Hasil Dan Pembahasan

3. Hasil Dan Pembahasan

Industri yang berada di Provinsi Jawa Timur, meliputi industri Agrokimia, Industri logam, mesin, tekstil, Industri alat transportasi, elektronika, dan telematika. Lokasi Industri di Wilayah Jawa Timur tersebar di beberapa kabupaten dan kota, di samping itu industri ada yang beroperasi pada suatu kawasan industri, ada pula yang berdiri sendiri dengan memanfaatkan jalan raya tersedia

Jakarta, 23-24 November 2017

dan dapat dimanfaatkan untuk akses industi/pabrik yang tesebut.

3.1. Profil industri Kawasan Industri

Kawasan industri di Jawa timur tersebar di beberapa kabupaten/ kota, seperti terlihat pada tabel

3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Kawasan Industri di Jawa Timur dan Lokasinya

Lokasi Tahun

Luas (Ha) Topografi Pengembangan 1 Surabaya

Kawasan Industri

246 Datar 2 Sidoarjo

Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER)

Sidoarjo Industrial Estate Brebek

Pasuruan Industrial Estate Rembang

215 Berbukit 5 Gresik

Ngoro Industrial Park (NIP)

341,5 Datar 6 Gresik

Maspion Industrial Estate (MIE)

135 Datar 7 Gresik

Kawasan Industri Gresik (KIG)

Java Integrated Industrial and Ports Estate

Kawasan Industri Tuban (KIG)

227 Datar

Industri di Jawa Timur, meliputi industri agrokimia, industri logam, mesin, tekstil dan aneka industri, industri alat transpostasi, dan elektronika. Pada tabel 3.2 dapat dilihat jumlah usaha, nilai investasi, dan nilai produksi.

Tabel 3.2 Profil Industri di Jawa Timur Berdasarkan Kelompok Industri

Nilai

Nilai

Investasi Produksi No

Unit

Tenaga

Jenis Industri

Usaha

Kerja

(Milyar (Milyar Rupiah)

Rupiah) 1 Industri Agrokimia

19.126 2 Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka

112.538 industri 3 Industri Alat Transportasi, Elektronika,

3.740 dan Telematika Jumlah

135.404 Sumber: BPS, 2016

Pada tabel 3.3 dapat dilihat bahwa kawasan industri di wilyah Jawa Timur selain dimanfaatkan oleh industri dari dalam negeri juga berasal dari luar negei, dengan demikian kawasan industri di wilayah Jatim harus memperperhatikan masalah lingkungan, misalnya memiliki pengolahan limbah secara komunal, maupun tidak menimbulkan banjir saat hujan, dan aman dan nyaman bagi para investor baik pengusaha lokal mapun luar negeri.

Jakarta, 23-24 November 2017

Tabel 3.3 Negara Asal Penguna Kawasan Industri

Lokasi Kawasan Industri Asal Negara Asal Pengguna 1 Surabaya

Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) Belanda, Singapore, Australia, Jerman, Korea, Prancis, China, Jepang , Indonesia.

2 Sidoarjo

Sidoarjo Industrial Estate Brebek

Indonesia

(SIEB)

3 Pasuruan Pasuruan Industrial Estate Rembang Australia, Belanda, India, Singapore, (PIER)

Jerman, USA, Korea, Taiwan, Jepang , Malaysia, Indonesia, Konsorsium, Lain-lain.

4 Mojokerto Ngoro Industrial Park (NIP) Jepang, Taiwan, Korea, Perancis, dan Peru, Thailand.

5 Gresik Maspion Industrial Estate (MIE) India, Singapore,Jerman , USA ,Korea, China, Malaysia, Indonesia, Konsorsium (14.5%), Lain-lain

6 Gresik Kawasan Industri Gresik (KIG) Australia, Jerman, USA, Indonesia. 7 Gresik

Java Integrated Industrial and Ports Estate Konsorsium , Indonesia, Lain-lain. (JIIPE) 8 Tuban

Kawasan Industri Tuban (KIG)

Korea , Indonesia.

“Kawasan industri yang terencana dan terorganisir dengan baik, yang didefinisikan oleh serangkaian parameter kualitas seperti efisiensi ekonomi, kualitas lingkungan dan kualitas sosial, dapat menjadi jawaban bagi keberlanjutan. Selain itu, kawasan semacam itu dapat mendukung keberlanjutan industri individual yang berada di dalamnya dengan tempat kerja berperforma tinggi sehingga memungkinkan industri mengupayakan efisiensi dan keuntungan, mengurangi risiko litigasi lingkungan dan citra pasar yang lebih baik serta citra publik (Gupta , 2017)”.

3.2 Pengembangan Kawasan industri Pada pengembangan kawasan industri, setiap pengembangangan harus menyiapkan master plan maupun rencana detail infrastuktur, seperti jalan, drainase, pengolahan limbah cair/padat, pengolahan air besih. Menurut Gupta (2017), untuk menjadikannya berkelanjutan, kawasan industri perlu direncanakan dengan infrastruktur yang efektif untuk mendukung industri yang berada di kawasan industri serta menghadapi dampak lingkungan yang negatif, dan isu perubahan iklim dan efisiensi sumber daya (energi, material, dan air), yang juga dapat ditingkatkan sehingga industri yang ada dapat melakukan investasi yang lebih baik dan segar dapat ditarik tanpa mempengaruhi lingkungan . “Pada pengembangan kawasan industri di India (Nukala, Gupta, Jain,

2015), menggunakan konsep Pembangunan Berkelanjutan, pengembangan dimulai dengan Masterplan yang mengkaji kondisi lansekapnya terutama yang berpotensi menimbulkan risiko terhadap sumber daya alam, lingkungan dan masyarakat. Kawasan industri yang ekologis mempunyai pengaruh terhadap pembangunan yang bekelanjutan, menurut “El-Haggar (2007) Eco-Industrial Parks bertujuan mencapai ekonomi, lingkungan, sosial, dan pemerintahan manfaat sebagai berikut:

1) Ekonomi: Mengurangi bahan baku dan biaya energi, pengelolaan limbah, biaya perawatan, dan beban regulasi, dan meningkatkan daya saing di pasar dunia juga sebagai citra perusahaan, (2) Lingkungan: mengurangi permintaan sumber daya yang terbatas dan membuat sumber daya alam terbarukan, mengurangi limbah dan emisi untuk mematuhi peraturan lingkungan hidup. (3) Sosial: Ciptakan peluang kerja baru melalui pemanfaatan penduduk lokal dan pengelolaan sumber daya alam. Mengembangkan peluang bisnis dan meningkatkan kerjasama dan partisipasi antar industri yang berbeda, (4) Pemerintah:

Jakarta, 23-24 November 2017

Mengurangi biaya degradasi lingkungan, permintaan sumber daya alam, dan permintaan

pada kota infrastruktur, dan kenai kan penerimaan pajak pemerintah (Cook, 2013)”.

3.2.1 Lingkungan Masterplan idealnya memperhatikan keadaan topografi maupun potensi lansekap dimana kawasan industri tesebut akan dikembangkan. Kawasan industri di wilayah JATIM yang diteliti memiliki topografi yang berbeda, yang pada umumnya memiliki topografi datar yang lokasinya berada di Kabupaten Gresik, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoardjo, Kabupaten Pasuruan, sedangkan topogafi berbukit berada pada Kabupaten Mojokerto (Ngoro). Pola master plan kawasan industri

seluruh kawasan industri menggunakan pola grid iron, pola ini digunakan untuk mengoptimasikan penggunaan lahan. Pada kawasan industri yang memiliki topografi berbukit melakukan cut and fill pada pengembangan lahan,dengan mempertimbangkan sirkulasi lalu lintas kendaraan, yang menghindari kemiringan terjal pada jalan utama yang menghubungkan bangunan industri dengan jalan keluar-masuk kawasan Industri. Dari 8 kawasan industri, terdapat 3 kawasn industri milik pemerintah, dan 3 kawasan merupakan hasil kerjasama BUMN (Pelindo 3) dengan swasta, Kawasan Industri Gresik (KIG), dan Tuban merupakan milik BUMN (Semen Gresik dan Petokimia Gresik), dan 2 lainnya sepenuhnya swasta murni, yaitu: kawasan industri Ngoro, dan Maspion,. Kawasan industri yang dikembangkan pemerintah memiliki jalan utama yang lebar dilengkapi dengan pedesterian dengan jalur hijau yang cukup lebar, yang tidak dijumpai pada kawasan industri yang dikembangkan oleh swasta, yang lebih mengedepankan optimasi pemanfaatan secara optimal. Ruang Terbuka Hijau, pada umumnya berada sepanjang koridor jalan kendaraan dengan vegetasi berupa pohon, menurut Menurut Zabel (2007 ), “pohon dapat mengendalikan pencemaran udara akibat gas buang (emisi), sehingga dapat mengurangi serta menghilangkan poluta n.” Selain itu pohon mengurangi suhu udara mikro dan menurut, selain itu Pohon di pinggir jalan terbukti berpengaruh penting dan positif terhadap persepsi konsumen pada distrik bisnis.

“Peningkatan nilai properti berhubungan dengan penanaman pohon di pinggir jalan, mendorong pembentukan distrik bisnis lebih aman dan lebih walkable. Pohon dapat

meningkatkan nilai properti perumahan dibandingkan dengan properti tanpa pohon. Kesediaan konsumen membayar parkir lebih mahal di lokasi yang memiliki hutan kota karena menghabiskan waktu lebih banyak. Penempatan pohon di antara jalur pejalan kaki dengan jalan raya, berguna sebagai pembatas, sehingga memberi rasa aman pejalan kaki

(Zabel, 2007). ”

Pengembangan kawasan industri, dimasa depan tidak hanya fokus pada pengembangan dunia industri, namun akan dibarengi dengan kawasan perumahan, pusat bisnis dan pendidikan, dengan demikian dimasa mendatang kawasan industri yang memiliki luas lahan yang luas ( >1000 ha) akan melakukan diversikasi pada pengembangan kawasan industrinya dengan demikian apa yang utarakan Zabel (2007) sangat relevan. Dari 8 kawasan industri yang diteliti, penulis mendapatkan danau buatan di dalam kawasan tersebut. Kebedaan danau dan Ruang Terbuka Hijau pada kawasan industri berdampak positif untuk mengurangi terjadinya limpasan air hujan, maupun sebagai upaya mempertahankan air bawah tanah. Air hujan setelah jatuh ke permukaan tanah disebut suplai air permukaan tanah, akan mengalir pada permukaan tanah (runoff), dan sebagian air hujan yang masuk kedalam tanah disebut infiltrasi. Air yang masuk kedalam tanah (infiltrasi) ada yang menguap kepermukaan tanah dan sebagian diserap tumbuhan, dan sebagian masuk lebih dalam kedalam tanah menjadi air bawah tanah (abt), kemudian masuk kedalam sungai, dan danau melalui aliran bawah tanah. Air di dalam danau, sungai, dan laut akan menguap dan kembali ke udara (Arsyad). “Mengikuti klasifikasi NEA Inggris subhabitat air meliputi badan air alami dan buatan seperti sungai, air tanah danau, rawa, kolam, selokan, kanal dan waduk. Badan air ini memiliki jasa ekosistem (Losco et al., 2011) .” Kebutuhan ruang terbuka, terutama ruang terbuka

Jakarta, 23-24 November 2017

hijau di kawasan industri secara ekologis menjadi sangat penting. “Ruang terbuka adalah salah satu penyedia sistem air bawah tanah yang terintegrasi dan sumber daya air. Ruang terbuka berupa lingkungan koridor dan taman besar pada konstelasi kawasan industri yang berperan aktif meningkatan kualitas udara dan air (Rao, 1997) .” Selain ruang terbuka hijau sebagai penyimpan air tanah, ponds dan pools memiliki fungsi yang sama sebagai penyimpan air hujan dan sebagai tempat rekreasi. Disimpulkan bahwa proses infiltrasi terjadi pada permukaan tanah yang tidak kedap terhadap air hujan, karena tanah memiliki kemampuan menyerap air hujan (permebilitas). Kapasitas infiltrasi akan semakin baik bila permukaan tanah tersebut ditutupi oleh vegetasi. Tutupan vegetasi yang luas dengan bentuk ruang terbuka hijau (RTH) akan semakin memperbesar kapasitas infiltrasi sehingga dapat mengurangi aliran air permukaan dan mempertahankan cadangan air bawah tanah. Pada umumnya kawasan industri memiliki pengolahan air limbah cair, terutama pada kawasan industri yang menyiapkan untuk industri manufaktur yang banyak menghasilkan limbah cair. Salah satu kawasan industri menggunakan sistem pengolahan secara fisika-biologi, tanpa menggunakan atau menambahkan bahan kimia. Air limbah dari beberapa pabrik dan perkantoran kemudian dialirkan ke dalam saluran air limbah yang terpasang sepanjang jalan di dalam kawasan, melalui bak kontrol yang berada dihalaman setiap pabrik atau perkantoran. Selanjutnya seluruh air limbah tersebut mengalir secara gravitasi menuju pusat instalasi pengolahan air limbah. Air limbah yang sudah terproses dan telah netral dan memenuhi baku mutu air limbah.

3.2.2 Ekonomi Pengembangan kawasan industri seharusnya dapat mengembangkan ekonomi di kawasan tersebut berada, pengembangan ekonomi kawasan dapat diukur dengan menggunakan produk domestik regional bruto.

“ Pengertian domestik/regional daerah kabupaten/kota. Transaksi Ekonomi yang dihitung adalah transaksi yang terjadi di wilayah domestik suatu daerah tanpa memperhatikan apakah

transaksi dilakukan oleh masyarakat (residen) dari daerah tersebut atau masyarakat lain (non-residen). Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut. Pendapatan yang timbul oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik (Badan Pusat Statistik, 2012). ”

Kawasan industri pada umumnya memiliki jaringan gas untuk memenuhi kebutuhan gas bagi industri yang ada di dalam kawasan industri. Listrik disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara. Kawasan industri di Kabupaten Gresik berencana memiliki Pembangkit Listrik sendiri, diantaranya akan dibangun oleh Pupuk Indonesia, dan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE). Sementara air bersih disediakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum. Dengan adanya pembangkit listrik yang dibangun kawasan industri secara mandiri akan mengurangi beban biaya dikalangan industri dikawasan itu sendiri, selain itu antara industri yang berada di dalam kawasan industri dapat melakukan kerja sama yang dapat menguarangi biaya logistik dan efisiensi waktu.

Jakarta, 23-24 November 2017

Gambar 3.1 Struktur Ekonomi Jawa Timur Tahun 2016 (Pesen) Sumber: PDRB Provinsi Jawa Timur Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha 2012- 2016. Dari sisi pemerintah adanya kawasan industri dapat meningkatkan pendapatan daerah, yang berasal dari pajak, berupa Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan pajak-pajak yang berasal dari luar kawasan industri, akibat bermunculannya aktifitas ekonomi di wilayah kawasan industri. Bertambahnya lapangan kerja bagi masyarakat, meningkatkan daya beli masyarakat dan akan meningkatkan pendapatan daerah. Pengaruh kawasan industri terlihat pada gambar 3.1 yang memperlihatkan Industri pengolahan meencapai 28.9% terhadap ekonomi Provinsi Jatim. Dari sisi PDRB pada tabel 3.4, terlihat pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota dimana kawasan industri berada tumbuh darp tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

Tabel 3.4. PDRB Tahun 2012-2016 Atas Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota

Sumber: PDRB Provinsi Jawa Timur Kabupaten/Kota 2012-2016

3.2.3 Sosial Idealnya pembangunan kawasan industri memberikan manfaat bagi masyarakat disekitarnya, seperti menjadi pekerja atau tempat mencari nafkah, dengan demikian masyarakat yang ada di wilayah kawasan industri akan lebih sejahtera. Pada awalnya keberadaan kawasan industri mendapat penolakan dari masyarakat setempat, seperti terjadi di Kawasan Industri PIER di Kabupaten Pasuruan, maupun Kawasan Industri di Kabupaten Gresik, tetapi dengan pendekatan persuasif yang dilakukan oleh pihak manajemen kawasan tesebut akhirnya masyarakat lokal dapat memahami, bahkan manajemen PIER memberi pelatihan ketampilan mengenai industri maupun pembuatan surat lamaran kerja kepada masyarakat setempat, yang dlakukan secara terstruktur, dari

Jakarta, 23-24 November 2017

sisi lain para orang tua yang sebelumnya adalah petani, memiliki kesadaran akan pendidikan anak- anak mereka. Pendidikan yang baik membei peluang untuk mmendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Penataan desa di sekitar kawasan industri dilakukan melalui program Corporate Social Resposiblity (CSR), selain itu rumah-rumah penduduk di sekitar kawasan industri mendapatkan income dari rumah yang mereka konrakkan atau sewakan kepada para pekerja, demikan juga dengan penendara ojek yang mendapatkan tumpangan dari pekeja yang belum memiliki kendaraaan. Pada tabel 3.5 dapat terlihat kabupaten/kota di mana lokasi kawasan industri berada pada umumnya mengalami pennggkatan dari tahun 2015 ke tahun 2016, kecuali Kabupaten Pasuruan yang mengalami penurunan.

Tabel 3.5 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Timur Kabupaten/kota Tahun 2015-2016

Pengeluaran

IPM

Kabupaten/Kot AH Perkapita (Rp

Capaian Peringkat 201 201 2015 2016

65.0 65.7 Kab Pasuruan

4 1 28 29 73.6 73.6 10.1 10.2 1287 1332 77.4 78.1 Kab Sidoardjo

0 2 9 0 3 7 4 4 71.6 72.0 1156 1179 70.8 71.3 Kab Mojokerto

65.5 66.1 Kab Tuban

2 9 27 27 72.3 72.3 1154 1196 73.5 74.4 Kab Gresik

0 3 13.19 13.69 7.28 7.29 8 1 7 6 9 8 73.8 73.8 10.2 10.4 1599 1629 79.4 80.3 Kota Surabaya

4 4 1 5 7 8 3 2 Sumber: BAPEDA Provinsi

HLS: Harapan Lama Sekolah JATIM (2017)

AHH Angka Harapan hidup

saat lahir RLS: Rata-rata lama Sekolah