PSIKOEDUKASI MENGENAI KESESUAIAN ANTARA MINAT DAN BAKAT DENGAN PEMILIHAN JURUSAN DI UNIVERSITAS PADA SISWA SMU

PSIKOEDUKASI MENGENAI KESESUAIAN ANTARA MINAT DAN BAKAT DENGAN PEMILIHAN JURUSAN DI UNIVERSITAS PADA SISWA SMU

Agustina, Untung Subroto

Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Email: [email protected] Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Email: [email protected]

ABSTRAK

Siswa SMU seringkali mengalami kebingungan saat harus mempertimbangkan jurusan yang harus dituju saat tamat SMU. Pengambilan keputusan ini bukanlah suatu hal yang mudah karena turut menentukan masa depan mereka. Diketahui bahwa banyak di antara siswa SMU ini memilih jurusan di Universitas berdasarkan informasi yang didapat dari orang tua, guru,teman, maupun media sosial. Pengambilan keputusan pemilihan jurusan yang tidak tepat dapat berakibat mahasiswa drop out dari Universitas. Sekolah sebagai salah satu sarana edukasi bagi para siswa mengharapkan adanya psikoedukasi agar para siswa ini mendapatkan informasi yang akurat dan jelas mengenai jurusan-jurusan yang ada di Universitas. Dengan demikian, perlu diberikan psikoedukasi yang berkaitan dengan pemahaman mengenai jurusan-jurusan yang ada di Universitas agar para siswa dapat memilih jurusan sesuai dengan bakat dan minatnya. Psikoedukasi diberikan dalam bentuk seminar yang disampaikan kepada para siswa SMU kelas

2 dan guru sekolah. Seminar yang diberikan membahas mengenai bakat dan minat, selain itu juga memberikan informasi mengenai jurusan-jurusan yang ada di Universitas, beserta bidang pekerjaan yang dapat digeluti setelah lulus kuliah. Hasil dari psikoedukasi ini adalah para siswa dan guru merasa puas dengan presentasi yang disampaikan dan jawaban yang diberikan atas setiap pertanyaan mereka. Melalui psikoedukasi semacam ini, para siswa merasa terbantu dan mendapatkan informasi yang selama ini mereka harapkan mengenai hal-hal seputar perkuliahan. Pihak sekolah juga berharap psikoedukasi semacam ini dapat diberikan secara rutin di sekolah tersebut dengan topik lain yang relevan dengan masa remaja.

Kata kunci: siswa SMU, pemilihan jurusan, universitas

1. PENDAHULUAN

Siswa SMU Kelas 3 sering merasa kebingungan ketika mereka harus memasuki dunia perkuliahan. Kebingungan yang dialami umumnya disebabkan karena banyaknya jurusan yang dapat dipilih di jenjang Universitas. Banyaknya jurusan ini membuat anak-anak SMU bingung harus mengambil jurusan yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Menurut Purwanto (2007), bakat lebih dekat pengertiannya dengan aptitude yang berarti kecakapan pembawaan, yaitu yang mengenai kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) tertentu. Sedangkan minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal dan aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2007). Lebih lanjut Sarwono (2005) mengamati gejala yang sama dari tahun ke tahun di Indonesia, yaitu lulusan SMU tidak tahu akan meneruskan ke mana. Disebutkan bahwa para psikolog di sekitar bulan Januari-Mei banyak didatangi siswa SMU yang ingin tes bakat untuk mengetahui setelah lulus sebaiknya melanjutkan ke fakultas atau jurusan apa.

Berdasarkan penelitian Moesono (dalam Sarwono, 2005) diketahui bahwa dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi, mahasiswa baru hanya memanfaatkan sedikit saja informasi yang penting bagi pemilihan jurusan dan tidak melakukan tahap terakhir pengambilan keputusan, yaitu sikap kritis dan kemungkinan mengubah strategi dengan memanfaatkan umpan balik. Selanjutnya Moesono menyatakan bahwa ternyata siswa SMA tidak pernah betul- betul tahu apa yang diinginkannya, tidak terbiasa tertantang menggali informasi sampai tuntas,

Jakarta, 23-24 November 2017

namun hanya bermodal informasi yang hanya 40%, petunjuk orang tua, dan keberanian berisiko.

Berdasarkan fenomena di atas, dapat dikatakan bahwa banyak siswa yang mengalami kebingungan untuk menentukan jurusan yang akan diambilnya di Universitas. Pengambilan keputusan dalam menentukan jurusan apa yang akan diambil bukanlah hal mudah. Pengambilan keputusan yang tidak tepat dan lebih banyak dipengaruhi orang lain mengakibatkan proses belajar siswa dan hasil prestasi siswa menjadi terhambat karena adanya ketidaksesuaian dalam diri individu.

Di lain pihak, para siswa ini mendapatkan tuntutan dari orang tua untuk memilih jurusan yang menurut orang tua adalah yang terbaik bagi mereka. Jurusan yang dipilihkan oleh orang tua ini belum tentu sesuai dengan minat dan bakat anak itu sendiri. Oleh karena itu, saat sudah memasuki dunia perkuliahan banyak mahasiswa yang mengalami masalah akademik, seperti IPK rendah, mengundurkan diri, dan drop out. Sejalan dengan hasil penelitian Irene Guntur, M.Psi., CGA (dalam Khabriyan, Permana, & Fadilla, 2015) yang menyebutkan bahwa sebanyak 87% mahasiswa di Indonesia mengalami fenomena salah mengambil program studi, yang dampak ekstrimnya merupakan cikal bakal terjadinya pengangguran.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di dunia perkuliahan ini, maka dirasa perlu untuk memberikan pembekalan kepada para siswa SMU lebih awal, yaitu pada saat mereka duduk di kelas 2. Hal ini dilakukan agar masalah-masalah akademik ini dapat diatasi. Khabriyan, et al. (2015) telah menunjukkan usaha untuk membantu dengan cara memberikan kampanye memilih program studi sesuai minat dan bakat bagi siswa SMU di Kota Bandung. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasannya, disimpulkan bahwa membuat sebuah kampanye yang tidak biasa dapat memberikan dampak signifikan terhadap perubahan pola pikir siswa (Khabriyan, et al., 2015).

Selain melalui kampanye, ada banyak jenis intervensi lainnya yang dapat diterapkan berdasarkan ilmu Psikologi. Menurut Raudhoh (n.d.) salah satu intervensi yang dapat digunakan dalam berbagai setting dan dapat diterapkan secara individual maupun kelompok adalah psikoedukasi. Menurut Griffith (2006), psikoedukasi merupakan suatu intervensi yang dapat dilakukan pada individu, keluarga, dan kelompok yang fokus pada mendidik partisipannya mengenai tantangan signifikan dalam hidup, membantu partisipan mengembangkan sumber-sumber dukungan dan dukungan sosial dalam menghadapi tantangan tersebut, dan mengembangkan keterampilan coping untuk menghadapi tantangan tersebut (dalam Raudhoh, n.d.). Dengan demikian, psikoedukasi dapat dikatakan sesuai untuk digunakan membantu para siswa SMU ini. Adapun psikoedukasi yang akan diberikan berisi mengenai berbagai macam jurusan yang ditawarkan oleh Universitas, serta minat dan bakat. Selain juga juga akan diberikan gambaran mengenai setiap jurusan yang ada dan bidang pekerjaan yang dapat digeluti setelah lulus kuliah. Dengan demikian, sejak di SMU kelas 2, para siswa ini sudah memiliki gambaran jurusan yang ingin dituju dan dapat lebih fokus untuk mencapainya. Oleh karena itu, tujuan dari psikoedukasi ini adalah agar para siswa SMU dapat memilih jurusan sesuai dengan bakat minatnya, menghindari terjadinya masalah akademik, seperti IPK rendah, mengundurkan diri, dan drop out, serta pengangguran.

2. TARGET DAN LUARAN

Target dalam pemberian psikoedukasi ini adalah para siswa SMU kelas 2 dan guru sekolah. Para siswa SMU Kelas 2 menjadi target utama karena para siswa ini yang harus menghadapi pilihan untuk melanjutkan studinya ke bangku kuliah beserta bidang pekerjaan yang dapat digeluti setelah lulus kuliah. Sedangkan guru sekolah dijadikan target agar para guru juga mendapatkan

Jakarta, 23-24 November 2017

pengetahuan mengenai jurusan-jurusan yang ada di Universitas agar dapat mengarahkan para siswanya ketika mereka mengalami kebingungan. Selain itu, juga agar guru memiliki bekal pengetahuan agar ketika para siswa bertanya, mereka dapat menjelaskannya dengan benar.

Luaran dari psikoedukasi ini berupa modul yang berisi materi psikoedukasi yang diberikan kepada para siswa SMU kelas 2 mengenai bakat dan minat, selain itu juga memberikan informasi mengenai jurusan-jurusan yang ada di Universitas, beserta bidang pekerjaan yang dapat digeluti setelah lulus kuliah.

3. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dalam bentuk psikoedukasi (dalam hal ini seminar). Adapun materi yang diberikan mengenai: (1) informasi mengenai jurusan-jurusan yang ada di Universitas dan (2) bakat dan minat. Psikoedukasi diberikan pada hari Jumat, tanggal 28 April 2017 di SMU Xaverius 3, Palembang pada pukul 07.30 WIB sampai dengan 11.30 WIB. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan selama 1 hari karena padatnya kegiatan yang ada di sekolah ini. Selain itu pada hari Jumat, jadwal sekolah hanya sampai dengan pukul 12.00 WIB. Oleh karena itu pula maka kegiatan hanya dilakukan hingga pukul 11.30 WIB.

Sekolah SMU Xaverius 3, Palembang ini dipilih sebagai lokasi untuk pelaksanaan psikoedukasi ini karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah swasta favorit di Palembang. Di sekolah ini juga terdapat murid SMU kelas 2 yang jumlahnya banyak, yaitu sekitar 240 orang siswa. Terdapat

8 kelas untuk SMU Kelas 2 di sekolah ini dengan kapasitas sekitar 35-40 siswa per kelasnya. Karena keterbatasan ruang yang dijadikan tempat pelaksanaan psikoedukasi maka psikoedukasi ini hanya diikuti oleh 118 siswa (4 kelas) yang dibagi ke dalam 2 sesi. Jadi sesi ke-1 diikuti oleh

2 kelas dan sesi ke-2 diikuti oleh 2 kelas juga.

Materi pertama disampaikan oleh Ibu Agustina, M.Psi., Psikolog yang merupakan staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara. Materi pertama ini berisi informasi mengenai jurusan-jurusan yang ada di Universitas. Informasi ini juga mencakup kesalahan dalam memilih jurusan, masalah-masalah yang muncul ketika salah memilih jurusan, cara memilih jurusan kuliah, dan jenis program studi/jurusan yang paling diminati di Universitas. Adapun materi presentasi memaparkan kesalahan dalam memilih jurusan, yaitu: (1) Saat masuk PT, mahasiswa masuk pada jurusan tidak sesuai dengan minatnya, (2) Pemilihan berdasarkan passing grade yang rendah, (3) Kurangnya informasi yang memadai berkaitan dengan pilihan jurusan, (4) Significant others (orangtua, saudara, pacar, dsb.).

Berikutnya adalah materi mengenai masalah yang muncul ketika salah pilih jurusan (Susilowati, 2008). Pertama, konflik psikologis. Yaitu rasa kecewa, menyesal, tertekan, tidak nyaman, capek dan jengkel, pusing. Kedua, konflik akademik. Meliputi IPK dan nilai rendah, mengulang mata kuliah, tidak termotivasi, bolos kuliah, malas belajar, sulit memahami materi kuliah. Ketiga, konflik relasional. Yaitu labelling negatif, diacuhkan oleh teman satu jurusan, minder, diremehkan, konflik dengan orangtua, dan konflik dengan dosen.

Selanjutnya materi yang dipaparkan mengenai cara memilih jurusan kuliah. Dalam materi ini dijelaskan ada 5 (lima) cara untuk memilih jurusan kuliah. Cara pertama adalah sesuaikan dengan bakat dan potensi. Kedua, sesuaikan dengan keinginan, jangan ikut-ikutan. Ketiga adalah cari informasi yang akurat mengenai jurusan yang diinginkan. Keempat yaitu sesuaikan dengan faktor keuangan. Kelima, carilah alternatif jurusan agar mempunyai persiapan, jika tidak jadi masuk PT yang dituju.

Jakarta, 23-24 November 2017

Materi berikutnya adalah mengenai program studi. Penjelasan materi ini meliputi materi/topik pembelajaran yang akan dipelajari di program studi tersebut dan prospek atau lapangan pekerjaan sesuai dengan program studi tersebut. Adapun program studi yang dipaparkan sebanyak 14 program studi, meliputi (1) Teknologi Informasi/Ilmu Komputer, (2) Akuntansi, (3) Hukum, (4) Kedokteran Umum, (5) Komunikasi, (6) Desain Komunikasi Visual, (7) Manajemen, (8) Hubungan Internasional, (9) Teknik Sipil, (10) Teknik Arsitektur, (11) Teknik Industri, (12) Teknik Mesin, (13) Teknik Elektro, dan terakhir (14) Psikologi.

Materi yang kedua mengenai bakat dan minat disampaikan oleh Bapak Untung Subroto, M.Psi., Psikolog yang merupakan salah satu staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara. Materi ini mencakup tentang pengertian bakat dan minat serta cara sederhana untuk mengetahui bakat dan minat pribadi. Dalam materi ini juga dipaparkan mengenai hubungan antara bakat dan minat dengan jurusan yang dipilih, jenis-jenis bakat, dan kemungkinan kendala yang harus dihadapi di dalam perkuliahan.

Dalam psikoedukasi ini, metode tanya jawab dijadikan sebagai cara untuk mengevaluasi keefektifan psikoedukasi yang diberikan. Pertanyaan yang diajukan oleh peserta juga menunjukkan apakah para peserta memahami isi dari psikoedukasi yang telah disampaikan oleh pembicara.

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

Oleh karena pelaksanaan kegiatan adalah hari Jumat di pagi hari, maka tim pembicara datang ke kota Palembang satu (1) hari sebelum kegiatan di mulai.

Kamis, 27 April 2017

Perjalanan dari Jakarta menuju Palembang. Setibanya di Palembang, tim pembicara mengunjungi sekolah, lokasi kegiatan pengabdian masyarakat dan bertemu dengan Kepala Sekolah, lalu mengatur waktu untuk acara psikoedukasi keesokan hari.

Jumat, 28 April 2017

- Tim pembicara mendatangi SMU Xaverius 3, tempat berlangsungnya kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada pukul 07.00 WIB. - Psikoedukasi dimulai dengan pembukaan oleh guru BK. - Psikoedukasi ini diberikan dalam bentuk seminar yang dibagi ke dalam 2 (dua) sesi, yaitu: (1) Sesi

Kesatu mengenai jurusan-jurusan yang ada di Universitas, (2) Sesi Kedua mengenai bakat dan minat. - Sesi Kesatu disampaikan oleh Ibu Agustina selama 60 menit yang diikuti dengan sesi tanya jawab. - Sesi Kedua disampaikan oleh Bapak Untung Subroto selama 60 menit yang diikuti dengan sesi tanya

jawab. - Seminar ini disampaikan ke dalam 2 (dua) kelas yang berbeda dengan peserta (siswa) yang berbeda pula. - Selesai seminar, tim pembicara menutup kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dengan menemui pihak sekolah yang diwakilkan oleh guru BK, lalu pihak sekolah menyerahkan sertifikat tanda terima kasih kepada tim pembicara.

- Kegiatan ini selesai sekitar pukul 11.30 WIB.

Sabtu, 29 April 2017

Tim pembicara mengunjungi SMU Xaverius 3 karena ada kegiatan jalan santai di sekolah tersebut berkenaan dengan perayaan pesta ulang tahun sekolah.

Minggu, 30 April 2017

Tim pembicara kembali ke Jakarta . Berikut merupakan jadwal pelaksanaan psikoedukasi.

Jakarta, 23-24 November 2017

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan kegiatan psikoedukasi

Tim pembicara tiba di SMU Xaverius 3 dan memperkenalkan diri kepada Kepala Sekolah dan Guru BK yang membantu pelaksanaan psikoedukasi ini.

Penyampaian materi mengenai jurusan-jurusan yang ada di Universitas oleh Ibu Agustina untuk sesi ke-1 dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Penyampaian materi mengenai bakat dan minat oleh Bapak Untung Subroto untuk sesi ke-1 dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Penyampaian materi mengenai jurusan-jurusan yang ada di Universitas oleh Ibu Agustina untuk sesi ke-2 dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Penyampaian materi mengenai bakat dan minat oleh Bapak Untung Subroto untuk sesi ke-2 dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Berpamitan dengan pihak sekolah yang diwakilkan oleh guru BK dan penyerahan sertifikat tanda terima kasih dari sekolah kepada tim pembicara.

4. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

Psikoedukasi disampaikan dengan judul “Psikoedukasi mengenai Kesesuaian antara Minat dan Bakat dengan Pemilihan Jurusan di Universitas pada Siswa di SMU ”. Psikoedukasi ini dihadiri

oleh 118 peserta yang merupakan siswa SMU Kelas 2 SMU Xaverius 3, Palembang beserta beberapa guru kelas. Para peserta tampak sangat antusias dengan setiap materi yang disampaikan. Hal ini tampak dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan suasana psikoedukasi yang kondusif.

Para peserta juga tampak puas dengan presentasi yang disampaikan dan jawaban yang diberikan atas setiap pertanyaan mereka. Para peserta mengaku senang karena baru pertama kali ada seminar yang memaparkan tentang jurusan-jurusan yang ada di Universitas, yang sebenarnya memang sangat mereka butuhkan. Pihak sekolah juga berharap psikoedukasi semacam ini dapat diberikan secara rutin di sekolah tersebut dengan topik lain yang relevan dengan masa remaja.

Khabriyan, et al. (2015) yang telah menunjukkan usaha untuk membantu dengan cara memberikan kampanye memilih program studi sesuai minat dan bakat bagi siswa SMU di Kota Bandung. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasannya, disimpulkan bahwa membuat sebuah kampanye yang tidak biasa dapat memberikan dampak signifikan terhadap perubahan pola pikir siswa (Khabriyan, et al., 2015). Dengan demikian hasil ini dapat dikatakan sejalan dengan hasil kampanye Khabriyan, et al. (2015).

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa para peserta telah mendapatkan psikoedukasi mengenai kesesuaian antara minat dan bakat yang dimiliki dengan berbagai jurusan yang ada di Universitas beserta bidang pekerjaan yang dapat digeluti setelah lulus kuliah. Di samping itu, para peserta juga mendapatkan pengetahuan mengenai berbagai jurusan yang ada di Universitas pada umumnya dan yang ada di Universitas Tarumanagara secara khusus.

Jakarta, 23-24 November 2017

Peserta pun menyadari bahwa mereka harus memilih jurusan sesuai dengan bakat dan minat mereka, serta belajar dengan giat agar cita-cita mereka dapat tercapai.

Adapun saran yang dapat diberikan adalah bahwa tidak semua siswa SMU kelas 2 di SMU Xaverius 3, Palembang dapat mengikuti psikoedukasi ini karena keterbatasan tempat. Oleh karena itu, pihak sekolah sempat menyayangkan hal ini. Pihak sekolah mengatakan bahwa sebaiknya psikoedukasi semacam ini diberikan kepada semua siswa SMU. Namun memang adanya keterbatasan tempat (dalam hal ini ruangan), maka tidak semua siswa dapat mengikuti dan mendapatkan pemaparan mengenai hal ini. Untuk rencana pemberian psikoedukasi berikutnya, sebaiknya pihak sekolah dan tim pembicara membuat perencanaan yang lebih matang agar semua siswa SMU dapat mengikuti psikoedukasi ini. Selain itu, pihak sekolah juga menyarankan agar psikoedukasi dapat diberikan secara rutin, misalnya setiap satu tahun sekali dengan topik yang berbeda agar siswa bisa mendapatkan pengetahuan selain dari para guru sekolahnya.

Ucapan Terima Kasih

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dibiayai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara. Kegiatan ini berlangsung di SMU Xaverius 3, Palembang.