PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LOKAL (DUSUN WISATA) DI CUNTEL, DESA KOPENG, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LOKAL (DUSUN WISATA) DI CUNTEL, DESA KOPENG, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG

Wilson M.A. Therik 1 , Izak Y.M. Lattu 2 , Rama Tulus Pilakoannu 3

1 Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi, Universitas Kristen Satya Wacana Email: [email protected]

2 Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi, Universitas Kristen Satya Wacana Email: [email protected]

3 Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi, Universitas Kristen Satya Wacana Email: [email protected]

ABSTRAK

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi (PusAPDem) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga memiliki target pencapaian yaitu bangkitnya kesadaran masyarakat Dusun Cuntel sebagai masyarakat sadar wisata yang memiliki jiwa berwirausaha (spirit of enterpreneurs), memiliki kemampuan untuk berdaya saing (mental kompetitif), serta memiliki sikap yang arif dan bijaksana dalam pembangunan Dusun Cuntel sebagai salah satu destinasi di wilayah Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Target yang telah dicapai dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah Pertama, terumuskannya Gambar Visi Cuntel Pelangi (sesuai dengan pendekatan Appreciative Inquiry yang digunakan sebagai metode pelaksanaan). Kedua, Gambar Visi Cuntel Pelangi kemudian dijabarkan kepada rumusan Visi Dusun Cuntel yang dinamakan Visi Cuntel Pelangi 2017-2027 dan Ketiga, telah terbentuk sebuah komunitas untuk mewujudkan Visi Cuntel Pelangi 2017-2027 yang dinamakan Komunitas Cuntel Pelangi yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat yang ada di Dusun Cuntel antara lain Kepala Dusun, Ketua RW dan Ketua RT sebagai Pelindung, Tokoh Agama Islam dan Tokoh Agama Kristen sebagai Penasehat, dan struktur komunitas yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota yang terdiri dari unsur petani organik, pengelola homestay, pengelola basecamp pendakian gunung Merbabu,, unsur perempuan, unsur pemuda/karang taruna dan perangkat dusun lainnya. Dusun Cuntel telah dijadikan wilayah dampingan dari PusAPDem UKSW untuk kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat setiap tahun (minimal untuk lima tahu kedepan, 2017-2022).

Kata kunci: Wisata, Ekonomi, Pemberdayaan, Dusun

1. PENDAHULUAN

Pengembangan desa akan semakin menantang di masa depan dengan kondisi perekonomian daerah yang semakin terbuka dan kehidupan berpolitik yang semakin demokratis. Akan tetapi desa sampai kini masih belum beranjak dari profil lama, yakni terbelakang dan miskin . Walaupun dapat kita ketahui bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berdiam di daerah pedesaan dan berprofesi sebagai petani (terutama pada lahan terbatas atau sempit). Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila pembangunan pedesaan harus menjadi prioritas utama dalam segenap rencana strategi dan kebijakan pembangunan di Indonesia.

Munculnya upaya peningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan disebabkan oleh beberapa alasan yaitu masih kurang berkembang dan terbatasnya akses masyarakat perdesaan pada sumber daya produktif misalnya: permodalan, infrastruktur, teknologi, pelayanan publik/pasar. Selain itu juga masih dijumpai keterterbatasan pelayanan prasarana dan sarana permukiman perdesaan, serta masih kurangnya keterkaitan antara kegiatan ekonomi perkotaan dan perdesaan yang mengakibatkan makin meningkatnya kesenjangan ekonomi dan kesenjangan pelayanan infrastruktur antar wilayah.

Jakarta, 23-24 November 2017

Kementrian Pendidikan Nasional, Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Non formal dan Informal mengembangkan program Desa Vokasi untuk menjawab permasalahan tersebut. Desa vokasi merupakan kawasan pendidikan keterampilanvokasional yang dimaksudkan untuk mengembangkan sumberdaya manusia agar mampu menghasilkan produk/jasa atau karya lain yang bernilai ekonomi tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif dengan memanfaatkan potensi lokal. Tujuan dilaksanakannya program desa vokasi adalah membantu warga masyarakat agar memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan produktif yang dapat didayagunakan untuk mengelola potensi sumberdaya lokal sehingga memiliki nilai manfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat, memiliki sikap dan perilaku kewiraswastaan yang selaras dengan nilai-nilai atau aturan yang berlaku di daerah, serta menghasilkan atau memasarkan produk/jasa atau karya lain yang memiliki nilai ekonomis tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif dengan memanfaatkan potensi sumer daya lokal sehingga dapat berpartisipasi secara aktif fan positif terhadap pembangunan masyarakat, desa dan daerah.

Desa Kopeng merupakan salah satu desa yang telah dikenal luas di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai desa vokasi wisata. Desa Kopeng yang merupakan bagian dari Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang ini terbagi atas sembilan buah dusun, salah satu dusun diantaranya adalah Dusun Cuntel. Dusun Cuntel merupakan dusun yang letaknya paling dekat dengan gunung Merbabu. Daya tarik Dusun Cuntel adalah karena letaknya yang berada pada kisaran ketinggian 1610 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan suhu antara 17- 23 ‘C. Pemandangan yang eksotis dari ketinggian menjadi salah satu andalan objek wisata dusun ini, selain Cuntel dijadikan jalur utama pendakian dan basecamp (pos pertama) menuju puncak gunung Merbabu selain beberapa spot dan gardu pandang yang memiliki daya tarik tersendiri terutama untuk para fotografer landscape.

Dusun Cuntel secara administratif berbatasan dengan wilayah Taman Nasional Gunung Merbabu/Wilayah Perum Perhutani baik di sebelah Timur, Barat maupun Selatan. Sedangkan di wilayah Utara berbatasan dengan Dusun Tayeman Desa Kopeng dan Dusun Deles Desa Jogonayan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.

Gambar 1. Peta Satelit Dusun Cuntel dari Pencitraan Google Earth tanggal 22 Februari 2015 (diakses pada tanggal 22 Maret 2017)

Penduduk Cuntel berjumlah 476 jiwa yang terdiri dari 231 Laki-laki dan 237 Perempuan yang terbagi ke dalam 156 Kepala Keluarga pada 5 wilayah RT dan 1 RW di mana 40,61% penduduk diantaranya beragama Islam dan 59,39% beragama Kristen. Terdapat satu masjid dan tiga buah

Jakarta, 23-24 November 2017

gereja di dusun Cuntel, yaitu: GPdI (Gereja Pentakosta di Indonesia), GKJTU (Gereja Kristen Jawa Tengah Utara), GBIS (Gereja Betel Injil Indonesia). Mayoritas penduduk dusun Cuntel bekerja sebagai petani organik (Susanto, 2016).

Observasi awal yang dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat dari PusAPDem UKSW pada awal bulan November 2015 di Dusun Cuntel, ada sejumlah fakta menarik yang teramati antara lain secara fisik dapat dikemukakan bahwa wilayah Dusun Cuntel belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah terutama ketersediaan infrastruktur publik baik berupa jalan, penerangan, papan informasi jalur pendakian dan informasi resiko bencana/mitigasi bencana, fasilitas gardu pandang yang memadai (dilengkapi dengan sarana komunikasi), area kuliner dari sumber pertanian organik yang dikelola warga setempat. Kondisi seperti ini lah yang menjadi salah satu alasan bagi Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi (PusAPDem)-Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga memilih untuk melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Dusun Cuntel, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dalam bentuk seminar dengan pendekatan Apreciaitve Inquiry (AI) dengan pihak GKJTU Imanuel – Cuntel dan Pemerintah Dusun Cuntel sebagai mitra kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.

Gambar 2. Jalan Umbul Songo (Jalan Utama) di Dusun Cuntel, 27 Februari 2017

1. METODE PELAKSANAAN PKM

Metode Appreciative Inquiry (AI)

Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode diskusi dua arah dengan pendekatan Appreciative Inquiry (AI), di mana diskusi yang menggunakan pendekatan Appreciative Inquiry tidak sama dengan diskusi/seminar ilmiah yang dilakukan diperguruan tinggi. Appreciative Inquiry dalam sebuah organisasi atau komunitas masyarakat berarti:

- Melahirkan sikap terbuka, saling menghargai dan tidak saling tuding, tidak saling lempar tanggungjawab dan mencari kambing hitam.

- Membuar orang percaya diri untuk melakukan tindakan positif, karena apapun tindakannya akan dilihat kelebihan dan keberaniannya.

- Melahirkan visi baru dalam merfleksikan tujuan yang diraih.

Jakarta, 23-24 November 2017

Untuk memahami metode Appreciative Inquiry dapat dilihat pada gambar berikut ini yang menyajikan perbedaan antara metode Appreciative Inquiry dengan metode Problem Solving yang laris di perguruan tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat:

PROBLEM SOLVING APPRECIATIVE INQUIRY

Apresiasi

Identifikasi Persoalan

“Apa Yang Ada”

Imajinasi

Analisis Penyebab

“Apa yang mungkin”

Menentukan

Analisis Solusi

“Apa yang harus”

Implementasi Solusi Menyusun

“Apa yang dapat”

ASUMSI DASAR: ASUMSI DASAR: Kehidupan Sebagai

Kehidupan Adalah Persoalan

Misteri

Gambar 3. Perbedaan Metode Problem Solving dan Metode Appreciative Inquiry

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah itu Appreciative Inquiry sebagai sebuah metode atau pendekatan. Appreciative Inquiry merupakan kajian dan penggalian terhadap hal-hal yang memberi jiwa pada sistem-sistem manusia (human systems), ketika sistem-sistem tersebut berjalan dalam kondisi terbaiknya. Pendekatan terhadap perubahan pribadi dfan perubahan organisasi atau komunitas ini berdasar pada asumsi bahwa pertanyaan-pertanyaan dan dialog tentang kekuatan, keberhasilan, nilai, harapan, dan impian sebenarnya merupakan perubahan itu sendiri. Singkatnya Appreciative Inquiry menyatakan bahwa pengorganisasian manusia (human organizing) dan perubahan, dalam bentuk terbaiknya, merupakan sebuah proses relasional dari penyelidikan (inquiry), yang berakar pada afirmasi dan apresiasi (Whitney, 2007).

Siklus 4-D: Bagaimana Appreciative Inquiry (AI) Dapat Berjalan

Proses yang digunakan untuk menghasilkan kekuatan bagi Appreciative Inquiry adalah Siklus 4-

D (Discovery; Dream; Design; Destiny). Menurut Whitney, (2007) Siklus 4-D ini berdasar pada

Jakarta, 23-24 November 2017

gagasan bahwa sistem-sistem manusia, individu, tim, organisasi, dan komunitas berkembang dan berubah menuju suatu hal yang mereka kaji. Appreciative Inquiry bekerja dengan memusatkan perhatian sebuah organisasi pada potensinya yang paling positif yakni inti positifnya dan melepas energi inti positif tersebut bagi transformasi dan keberhasilan keberlanjutan. Ini adalah hakikat esensial organisasi dari sisi terbaik yakni kearifan kolektif setiap orang dalam suatu komunitas/organisasi mengenai kekuatan, kemampuan, sumber daya dan aset organisasi, baik yang tampak maupun yang tidak tampak.

Pemilihan Topik

PENEMUAN

Afirmatif

“Apresiasi terhadap

apa yang ada”

TAKDIR IMPIAN

“Menciptakan apa “Mengimajinasikan

yang dapat apa yang mungk in” dilakukan”

INTI POSITIF

PENCANANGAN

“Menentukan apa yang harus ada”

Gambar 5. Siklus 4-D

Siklus 4-D dapat digunakan untuk memandu percakapan, rapat kelompok kecil, rapat kelompok besar atau upaya perubahan sistem yang menyeluruh. Siklus ini dapat pula digunakan sebagai sebuah kerangka kerja bagi pengembangan pribadi atau coaching, kemitraan atau pembentukan aliansi, serta pengembangan organisasi atau komunitas skala besar. Apapun tujuannya, Siklus 4-

D berlaku sebagai landasan bagi perubahan yang akan dibangun (Whitney, 2007).

Gambar 6. Suasana Diskusi Kelompok

Jakarta, 23-24 November 2017

Siklus 4-D ini lah yang akan digunakan oleh Tim Fasilitator untuk menerapkan metode Appreciative Inquiry pada kegiatan pengabdian pada masyarakat di Dusun Cuntel.

“Cuntel Pelangi” sebagai Topik Afirmatif

Pemilihan topik yang cermat dan penuh pertimbangan, dan inspiratif sangatlah penting, karena hal itu menentukan arah proses perubahan dan meletakan landasan kerja bagi pembelajaran organisasi/komunitas. Dusun Cuntel adalah salah satu jalur pendakian menuju gunung Merbabu yang sudah terkenal di kalangan para pendaki gunung di Indonesia (terutama di Pulau Jawa). Sayangnya Cuntel sebagai salah satu jalur pendakian menuju Gunung Merbabu belum berhasil mencuri perhatian para pendaki gunung untuk melihat potensi lainnya yang ada di Dusun Cuntel antara lain pertanian organik, kuliner dari sumber pertanian organik, Bukit Harapan Cuntel (lokasi untuk swafoto) serta kekerabatan dan kerukunan antar umat beragama di Dusun Cuntel yang sudah terjalin sejak lama dan membuka ruang untuk Live In di rumah-rumah warga yang ada Dusun Cuntel. Dari pengalaman ini lah para peserta Pengabdian kepada Masyarakat sepakat untuk memilih “Cuntel Pelangi” sebagai topik afirmatif dengan harapan menjadikan Cuntel sebagai

pelangi yang menarik perhatian wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk berkunjung ke Dusun Cuntel dan tidak sekadar hanya menjadikan Cuntel sebagai Basecamp menuju Gunung Merbabu.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendekatan Appreciative Inquiry yang digunakan oleh Tim Pengabdian Masyarakat PusAPDem UKSW telah berhasil mewujudkan beberapa “impian” dari perwakilan masyarakat Dusun Cuntel

yang dapat digambarkan sebagai berikut: Pertama, terumuskannya Gambar Visi Dusun Cuntel Tahun 2017 – 2027 yang dinamakan dengan Cuntel Pelangi. Kedua, Gambar Visi “Cuntel Pelangi 2017- 2027” dapat dijabarkan ke dalam beberapa impian sebagai berikut:

- Menjadikan Dusun Cuntel sebagai Dusun Agrowisata dengan pertanian organik sebagai unggulan utama.

- Memperbaiki kolam pemandian cuntel/air terjun cuntel dan kemudian diberi nama Air Terjun Cuntel Pelangi

- Membangun kios untuk usaha kuliner dan souvernir yang dikelola oleh warga Dusun Cuntel.

- “Menghidupkan” kembali Ritual Adat di Dusun Cuntel sebagai salah satu daya tarik wisata.

- Memperkenalkan situs budaya di Cuntel seperti Watu Jaran dan lain-lain beserta mitosnya sebagai salah satu daya tarik wisata,

- Pelebaran jalan utama di Cuntel dan membangun “Gapura Selama Datang di Cuntel” yang layak/menarik perhatian.

- Menghadirkan sinyal telepon seluler di Cuntel baik dari Telkomsel maupun Indosat. - Menyelenggarakan Festival Tahunan Lampion Cuntel Pelangi. - Penataan Air yang merata dan adil di Cuntel - Tetap merawat kerukunan dan kekerabatan lintas agama yang ada di Cuntel - Menghadirkan energi surya untuk penerangan jalan terutama di malam hari

Jakarta, 23-24 November 2017

- Penyediaan tempat sampah - Kereta gantung di Cuntel sebagai salah satu daya tarik wisata. - Online Marketing untuk memperkenalkan/mempromosikan Dusun Cuntel melalui internet. - Kelembagaan untuk mengelola Visi Cuntel Pelangi 2017-2027 yang bernaung di bawah

Pemerintah Dusun Cuntel - Keterlibatan PusAPDem UKSW sebagai lembaga mitra untuk mewujudkan Visi Cuntel

Pelangi 2017-2027. Seluruh “impian” dari masyarakat Dusun Cuntel (Visi Cuntel Pelangi 2017-2027) dikelola oleh

Masyarakat Dusun Cuntel melalui Komunitas Cuntel Pelangi yang pengurusnya terdiri dari perwakilan tokoh agama, tokoh pemerintahan dusun, tokoh pemuda, tokoh adat dan tokoh perempuan dan PusAPDem UKSW sebagai lembaga mitra dari Komunitas Cuntel Pelangi.

Beberapa perubahan terkait dengan Visi Cuntel Pelangi 2017-2027 diantaranya adalah:

Gambar 7. Gapura Dusun Cuntel (tambahan lampu warna-warni betuliskan Cuntel), Foto, 9 Oktober 2017

Gambar 8. Jalan Utama di Dusun Cuntel tambahan warna-warni pelangi), 9 Oktober 2017

Jakarta, 23-24 November 2017

Gambar 7 dan Gambar 8 (bandingkan dengan Gambar 2) adalah salah satu bukti nyata dari keberhasilan penerapan metode/pendekatan Appreciative Inquiry di mana masyarakat Dusun Cuntel sudah mulai berbenah/memperindah dusun mereka dengan penuh warna-warni sebagai sebuah spirit baru mewujudkan Dusun Cuntel sebagai Dusun Agrowisata di Desa Kopeng.

3. KESIMPULAN

Appreciative Inquiry adalah sebuah pendekatan yang memandang manusia dan organisasi pada kondisi yang terbaik, sebagai pijakan untuk meraih setiap impian bersama! Salah satu bukti nyata dari pendekatan Appreciative Inquiry adalah terbentuknya Komunitas Cuntel Pelangi yang dikelola oleh masyarakat Dusun Cuntel untuk mengawal Visi Dusun Cuntel yaitu Cuntel Pelangi 2017-2027 dan menjadikan PusAPDem UKSW sebagai lembaga mitra. Oleh karena itu sudah saatnya Appreciative Inquiry dipertimbangkan sebagai metode/pendekatan untuk kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat oleh perguruan tinggi di Indonesia terutama dalam menunjang pengembangan ekonomi kreatif melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan metode/pendekatan Appreciative Inquiry.

Ucapan Terima Kasih

Tim Pengabdian kepada Masyarakat PusAPDem UKSW perlu menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Pemerintah Dusun Cuntel beserta seluruh masyarakat Dusun Cuntel yang telah berkenan menjadi tuan dan nyonya rumah yang baik untuk kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat PusAPDem UKSW hingga terbentuknya Komunitas Cuntel Pelangi. Kami juga patut menyampaikan terima kasih kepada Dr. Yulianto, S.E.,M.Si (Mantan Dosen Fakultas Pascasarjana Interdisiplin UKSW) yang pertama kali memperkenalkan kepada kami Dusun Cuntel di kaki Gunung Merbabu dan Yesaya Sandang, S.H.,M.Hum (Dosen Program Studi DIV Destinasi Pariwisata-Fakultas Teknologi Informasi UKSW) yang ikut serta menjadi fasilitator tamu dalam kegiatan PusAPDem di Dusun Cuntel. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Pembantu Rektor V UKSW bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat serta Biro Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (BP3M) UKSW yang telah memberi kesempatan dan dukungan dana untuk pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat PusAPDem UKSW di Dusun Cuntel.