Leiter,
1993. Keterangan :
- Tanda + berarti menambah kemungkinan terjadi - Tanda - berarti mengurangi kemungkinan terjadinya keadaan yang dituju
Corrigan, dkk 1994 mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu variabel penting yang berpengaruh terhadap burnout. Lebih jauh
dikatakan bahwa dukungan sosial yang diterima dari rekan kerja akan mengurangi resiko burnout. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Gibson, dkk 1996 yang
mengatakan bahwa dukungan sosial dari teman sekerja menengahi hubungan antara burnout dengan keluhan kesehatan. Semakin tinggi dukungan sosial, maka
Beban kerja berlebihan dan rutinitas
Konflik interpersonal
Kelelahan emosional
Keterampilan dan coping
Dukungan sosial dari atasan dan rekan kerja
Peran dan otonomi dalam pengambilan
keputusan Personal
accomplishment Kerjasama klien
Depersonalization
commit to user
semakin sedikit keluhan tentang kesehatan yang dilaporkan. Penelitian yang dilakukan oleh Britton 1989 melaporkan bahwa dukungan sosial dari para atasan
berpengaruh positif terhadap kesehatan fisik dan kesehatan mental para karyawan. Berdasarkan uraian di atas, aspek-aspek burnout terbagi menjadi
emotional exhaustion misalnya tidak dapat menuntaskan pekerjaannya,
depersonalization seperti tidak dapat memperhatikan kepentingan orang lain, dan
reduced personal accomplishment yakni timbulnya perasaan tidak puas dengan
hasil karyanya sendiri.
3. Penanganan Burnout