PELATIHAN MANAJEMEN USAHA DI KELURAHAN BINONG, CURUG - TANGERANG
PELATIHAN MANAJEMEN USAHA DI KELURAHAN BINONG, CURUG - TANGERANG
Mimi SA 1, Khairina Natsir 2 ,
1 Fakultas Ekonomi, Universitas Tarumanagara Jakarta Email: [email protected]
2 Fakultas Ekonomi, Universitas Tarumanagara Jakarta Email:[email protected]
ABSTRAK
Pertumbuhan daerah yang begitu cepat di wilayah Kabupaten Tangerang yang ditandai dengan bertumbuhnya perumahan-perumahan baru dan kantor-kantor cukup memberi perubahan baru bagi tradisi masyarakat setempat. Pertumbuhan bisnis mulai menggeliat, terutama bisnis kuliner. Bisnis kuliner yang ada cukup bervariasi mulai dari bisnis pastry yang berbentuk kue-kue produk panggang yang terbuat dari bahan-bahan seperti tepung, gula, susu, mentega, shortening, baking powder, dan / atau telur. Selain itu yang masih tradisional adalah berupa kue cemilan tradisional berbahan baku singkong dan ubi. Pemasaran selama ini dilakukan di pasar-pasar tradisional juga dari kantor-kantor sekitar Tangerang. Menyadari hal tersebut, dalam dua tahun terakhir pemerintah desa setempat mulai menggalakkan usaha-usaha yang dapat mengangkat ekonomi warganya menjadi lebih baik lagi. Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Manajemen Usaha yang dilakukan oleh tim PKM Universitas Tarumanagara di Kelurahan Binong, Kecamatan Curug-Kabupaten Tangerang. Khalayak sasaran adalah warga yang terlibat dengan bisnis kuliner. Kegiatan PKM juga dihadiri oleh aparat kelurahan dan dipantau oleh Kepala Desa Binong. Jumlah peserta sebanyak 25 orang memberikan respon yang cukup baik pada pelatihan ini. Respon yang diterima dari warga yang terlibat langsung maupun dari lurah beserta aparatnya sangat positif dan menggembirakan. Para peserta ini merasakan manfaat yang besar dengan adanya pelatihan manajemen usaha di daerah mereka. Pelatihan manajemen usaha yang disampaikan secara sederhana disertai contoh-contoh dapat mereka serap dengan cukup memuaskan. Hal ini terlihat dari diskusi yang diadakan pada akhir sesi pelatihan yang berlangsung seru dan sangat interaktif. Pihak kelurahan merasakan acara seperti ini sangat bermanfaat buat pengembangan potensi warga Binong dan mengharapkan kegiatan sejenis dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Kata Kunci : wirausaha, kuliner , manajemen usaha, pemasaran kemasan
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara ribuan kepulauan dengan aneka ragam suku bangsa dan budaya. Kekayaan budaya bukan hanya berupa kesenian, arsitektur, maupun norma-norma lokal hasil cipta, karya, dan karsa penduduk pribumi di suatu daerah. Keahlian dalam mengolah kuliner hingga menghasilkan santapan bercita rasa lezat merupakan bagian dari budaya. Makanan khas suatu negara dapat membentuk identitas negara itu di luar negeri, sehingga menjadi bagian dari daya tarik wisata serta menjadi lahan bisnis yang menguntungkan (Imam Maulana, 2015).
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang paling dicari hampir disetiap tempat, dimanapun dan kapanpun. Di kota-kota besar yang penduduknya rata-rata sibuk biasanya merupakan sebuah lumbung bagi para penjaja makanan. Tidak heran apabila kuliner merupakan salah satu jenis usaha yang diminati oleh banyak kalangan. Mulai dari rakyat biasa hingga artis-artis papan atas berlomba membuka restoran-restoran yang menjajakan berbagai jenis masakan.
Kota selalu identik dengan kesibukan dan aktivitas tiada henti, sehingga penduduk yang tinggal di perkotaan umumnya hanya memiliki waktu yang sangat sedikit untuk melakukan Kota selalu identik dengan kesibukan dan aktivitas tiada henti, sehingga penduduk yang tinggal di perkotaan umumnya hanya memiliki waktu yang sangat sedikit untuk melakukan
Kebiasaan penduduk perkotaan sangat suka makan di luar rumah seperti di warung-warung makan maupun restoran, selain karena mereka tidak memiliki waktu untuk memasak, faktor cita rasa serta jenis masakan menjadi salah satu yang paling dicari. Tidak terkecuali penduduk di Tangerang, penduduk di kota ini yang super sibuk menyebabkan mereka lebih memilih makan di warung-warung atau restoran di bandingkan dengan memasak sendiri.
Tangerang merupakan suatu wilayah yang relatif baru yang berkembang dengan sangat pesat. Banyak perumahan-perumahan dan pertokoan baru yang muncul disekitarnya menggusur wilayah pemukiman desa tradisional. Pemukiman atau komplek perumahan baru biasanya disertai dengan perkembangan dalam usaha kuliner, dimana banyaknya bertumbuh food court yang digemari oleh kalangan menengah atas.
Tetapi, perkembangan perkotaan dan usaha kuliner diwilayah perumahan baru belum banyak memberikan kontribusi kepada penduduk asli, khususnya di wilayah Kelurahan Binong karena produk yang mereka hasilkan belum cukup berkualitas, sehingga masih belum terlalu diperhitungkan. Akibatnya sebagian masyarakat masih belum siap untuk bersaing dalam bisnis kuliner
Permasalahan Mitra
Tangerang punya potensi luar biasa di bidang usaha kecil menengah. Namun, harus diakui, saat ini produk UKM di daerah itu belum berkembang maksimal. Potensi Tangerang, khususnya di Kelurahan Binong sebenarnya cukup besar dibidang usaha kuliner. Sejak dulu sudah ada usaha kuliner tradisional. Selain itu bagi penduduk pendatang mulai merintis produk pastri yang cocok untuk konsumsi para pekerja kantoran dan untuk kebutuhan rapat-rapat yang sering dilakukan oleh kantor/sekolah/kampus di sekitar lokasi. Tetapi sebenarnya usaha home industry belum mengalami perkembangan yang begitu pesat. Ada beberapa penyebab tidak berkembangnya usaha ini, antara lain
1. Modal.
2. Kemampuan dan keterampilan dalam mengelola usaha dan produk masih kurang.
3. Cara pemasaran yang masih belum difahami dengan baik. Produk kuliner rumahan yang sudah ditekuni oleh masyarakat setempat belum mampu masuk ke pasar luas. Hal ini disebabkan belum diterapkannya jurus-jurus bisnis yang akan mendorong produksi kuliner menjadi produk yang mampu bersaing
Ketiga kelemahan tersebut tentu harus diselesaikan dengan strategi yang baik agar iklim usaha yang dijalankan oleh UKM mampu berdiri lebih baik diantara pesaing-pesaing yang makin banyak bermunculan dari luar
Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Berdasarkan prioritas permasalahan yang dihadapi dan dalam rangka pemberdayaan pelaku UKM di Kelurahan Binong , maka kegiatan ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendorong masyarakat untuk meningkatkan nilai produk lokal dengan rincian sebagai berikut:
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen usaha (kewirausahaan) produk kuliner olahan dan pemasaran.
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang perlunya penataan kemasan yang baik, higienis dan informatif Kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat dalam memproduksi kuliner olahan berupa
makanan pastry dan makanan kecil yang berkualitas, unggul dan kemasan yang sesuai standar mutu, menarik serta higienis, sehingga dapat menciptakan daya tarik konsumen untuk membeli produk kulinernya dan pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan. Masyarakat desa dapat juga mengembangkan usaha dan memperluas skala produksi dengan pengetahuan kewirausahaan (manajemen usaha), sehingga produk kuliner yang dihasilkan dapat dikenal bukan hanya di pedasaan tetapi juga perkotaan bahkan di manca negara. Dengan demikian produk yang dihasilkan tidak lagi merupakan produk lokal tetapi meningkat menjadi produk nasional bahkan produk Internasional. Selain itu masyarakat desa dapat mengatur produksi kuliner perbulan sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga tidak terjadi kelebihan/kekurangan stok. Yang tidak kalah penting adalah masyarakat desa diharapkan dapat merancang dan menggunakan kemasan produk yang baik, higienis dan informatif
2. METODE PELAKSANAAN PKM
Kegiatan Pengabdian Masyarakat mengenai pelatihan manajemen usaha diselenggarakan dengan metode sebagai berikut.
d. Metode ceramah dan diskusi Kegiatan PKM ini diawali dengan memberikan ceramah dan penyuluhan kepada para pengusaha
kuliner desa Kademangan. Para pengusaha ini dikumpulkan pada suatu ruangan di kantor kelurahan Kademangan dengan tim pelaksana untuk memberikan ceramah tentang materi kegiatan. Adapun materi yang diberikan terkait dengan pemasaran dan perencanaan kemasan.
e. Metode Demonstrasi dan Pelatihan Kegiatan demonstrasi dan pelatihan merupakan kegiatan lanjutan yang dilakukan oleh
pelaksana PKM terhadap kegiatan ceramah dan diskusi yang telah dilakukan. Kegiatan ini dilaksakan dengan mendemontrasikan beberapa contoh kemasan yang informatif, higienis dan indah.
f. Diskusi untuk memperdalam pemahaman peserta. Pada saat pelaksanaan kegiatan para peserta cukup antusias mengajukan pertanyaan sekitar materi pemasaran dan perencanaan kemasan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan PKM berlokasi di kantor kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang. Daerah ini berada di kawasan yang sangat berkembang dan banyak ditemukan bangunan-bangunan baru seperti hotel dan rumah sakit
Solusi untuk Penyelesaian Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh mitra sudah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, dimana
produk kuliner rumahan yang sudah ditekuni oleh masyarakat setempat belum mampu masuk ke pasar luas. Hal ini disebabkan belum diterapkannya jurus-jurus bisnis yang akan mendorong produksi kuliner menjadi produk yang mampu bersaing.
Gambaran iptek yang ditransfer kepada mitra dapat kami uraikan sebagai berikut: a. Melakukan transfer pengetahuan tentang manajemen pemasaran dan kewirausahaan yang penting dalam suatu usaha kuliner, diantaranya mengenai beberapa hal kunci yang sangat menentukan dalam pemasaran.
b. Melakukan transfer pengetahuan tentang perencanaan kemasan yang baik, yaitu kemasan yang memenuhi standar mutu, standar kesehatan, informatif, dilengkapi label halal, ada kode produksi, mencantumkan komposisi produk dan informasi kedaluarsa produk. Selain itu dilakukan juga transfer pengetahuan tentang pentingnya keindahan dalam rancangan kemasan sehingga dari kemasan saja mampu menarik konsumen untuk membeli produk.
Berdasarkan uraian di atas, pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat kami telah melakukan kegiatan penyuluhan/pelatihan singkat yang diharapkan mampu menjadi solusi awal dalam meningkatkan potensi bisnis home industry usaha kuliner dan mampu mengembangkan bisnis/memperluas pasar. Kegiatan yang dilakukan untuk penyelesaian masalah dijelaskan dibawah ini.
Alih Pengetahuan tentang Konsep Pemasaran Pemasaran merupakan bagian terpenting dalam suatu bisnis. Karena itu strategi yang diterapkan
dalam pemasaran sangat menentukan kepada keberlanjutan umur bisnis. Disini dijelaskan tentang konsep-konsep inti dan filosofi pemasaran.
Rivalitas diantara perusahaan saingan (rivalry among competing firm) merupakan pesaing- pesaing yang ada di dalam industri yang sama karena memiliki produk atau jasa yang serupa atau mirip. Intensitas persaingan perusahaan dalam industri yang sejenis ini dipengaruhi oleh kualitas dan diferensiasi produk, jumlah dan ukuran pesaing, serta pertumbuhan industri itu sendiri.(Porter, 1987) dalam Agus Maulana (2010)
Konsep inti pemasaran dapat digambarkan seperti berikut ini:
Gambar 1. Konsep inti pemasaran
a. Kebutuhan. Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena bukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll.), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas konsumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
b. Keinginan . Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menembus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh: manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut tergantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya dengan gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll.
c. Permintaan. Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling c. Permintaan. Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling
d. Produk (organisasi, jasa, ide). Sejalan dengan munculnya kebutuhan, keinginan dan permintaan, perusahaan berusaha keras untuk mempelajarinya, mereka melakukan riset pemasaran, mengamati perilaku konsumen, menganalisis keluhan yang dialami konsumen, mencari jawaban produk atau jasa apa yang sedang disukai atau bahkan produk apa yang tidak disukai, dan lain-lain. Dengan kegiatan diatas, akhirnya perusahaan dapat menawarkan segala sesuatu kepada pasar untuk diperhatikan, untuk dimiliki atau dikonsumsi sehingga konsumen dapat memuaskan kebutuhan sekaligus keinginannya, sesuatu itu disebut produk. Produk tidak hanya mencakup obyek fisik, tetapi juga jasa, orang, tempat, organisasi ataupun gagasan. Contoh: perusahaan manufaktur menyediakan: barang (komputer, monitor, printer), jasa (pengiriman, pemasangan, pelatihan, perbaikan, dan pemeliharaan), ide/gagasan (kekuatan/keunggulan jenis komputer).
e. Nilai Pelanggan. Karena semua perusahaan berusaha menwarkan produk dan jasa yang superior, maka konsumen dihadapkan pada pilihan yang beraneka ragam. Konsumen membuat pilihan pembeli berdasarkan pada persepsi mereka mengenai nilai yang melekat pada berbagai produk dan jasa ini. Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara nilai total yang dinikmati pelanggan karen memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya total yang menyertai produk tersebut. Nilai total antara lain nilai dari produk, jasa, personil pemasar, biaya waktu, biaya energi yang dikeluarkan, biaya psikis. Setelah pemberian nilai, konsumen akan mengevaluasi dan hasil evaluasi ini akan mempengaruhi kepuasan dan peluang untuk membeli ulang produk tersebut.
f. Kepuasan Pelanggan. Kepuasan pelanggan tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relative terhadap harapan pembeli. Bila kinerja atau prestasi sesuai atau bahkan melebihi harapan, pembelinya merasa puas. Perusahaan yang cerdik mempunyai tujuan membuat gembira pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat mereka serahkan, kemudian menyerahkan lebih banyak dari yang mereka janjikan.
g. Total Quality Management. Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan mutu, yang saat ini ada istilah Total Quality Management (TQM) yaitu program yang dirancang untuk memperbaiki mutu produk, jasa dan proses pemasaran secara terusmenerus. TQM memiliki komitmen antara lain: - fokus terhadap pelanggan - memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas - menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah - memiliki komitmen jangka panjang, membutuhkan kerja sama tim, memperbaiki proses - memperbaiki proses secara kesinambungan - menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan
h. Pertukaran. Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan. Ada 5 kondisi yang harus dipenuhi agar pertukaran dapat terjadi: a. Terdapat sedikitnya dua pihak b. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin berharga bagi pihak lain c. Masing-masing pihak mampu berkomunitas dan melakukan penyerahan d. Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak tawaran pertukaran e. Masing-masing pihak yakin bahwa berunding dengan pihak lain adalah layak dan bermanfaat (negoisasi)
i. Transaksi. Transaksi adalah perdagangan antara dua pihak, yang paling sedikit melibatkan dua macam nilai, persetujuan mengenai kondisi, waktu dan tempat.
j. Hubungan. Proses menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan erat yang semakin bernilai dengan pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan yang lain dengan kata lain hubungan adalah praktik membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak pelanggan, pemasok (supplier), penyalur (distributor), guna mempertahankan bisnis jangka panjang mereka. Agar hubungan dapat tercipta dalam jangka panjang antara lain:
- saling mempercayai, saling menguntungkan - menjanjikan dan memberikan kualitas yang tinggi, pelayanan yang baik, harga yang pantas antar pihak - menghasilkan ikatan ekonomi, teknik dan sosial yang kuat antar pihak yang berkepentingan - menekan biaya transaksi dan waktu pencarian pelanggan.
k. Jaringan. Jaringan terdiri dari perusahaan dan semua pihak-pihak pendukung, pelanggan, supplier, distributor, pengecer, agen iklan, ilmuwan dan pihak lain yang bersama-sama dengan firm telah membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan.
l. Pasar. Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu.
m. Pemasar dan Calon Pembeli . Seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang akan terlibat dalam pertukaran tersebut. Calon pembeli adalah seseorang yang diidentifikasikan oleh pemasar sebagai orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran tersebut.
Filosofi Manajemen Pemasaran Ada falsafah yang sebaiknya digunakan sebagai pedoman usaha pemasaran ini untuk
mencapai pertukaran yang didambakan dengan pasar sasaran. Pemberian bobot yang harus diberikan pada organisasi, pelanggan dan masyarakat yang berkepentingan seringkali saling bertentangan. Sehingga perlu ada landasan dari aktifitas pemasaran organisasi tersebut. Dalam Kottler (1997), landasan ini dikelompokkan dalam lima konsep alternatif antara lain:
a. Konsep Produksi. Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau serta manajemen harus berusaha keras untuk memperbaiki produksi dan efesiensi distribusi. Konsep ini adalah falsafah paling tua digunakan dalam penjualan. Konsep ini masih berlaku dan bermanfaat pada dua situasi, yaitu situasi pertama, bila permintaan akan produk lebih besar dari penawarannya; situasi kedua, terjadi kalau biaya produk terlalu tinggi dan perbaikan produktifitas diperlukan untuk menurunkannya. Akan tetapi, perusahaan yang bekerja dengan falsafah ini menghadapi resiko tinggi dengan fokus terlalu sempit pada operasinya sendiri. Bila perusahaan berusaha menurunkan harga, yang pasti dilupakan adalah kualitas, padahal yang di inginkan konsumen adalah harga rendah dengan barang yang menarik.
b. Konsep Produk. Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk bermutu terbaik dan sifat paling inovatif dan bahwa organisasi harus mencurahkan energi untuk terus menerus melakukan perbaikan produk.
c. Konsep Penjualan.Falsafah bahwa konsumen tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah yang cukup kecuali organisasi mengadakan usaha penjualan dan promosi berskala besar. Konsep ini biasanya dilakukan pada barang yang tidak dicari, yaitu barang yang mungkin tidak terpikirkan untuk dibeli oleh konsumen, contoh: ensiklopedia, asuransi, dll. Industri ini harus mahir dalam melacak calon pelanggan dan menjual manfaat produk kepada konsumen. Tujuannya adalah menjual yang perusahaan buat, bukan produk apa yang dibutuhkan masyarakat konsumen.
d. Konsep Pemasaran. Falsafah manajemen pemasaran ini berkeyakinan bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan didambakan itu lebih efektif dan efisien daripada pesaing. Kemungkinan konsep ini membingungkan bila dibandingkan dengan konsep penjualan. Perbandingan antara konsep penjualan dengan konsep pemasaran, antara lain:
Gambar 2. Perbandingan konsep penjualan dan konsep pemasaran
Keterangan: pemasaran terpadu terdiri dari kegiatan pemasaran eksternal yaitu pemasaran yang ditujukan kepada orang-orang di luar perusahaan dan kegiatan internal merupakan kegiatn mengenai keberhasilan dalam menerima, melatih dan memotivasi karyawan yang memiliki kemampuan dan ingin melayani pelanggan dengan baik. Konsep pemasaran dilakukan apabila: a. Penjualan mulai turun b. Pertumbuhan produk melambat c. Pola pembelian yang berubah d. Persaingan yang meningkat e. Biaya penjualan meningkat. Perusahaan mendapati pengeluaran mereka untuk iklan, promosi penjualan terasa lepas kendali sehingga manajemen memutuskan untuk melakukan audit pemasaran untuk menyempurnakan konsep mana yang akan dipakai.
Alih Pengetahuan tentang Kemasan Produk
Fungsi utama dari kemasan adalah untuk melindungi barang yang dijual kepada konsumen agar tidak rusak. Kemasan juga mempunyai fungsi tambahan daya tarik perhatian konsumen dan memudahklan penyerahan kepada konsumen. Bahan kemasan harus memenuhi persyaratan agar tidak merusak produk yang dikemas. Bahan kemasan antara lain kertas/karton; bermacam plastik yang harus memenuhi persyaratan yang sesuai produk yang dikemas.
Kemasan juga berfungsi sebagai pelindung terhadap kesehatan manusia terhadap pencemaran yang mungkin terjadi karena pengaruh lingkungan. Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia ( Muhammad Amien, 1994). Selanjutnya usaha tersebut ditujukan pada upaya pencegahan atau penolakan berbagai faktor lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit. Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).
Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
Bahan pengemas yang umum digunakan adalah plastik. Pengemasan ditujukan untuk mengawetkan produk. Bahan pengemas yang baik dan cocok untuk produk kuliner dapat meningkatkan daya simpan (daya awet) produk tersebut.
Gambar 3 . Label dan informasi pada kemasan produk kuliner
Pada kemasan ditempatkan label yang memberikan keterangan mengenai
a. Nama makanan/merek dagang. Nama makanan dan merek dagang sangat dibutuhkan sebagai informasi terhadap konsumen mengenai jenis produk yang diperdagangkan.
b. Berat bersih makanan.
c. Berat bersih (Netto) sangat diperlukan konsumen agar tidak tertipu pada saat membeli. Adanya berat bersih produk pada kemasan menunjukan kejujuran produsen terhadap konsumen bahwa alat pengukur timbangan yang digunakan sesuai dengan standar yang ada.
d. Komposisi gizi makanan. Komposisi gizi makanan menunjukan kandungan zat-zat gizi makanan yang terkandung dalam bahan. Kandungan gizi makanan yang standar adalah kadar karbohidrat, air, protein, lemak dan mineral. Informasi kandungan gizi sangat diperlukan konsumen untuk mengetahui sejauh mana manfaat makanan yang dikonsumsi bagi tubuhnya. Informasi kandungan gizi dapat dijadikan sebagai media promosi bahwa produk makanan yang dibuat mempunyai manfaat bagi konsumen.
e. Nama dan alamat perusahaan yang memproduksi. Nama dan alamat perusahaan menunjukan tempat dimana makanan dibuat/diproduksi. Informasi ini penting bagi konsumen untuk mengetahui kebenaran tepat produksinya.
f. Kode produksi. Kode produksi bermanfaat bagi produsen dalam melakukan evaluasi/pengecekan kembali produk-produk yang dihasilkan. Apabila produk mengalami kegagalan/kerusakan pada produksi tertentu akan lebih mudah melakukan penarikan/pengecekan.
g. Masa kadaluarsa. Informasi kadaluarsa sangat dibutuhkan oleh konsumen, hal ini berkaitan dengan kemanan pangan yang dikonsumsinya. Selain itu informasi kadaluarsa juga bermanfaat bagi produsen dalam pengontrolan produk yang diperdagangkan sehingga produk yang ditawarkan tetap merupakan produk yang berkualitas.
h. Label halal. Label halal diperlukan untuk meyakinkan konsumen yang beragama islam bahwa kandungan dari produk terdiri dari bahan-bahan dan proses produksi yang sudah sesuai dengan syariat islam dan tidak mengandung unsur-unsur yang diharamkan secara islam.
Perizinan dan Sertifikat Halal
Topik ini perlu disampaikan dalam penyuluhan karena mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam dan sudah sangat memahami tentang pentingnya standar suatu produk. Untuk meyakinkan mutu dan kualitas produk yang ditawarkan kepada para konsumen, para pengusaha biasanya memberikan jaminan berupa nomor registrasi produk yang tertera pada kemasan sebagai pengakuan bahwa produk yang dijual tersebut telah mendapat izin dan memenuhi standard yang ditetapkan oleh lembaga/badan yang ditunjuk pemerintah, misalnya Dinas Kesehatan, BPOM, dan juga MUI. Majelis Ulama Indonesia, melalui sub organisasinya, yaitu LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika) adalah lembaga yang berwenang menetapkan suatu produk berhak memiliki label Halal. Dengan berkembangnya industri pangan yang menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, maka Topik ini perlu disampaikan dalam penyuluhan karena mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam dan sudah sangat memahami tentang pentingnya standar suatu produk. Untuk meyakinkan mutu dan kualitas produk yang ditawarkan kepada para konsumen, para pengusaha biasanya memberikan jaminan berupa nomor registrasi produk yang tertera pada kemasan sebagai pengakuan bahwa produk yang dijual tersebut telah mendapat izin dan memenuhi standard yang ditetapkan oleh lembaga/badan yang ditunjuk pemerintah, misalnya Dinas Kesehatan, BPOM, dan juga MUI. Majelis Ulama Indonesia, melalui sub organisasinya, yaitu LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika) adalah lembaga yang berwenang menetapkan suatu produk berhak memiliki label Halal. Dengan berkembangnya industri pangan yang menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, maka
Produk Halal adalah produk yang dikategorikan aman menurut syariat Islam. Label halal tersebut biasanya diberikan pada produk makanan, minuman, obat-obatan, maupun kosmetika yang telah memenuhi standar menurut kaidah-kaidah Islam, baik yang menyangkut komposisi
bahan, proses pembuatan, dan tempat produksinya. Untuk berhak menggunakan label “Halal” pada kemasan produk yang diproduksi ataupun pada tempat usaha seperti restaurant dan catering, produsen harus mengajukan sertifikasi halal ke LPPOM.Pada penyuluhan ini disampaikan pula bagaimana proses permohonan untuk mendapatkan izin produksi dan sertifikat halal.
Adapun proses dalam permohonan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Produsen mengajukan permohonan ke LPPOM dengan cara mengisi Borang (formulir) yang mencakup nama perusahaan, detail produk termasuk komposisi bahan yang digunakan, tempat produksi, dan juga proses pembuatannya.
b. Kemudian bagian sekretariat LLPOM akan melakukan pengecekan untuk kelengkapan dokumen yang diperlukan. Jika belum komplit, maka diminta untuk segera melengkapinya. Dan bila telah sesuai maka akan dilanjutkan dengan pemberitahuan jadwal audit ke tempat produksi. Audit tersebut dilakukan oleh Tim Auditor LLPOM, dan ketika audit/pemeriksaan berlangsung, tempat usaha harus sedang melakukan kegiatan produksi.
c. Selanjutnya, setelah Tim Auditor melakukan analisis dan evaluasi termasuk juga memperhatikan hasil lab (bila diperlukan), maka akan dilanjutkan pada tahap simpulan, yaitu melanjutkan laporannya ke Sidang Komisi Fatwa MUI (jika dinyatakan memenuhi syarat) atau ditolak/dikembalikan karena belum memenuhi standard yang syaratkan.
d. Setelah lulus tim audit, Komisi Fatwa MUI melakukan sidang guna memutuskan layak tidaknya suatu produk mendapatkan sertifikasi Halal. Keputusan diambil berdasrkan berbagai pertimbangan, salah satunya dari laporan yang disampaikan tim auditor. Jika sidang Komisi Fatwa menyatakan telah memenuhi standard sesuai dengan kaidah Islam, maka proses berikutnya pencetakan surat sertikat Halal.
Sertifikat Halal suatu produk memiliki masa penggunaan selama dua tahun. Tiga bulan sebelum masa sertifikat tersebut lewat, produsen wajib melakukan perpanjangan dengan proses yang serupa.
4. KESIMPULAN
Secara keseluruhan penyuluhan tentang manajemen usaha yang baru pertama kali diselenggarakan ini mendapat respon yang sangat baik dari berbagai pihak, baik dari para peserta maupun oleh aparat kelurahan yang mendampingi warga saat mengikuti kegiatan PKM ini. Tim PKM Untar mendapat masukan agar acara-acara sejenis dapat dilakukan secara kontinu agar warga makin memahami kiat-kiat dalam mengembangkan bisnis dan memperluas pemasaran,
5. REFERENSI
Imam Maulana, Arus R eka Prasetia.(2015). “ Strategi Kreatif Usaha Kuliner Indonesia Untuk memperluas Pasar Ke Kawasan Asia Tenggara Dalam Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ”, diunduh dari://www.academia.edu/19376473/
Maulana, Agus dan Porter, Michael. Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Jakarta: Institut Pendidikan dan Pengembangan Manajemen, 2010.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2004. Amankan Pangan dan Bebaskan produk dari Bahan Berbahaya. Jakarta Kotler, Philip. 1997. Marketing Management “Analysis, Planning, Implementation and Control” (9th ed.). New Jersey: Prentice Hall International, Inc.