METODE PELAKSANAN

2. METODE PELAKSANAN

Penelitian diawali dengan mengamati data absensi sebelum implementasi, yang pada akhirnya akan dibandingkan dengan hasil implementasi sistem. Pengamatan selanjutnya adalah implikasi dari sistem baru. Data absensi yang diteliti meliputi seluruh mata kuliah pada kelas reguler maupun karyawan. Oleh karena belum ada juklak dan juknis yang kuat maka akan diujicobakan pula usulan prosedur yang harus dijalankan agar sistem dapat bekerja optimal. Pada absensi sebelumnya informasi yang didapat bersifat kualitatif biner, yaitu nilai “ADA” dan “TIDAK” tanpa informasi jam masuk atau keluar.

Oleh karena mutu yang dinilai oleh sistem absensi adalah sesuatu yang hanya bisa dirasakan dalam sistem manajemen, dapat dikatakan bahwa pendekatan perbaikan mutu dimaksud adalah value based approach (Yamit, 2013). Untuk mewujudkannya, metode pelaksanaan penelitian harus mempertimbangkan asas manfaat dari sistem yang dibangun. Penentuan sample yang diambil acak diharapkan mampu mewakili kondisi umum dalam Perguruan Tinggi berkaitan dengan isu absensi.

Populasi sample yang merupakan seluruh sample yang dipilih (Agung, 2003) dalam penelitian ini adalah sejumlah data mahasiswa yang berkoresponden dengan angkatan dan mata kuliah pada semester berjalan. Penilaian dari 30 mahasiswa akan menjadi rujukan bagi seluruh mahasiswa aktif sebagai populasi target, yaitu populasi yang lebih besar dan merupakan semesta pembicaraan. Pengamatan hasil implementasi berhubungan langsung dengan mahasiswa sample, namun pada data mata kuliah yang berbeda, sesuai dengan masa studi yang sedang dijalani. Hasil ini nantinya akan memberikan dampak pada penilaian keberhasilan per semester.

Sejumlah kartu RFID (Radio Frequency Identification) yang disiapkan diidentifikasi awal (initial identification) yaitu direkam sebagai masterkey masing-masing mahasiswa pemegang kartu. Identitas karti RFID didapat di fisik kartu yang terletak di salah satu sudut kartu. Identitas ini bersifat tetap, tidak dapat diubah namun dapat dianalogikan ke beberapa atribut item data. Penginputan data absen masuk dan keluar dilakukan dengan cara tapping kartu ke modul RFID reader. Modul dimaksud dibawa oleh dosen yang mengampu pada setiap sesi kuliah, dan berada di meja dosen. Sebelum memulai sesi kuliah, dosen akan login ke dalam sistem perkuliahan sehingga penginputan absen segera bisa dimulai. Di tahap persiapan ini potensi kecurangan berhasil ditutup, sebab absensi hanya bisa dilakukan setelah dosen melakukan login. Mahasiswa yang datang di awal waktu mengumpulkan kartunya untuk dilakukan tapping oleh dosen yang bersangkutan. Adapun mereka yang datang lebih akhir melakukan tapping sendiri.

Dengan mengintegrasikan ke dalam aplikasi, setiap data kartu yang diinput akan menjadi trigger mengaktifkan sistem untuk mencatat waktu transaksi. Laporan yang didapat berupa waktu masuk, waktu keluar, masa tinggal (dalam kelas), status kedatangan (tepat waktu/ terlambat) serta waktu mulai dan selesai perkuliahan. Bagi mahasiswa yang tidak memiliki hak mengikuti perkuliahan atas berbagai alasan tidak akan terekam meskipun berhasil melakukan tapping. Pada umumnya merka yang kehilangan haknya tidak akan muncul di daftar mahasiswa atau form absensi, sehingga dapat melakukan kecurangann dengan menuliskan namanya sendiri tanpa konfirmasi ke bagian akademik. Hal yang demikian bukanlah kewajiban dosen untuk melakukan verifikasi, melainkan bagian akademik.

Pada waktunya dosen melakukan pengolahan nilai, cukup dengan login ke sistem maka daftar mahasiswa dengan mudah didapat sekaligus dengan laporan absensinya dan siap ditambahkan dengan nilai dari komponen lainnya. Laporan absensi ini bersifat read only bagi dosen, sehingga tidak dapat dilakukan editing, yang biasanya merupakan potensi kecurangan absensi.