MODEL SISTEM PENGHITUNGAN DAN KONTROL SELEKSI HASIL PRODUKSI TELUR AYAM RAS BERBASIS MOBILE

MODEL SISTEM PENGHITUNGAN DAN KONTROL SELEKSI HASIL PRODUKSI TELUR AYAM RAS BERBASIS MOBILE

Helda Yenni 1 , Susanti 2

1 Program Studi Manajemen Informatika STMIK Amik Riau Email:[email protected]

2 Program Studi Teknik Informatika STMIK Amik Riau Email: [email protected]

ABSTRAK

Pengembangan teknologi bidang pertanian dan peternakan berpeluang untuk peningkatan produktivitas. Termasuk diantaranya produksi telur ayam ras yang banyak dikonsumsi masyarakat secara luas. Hal ini dikarenakan kandungan gizi yang tinggi,mudah didapat dan harga yang murah dibandingkan dengan produk hasil ternak lainnya. Terkait dengan pemanfaatan teknologi, peternak telur ayam yang umumnya skala menengah ke bawah, masih menggunakan sistem manual dalam menghitung dan menyeleksi hasil produksinya. Kelemahan sistem manual yakni proses berjalan lambat, membutuhkan tenaga kerja dan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penghitungan dan seleksi telur layak jual maupun yang tidak. Dengan demikian perlu adanya suatu sistem yang bekerja secara mekanis. Penelitian ini bertujuan untuk membangun suatu model sistem yang digunakan untuk menghitung hasil produksi telur dan menyeleksinya dengan tiga kategori, yakni bagus,kurang bagus dan tidak bagus. Penggunaan mikrokontroler dimaksudkan bertindak sebagai pengontrol sistem dan dilengkapi sensor Inframerah dan sensor cahaya photoresistor untuk memilah telur. Output sistem dapat dilihat pada laman web, sehingga pemilik usaha maupun yang terkait dapat mengakses secara mobile. Dengan adanya sistem tersebut, maka pemilik usaha juga dapat melakukan analisa dan evaluasi terhadap hasil produksi yang telah diperoleh sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

. Kata kunci: model, penghitungan,seleksi, sensor

1. PENDAHULUAN

Teknologi merupakan hasil cipta karsa manusia yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari hari. Perkembangan dan pemanfaatan teknologi secara luas di berbagai bidang,diharapkan mampu menjadi salah satu faktor pemicu meningkatnya kesejahteraan. Salah satunya adalah bidang peternakan. Usaha peternakan di Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik, karena permintaan produk ternak terus meningkat, seirama dengan pertambahan penduduk dan perkembangan perekonomian nasional . Daya saing industri peternakan sangat ditentukan oleh beberapa input seperti ketersediaan pakan, faktor bibit, manajemen dan kesehatan hewan, serta inovasi teknologi dan faktor-faktor eksternal lainnya . Upaya meningkatkan daya saing harus dilakukan secara simultan dengan mewujudkan harmonisasi kebijakan pendukung yang bersifat lintas departemen. Hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan faktor internal seperti menerapkan efisiensi usaha, meningkatkan kualitas produk, menjamin kontinuitas suplai dan sesuai dengan permintaan pasar.

Profil usaha peternakan di sektor primer menunjukkan bahwa usaha peternakan unggas, sapi dan kambing-domba memberikan peluang usaha yang baik sepanjang manajemen pemeliharaan mengikuti prosedur dan ketetapan yang berlaku (Kusuma Dwiyanto, et.al). Prospek usaha peternakan ayam ras petelur di Indonesia dinilai sangat baik dilihat dari pasar dalam negeri maupun luar negeri, jika ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan. Di sisi penawaran, kapasitas produksi peternakan ayam ras petelur di Indonesia masih belum mencapai kapasitas produksi yang sesungguhnya (Abidin, 2003 dalam Mappigau dan Esso, 2011). Di sisi permintaan, saat ini produksi telur ayam ras baru mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri sebesar 65%. Sisanya

Jakarta, 23-24 November 2017

dipenuhi dari telur ayam kampung, itik, dan puyuh. Iklim perdagangan global yang sudah mulai terasa saat ini, semakin memungkinkan produk telur ayam ras dari Indonesia untuk ke pasar luar negeri, mengingat produk ayam ras bersifat elastis terhadap perubahan pendapatan per kapita per tahun dari suatu Negara (Edy Susanto, dkk). Perkembangan peternakan ayam ras petelur ini juga didorong oleh kondisi di sektor pertanian yang menyediakan bahan pakan yang sangat diperlukan untuk industri peternakan seperti kacang kacangan, padi-padian, jagung, dan sebagainya. Selain itu perkembangan peternakan ayam ras juga dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi telur di Indonesia dari tahun ke tahun sehingga produksi telur ikut meningkat (Dyah Lystio, dkk).

Pada prakteknya, di peternakan ayam petelur, kegiatan penghitungan dan seleksi produksi masih dilakukan secara manual. Penyortiran yang sering dilakukan peternak dan penjual adalah dengan cara menerawang telur menggunakan sinar matahari atau lampu senter. Apabila telur tampak terang, berarti kondisinya masih segar atau baik. Sebaliknya, jika telur yang diterawang itu gelap, dapat dipastikan telur sudah busuk atau kurang baik. Penerawangan telur tersebut memerlukan waktu cukup lama, karena mendeteksi telur secara satu persatu, dan terkadang meleset karena faktor keterbatasan indra penglihatan ketika lelah. Penelitian mengenai kontrol seleksi ini telah dilakukan oleh (VindaWijayanti dkk) yang menghasilkan alat pendeteksi kualitas telur yang baik dan jelek menggunakan sensor LDR dan hasil akan ditampilkan di display LED. Mochammad Hamdani dkk (Mochammad Hamdani,dkk) membuat alat pendeteksi telur dengan tampilan menggunakan LCD.

Penelitian tersebut menggunakan sensor cahaya untuk mendeteksi kondisi telur. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sebanyak tiga buah sensor. Satu sensor inframerah utuk menentukan standar tidaknya telur dari sisi ukuran, satu sensor cahaya (photoresistor)untuk menyeleksi kualitas telur, dan terakhir satu sensor inframerah untuk menghitung jumlah produksi telur. Hasil perhitungan dan penyeleksian dapat dilihat melalui laman web yang dapat diakses via perangkat mobile.

1. METODE PENELITIAN

Tahapan penelitian yang dilaksanakan yakni:

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Jakarta, 23-24 November 2017

2. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Perancangan Sistem

Sistem yang dirancang merupakan sistem perhitungan jumlah produksi yang dapat memberikan informasi dengan otomatis serta sistem bersifat client server sehingga dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.

Gambar 2. Blok Diagram Sistem

Dari diagram blok diatas dijelaskan bahwa sistem akan melakukan perhitungan jumlah produksi menggunakan sensor, dimana setiap objek yang melalui sensor akan dihitung dengan otomatis. Setiap jumlah perhitungan yang didapat akan disimpan pada sistem yang akan ditampilkan pada web.

Informasi jumlah produksi dapat dilihat menggunakan perangkat komputer, laptop maupun smartphone yang mempunyai koneksi internet baik itu menggunakan LAN maupun WiFi yang dapat menghubungkan perangkat dengan sistem, sehingga perhitungan jumlah produksi dapat dilihat dari mana saja dan kapan saja.

Sensor IR

WiFi Adapter

Smart phone

Arduino Uno

Raspbery Pi B+

Internet

Adapter 5v

RJ45

Modem

Gambar 3. Perancangan Sistem

Adapun fungsi dari setiap komponen pada perancangan sistem perhitungan jumlah produksi diatas adalah sebagai berikut :

1. Raspberry Pi Merupakan komputer mini yang berfungsi sebagai modul master yang bertugas untuk mengontrol setiap komponen yang terhubung.

2. Arduino Merupakan papan microcontroller yang berfungsi memproses input dan output sistem. Arduino Uno menggunakan microcontroller ATmega328.

Jakarta, 23-24 November 2017

3. Sensor IR Sebuah sensor yang dapat mendeteksi suatu objek yang melewatinya, yang berfungsi mendeteksi ukuran telur

4. Sensor photoresistor Sebuah sensor yang dapat mendeteksi jumlah caya, yang berfungsi mendeteksi kualitas telur

5. Dinamo DC 24 V Dinamo DC 24 V digunakan sebagai motor penggerak jalur lintasan objek

6. Adapter Adapter memberikan sumber daya listrik pada modul master

7. WiFi –Adapter Berfungsi untuk menghubungkan modul master kejaringan lokal maupun internet melalui modem.

8. LAN Kabel Sama halnya dengan WiFi adapter, Lan kabel berfungsi untuk menghubungkan modul master kejaringan lokal maupun internet melalui modem.

9. Modem Sebagai media penghubung antara modul master ke jaringan local maupun internet agar dapat dikontrol dari setiap perangkat yang terhubung kejaringan lokal maupun jaringan internet.

10. Smartphone/Laptop Sebagai perangkat yang akan mengontrol penggunan listrik ruangan dengan syarat harus berada pada satu jaringan dengan modul master atau pun harus terhubung ke jaringan internet.

3.2 Perancangan Perangkat Keras

Perancangan perangkat keras meliputi perancangan rangkaian komponen –komponen yang dibutuhkan, sehingga terlihat jelas alur dan fungsi –fungsi dari setiap komponen (Rangkaian Sensor IR , Sensor Photoresistor dan Servo, Rangkaian Arduino dan Dinamo DC, Raspberry Pi, Sensor IR dan Buzzer) serta menggambarkan hubungan antar setiap komponen dengan modul master Raspberry Pi.

Gambar 4. Rangkaian Keseluruhan

Jakarta, 23-24 November 2017

Gambar 5. Desain Jalur Penyeleksian

3.3 Permodelan

3.3.1 Pemodelan Usecase

Pemodelan Usecase merupakan sebuah proses pengembangan sistem yang didasarkan pada pemahaman akan kebutuhan dan alasan mengapa sistem itu harus dikembangkan.

Input Data User

<<include>>

Kelola Data User

Update Data User

Admin Pimpinan

Tampil Informasi

Jumlah Produksi

<<include>>

<<include>>

Cetak Data Produksi Logout

Gambar 6. Use case Diagram

Gambar 7. Desain Form Produksi

Jakarta, 23-24 November 2017

Start

Pada Penampungan Kumpulkan Telor

Telor Malalui Lintasan

Telor Ukuran Standart

Telor Berkualitas

Penampungan Telur Tidak Standart

Hitung total telor

Penampungan Telur Berkualitas Kurang Bagus

Input Total

Tampil Total

End

Gambar 8. Flowchart Sistem Perhitungan Yang Diajukan

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa model sistem penghitungan dan kontrol seleksi produksi telur ini dapat diterapkan dengan melakukan penyesuaian dengan kondisi di lapangan. Penyesuaian misalnya dalam hal ukuran perangkat, jumlah jalur lintasan maupun modifikasi program.

4.2 Saran

Saran untuk pengembangan sistem selanjutnya yakni perlu penambahan fitur lain yang diperlukan terhadap sistem. Jalur telur juga ditambahkan untuk produksi telur ternak unggas lainnya.

Ucapan Terima Kasih (Acknowledgement) Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kemenristekdikti dan Kepala LPPM STMIK Amik

Riau, DR. Erlin,M.Kom yang telah mendukung dan memfasilitasi penelitian yang telah dilaksanakan.