PROMOSI IDENTITAS LASEM SEBAGAI KOTA AKULTURASI BUDAYA TIONGHOA – JAWA (BATIK LASEM) MELALUI VIDEO
PROMOSI IDENTITAS LASEM SEBAGAI KOTA AKULTURASI BUDAYA TIONGHOA – JAWA (BATIK LASEM) MELALUI VIDEO
Regina 1 , Anny Valentina 2
1 Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Tarumanagara, Jakarta Email: [email protected]
2 Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Tarumanagara, Jakarta Email: [email protected]
ABSTRAK
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian anak muda pada khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang keberadaan Lasem sebagai kota yang kaya dengan perpaduan budaya khususnya batik. Percampuran budaya Cina dan Jawa di Lasem, Rembang, Jawa Tengah tak hanya berhenti pada sepotong batik tulis, dalam kehidupan sehari-hari di daerah nilai-nilai toleransi antar etnis dan agama sangat kental di kota yang dijuluki "Cina kecil" atau "Kota Beijing lama kecil", dan sebutan sebagai "Kota Santri" . Rencananya akan dibuat sebuah video promosi tentang keindahan akulturasi di Lasem, diharapkan melalui video ini anak muda sebagai generasi penerus menaruh minat serius pada pelestarian budaya.
Kata kunci: Batik, video promosi
1. PENDAHULUAN
Lasem merupakan sebuah kecamatan di Rembang yang juga mendapat julukan sebagai Tiongkok Kecil.Banyak yang tidak mengetahui keberadaan kota yang Lasem dianggap sebagai tempat pertamakali etnis Tionghoa mendarat di bumi Nusantara. Walaupun saat ini etnis Tionghoa sudah bisa dijumpai di hampir semua daerah Indonesia, Lasem tetap menjadi tempat yang spesial. Beberapa klenteng bersejarah masih berdiri kokoh di Lasem.Di kota Lasem terdapat berbagai banyak bangunan peribadatan agama Budha seperti kelenteng dan terdapat patung Budha terbaring yang berlapis emas yang merupakan peninggalan sejarah tionghoa. Banyak yang bisa kita temukan di Lasem yang juga merupakan salah satu kota tua di Indonesia ini. Batik yang merupakan salah satu kebudayaan asli bangsa Indonesia juga bisa ditemukan di Lasem.Kerajinan batik sudah dikenal sejak lama di Indonesia, khususnya di tanah Jawa. Batik Indonesia memiliki beraneka ragam corak yang menyebar di setiap daerah berbeda- beda dan menjadi ciri khas daerah tersebut. Kesenian batik adalah kesenian gambar diatas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja di Indonesia.Memang pada awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam keratoan.Hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga, serta para pengikutnya.Batik yang masuk kalangan istana diklaim sebagai milik dalam benteng, orang-orang tidak boleh mempergunakannya.
Keberadaan batik Lasem erat kaitannya dengan datangnya bangsa asing terutama bangsa china atau tionghoa.Corak batik lasem sangat terkenal karena cirinya sebagai batik pesisir yang indah dengan pewarnaan yang berani dan mencolok. Batik produksi lasem bercorak khas, terutama warna merahnya yang menyerupai warna merah darah ayam, yang konon tidak dapat ditiru oleh pembatik dari daerah lain, kekhasan lain terletak pada coraknya yang merupakan gabungan pengaruh budaya Tionghoa, budaya lokal masyarakat pesisir utara, dan budaya keraton ( Surakarta dan Yogyakarta ). Lasem memiliki latar belakang alkulturaasi antara budaya china dan budaya jawa yang sangat menarik.Selain batik lasem juga dikenal sebagai kota akulurasi dan kota toleransi. Karena gaya batiknya yang merupakan pencampuran antara budaya Tionghoa dan Jawa.
Seiring dengan kemajuan teknologi, keindahan batik Lasem pun mulai dilupakan, murahnya batik sablon yang diyakini membuat turunnya daya beli batik tulis Lasem.
Selain batik keindahan lasem bisa dilihat dari kehidupan beragama juga sangat damai. Banyaknya pesantren yang masih tetap lestari dan eksis hingga saat ini, vihara tertua pun masih terjaga dengan baik. Banyak yang tidak mengetahui dengan jelas tentang keberadaan Lasem.Hal ini sangat disayangkan karena keistimewaan Lasem tidak terekspose cukup luas. Karena itulah sangatlah tepat jika sebuah video tentang Lasem akan lebih mengangkat popularitas kota Lasem.
Dipilih dalam format video karena Videography adalah proses pengambilan suatu gambar bergerak pada media eletronik. Videography adalah gabungan dari kata “video” yang dalam bahasa latin berarti “saya melihat” atau “saya mendengar” dan kata “graphy” yang berarti “menulis”. Untuk membuat sebuah film yang baik ada banyak hal yang perlu diperhatikan. (Juniper & Newton, 2011:7). Salah satu jenis video yang sesuai adalah video promosi. Video promosi dianggap sebagai salah satu cara promosi yang cukup mampu untuk membuat orang lain tertarik. Selai itu penggunaan video yang kemudian di viralkan untuk saat ini terlihat sangat menguntungkan dan menjadi media yang cukup baik.
Berikut adalah beberapa tujuan promosi : Modifikasi tingkah laku: merupakan tindakan mengubah pendapat individu, dari tidak
menerima suatu produk menjadi menerima. Memberitahu: promosi yang berifat informasi. Membujuk: promosi yang persuasif untuk mendorong individu melakukan tindakan Mengingatkan: tindakan mempertahankan obyek yang dipromosikan (Rangkuti, 2009)
Secara garis besar, video promosi berbeda dengan video dokumenter. Video dokumenter merupakan penyajian fakta. Video dokumenter berhubungan dengan tokoh, peristiwa dan lokasi yang nyata. Video dokumenter merupakan aktivitas merekam peristiwa yang sungguh- sungguh terjadi, bukan menciptakan suatu kejadian, Sedangkan video iklan atau promosi memiliki durasi waktu singkat bertujuan untuk mempromosikan produk dan lebih berisi tentang keunggulan dari produk/jasa tersebut. Biasanya iklan cenderung menggunakan tagline yang singkat sehingga mudah diingat. Berdasarkan beberapa literatur yang sudah dikumpulkan, maka faktor yang banyak berpengaruh terhadap aktivitas promosi pariwisata daerah antara lain sebagai berikut: a. Karakter wisatawan b. Informasi yang sebenarnya dibutuhkan wisatawan c. Karakter dari produk wisata, Karakter wisatawan digunakan sebagai pedoman pemilihan media, bahasa dan waktu-waktu yang biasa digunakan untuk melakukan perjalanan wisata. Misal untuk karakter wisatawan tertentu yang menyukai matahari terbenam di pantai maka informasi yang disampaikan adalah daya tarik matahari terbenam dengan menonjolkan suasana senja sore
2. METODE PELAKSANAAN PKM
Kepedulian lembaga pendidikan tinggi dalam rangka pelestarian warisan budaya merupakan salah satu kepedulian khususnya pada bidang ilmu Desain. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat berupa pembuatan Video promosi ini akan menitikberatkan pada pembuatan sebuah video promosi yang akan mengangkat keindahan akulturasi sebuah kota melalui batik
Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan staff pengajar yang memiliki kompetensi pada pembuatan video dan promosi.
Production Stage : Umumnya ada 4 tahap dalam pembuatan sebuah film.
(Juniper & Newton, 2011:44) Development
Tahap untuk pengembangan konsep kreatif, penelitian, pembuatan skrip dan naskah Pre-Production Tahap persiapan untuk syuting. Pembuatan storyboard, pencarian talent, kru, dan penataan
lokasi. Production
Tahap perekaman film sesuai dengan skrip dan storyboard, Post-Production
Tahap pengolahan dan penyusunan footage sesuai dengan skrip dan storyboard, juga tahap pengeditan warna, suara, dana efek visual.
Distribution Tahap penyebaran dan pemasaran film yang telah dibuat, bisa melalui distributor ataupun internet.
3. PEMBAHASAN
Pengumpulan data dan korespondensi dengan mitra Berdasarkan cerita dalam babad Lasem tersebut,maka puteri Na Li Nidari campa merupakan salah seorang perintis pembatikan di Lasem.batik Lasem awalnya dikenal sebagai batik encim yaitu batik yang dipakai oleh wanita keturunan Tionghoa yang berlanjut usia. Pengaruh asing khusunya budaya Tionghoa turut mewarnai corak,motif,dan ragam batik tulis Lasem. Melalui pengamatan terhadap sehelai batik lasem kita dapat mengenali hasil silang budaya tersebut,antara lain silang budaya melalui motif. Secara umum pada batik lasem kita jumpai kombinasi motif khas Tionghoa dan motif Jawa.
Batik produksi Lasem bercorak khas, terutama warna merahnya yang menyerupai warna merah darah ayam, yang konon tidak dapat ditiru oleh pembatik dari daerah lain, kekhasan lain terletak pada coraknya yang merupakan gabungan pengaruh budaya Tionghoa, budaya local masyarakat pesisir utara,dan budaya Keraton (Surakarta dan Yogyakarta) Motif Tionghoa batik Lasem dapat berupa fauna (burung hong),kilin, naga,ikan mas,kelelawar, ayam hutan dan sebagainya. Motif flora bunga antara lain bunga seruni, delima, magnolia, peoni, sakura, dan sebagainya, dan masih banyak motif lainnya antara lain motif benda alam, seperti mata uang,gulungan surat.
Di tempat mukim baru ini, Na Li Ni mulai membatik bermotifkan burung hong, liong, bunga seruni, banji, mata uang dan warna merah darah ayam khas Tionghoa . Motif ini menjadi ciri khas unik Batik Lasem.Keunikan Batik Lasem mendapatkan tempat yang penting di dunia perdagangan.Pedagang antar pulau dengan kapal kemudian mengirim Batik Lasem ke seluruh wilayah Nusantara.Bahkan diawal abad XIX Batik Lasem sempat diekspor ke Thailand dan Suriname, dimana ini adalah awal kejayaan dari batik tersebut.
Batik Lasem membuat perajin menjadi semakin kreatif. Motif baru seperti latohan, gunung ringgit, kricakan atau watu pecah bermunculan.Syahdan perajin menciptakan motif kricakan karena terinspirasipenderitaan rakyat saat harus memecah batu-batu besar untuk dibuat jalan raya pos oleh Daendels. Batik Lasem terus menorehkan catatan emas hingga jelang berakhirnya penjajahan kolonial. Para pengusaha Batik Lasem yang berasal dari
Masa kejayaan batik yang menjadi ikon pembauran budaya Jawa dan Tionghoa itu mulai menyurut tahun 1950-an. Penyebab utama kemunduran Batik Lasem adalah karena terdesak oleh maraknya batik cap di berbagai daerah.Selain itu, juga dikarenakan kondisi politik yang menyudutkan etnis Tionghoa yang merupakan penguasa perdagangan Batik Lasem. Menurut data Forum Economic Development (Fedep) Rembang, tahun1950-an ada sekitar 140 pengusaha Batik Lasem.Tahun 1970-an jumlahnya merosot hingga tinggal separo.Puncaknya tahun 1980-an pengusaha Batik Lasem hanya tinggal mencapai 7 orang saja yang aktif.
Selanjutnya perkembangan Batik Lasem terus mengalami pasang surut.Batik Lasem ini dikenal dengan warna merahnya yang khas, seperti warna merah darah ayam, yang tidak bisa ditiru pengrajin batik kota lain. Konon, warna itu karena unsur mineral dalam air yang dipakai untuk mbabar (proses pewarnaan). Dengan warna merah tersebut muncullah batik bangbiru (abang biru = merah dengan biru), batik bangjo (abang ijo= merah dengan hijau) dan batik Tiga Negeri.Batik Tiga Negeri adalah batik yang diwarnai di 3 tempat; merah di Lasem, Sogan di Solo, dan Biru di Pekalongan. Pada jaman kolonial, wilayah tersebut disebut negeri karena memiliki kekuasaan yang otonom. Kekhasan lain terlihat pada coraknya yang merupakan gabungan pengaruh budaya Tionghoa, budaya lokal masyarakat pesisir utara dan budaya keraton (Surakarta dan Yogyakarta). Motif keraton terlihat dari ornamen kawung danparangnya, sedangkan untuk pesisir terlihat dari warna-warnanya yang cerah.Sehingga dapat dikatakan batik lasem adalah batik yang paling komplit.
Persiapan cerita video
Lasem… the story Kisah naga di pesisir jawa
Berawal dari abad ke 18 ketika masuknya generasi pertama Tiongkok ke Indonesia Bersama itu pula budayanya berkembang bersama VISUAL: ilustrasi motif naga dan phoenix dari motif batik, seperti hidup dan terbang. Lalu kedua ilustrasi tsb membawa Lasem ke masa lalu ketika sebuah kapal Tiongkok merapat di pelabuhan Lasem).
SUPERS: Waktu seakan berhenti
Ilustrasi diatas ternyata dibuat oleh sapuan sebuah kuas, yang kemudian menggambarkan keadaan kota Lasem yang tidak berubah dimakan waktu.
SUPERS: Sebuah kisah tentang tradisi…warisan…yang tak lekang oleh waktu
Dari ilustrasi kemudian perlahan berubah menjadi Lasem pada saat ini. Kita lihat sekilas kehidupan sehari hari Lasem yang sedehana dan tenang.
Visual: Kegiatan masyarakat Tionghoa Lasem di komunitas Tionghoa disana seperti: di Ho Hap Hwe, dan lain-lain. Masyarakat datang ke klenteng di Lasem, kita akan melihat beberapa kegiatan bersembayang lalu fokus pindah ke sosok dewa di altar. DI altar tersebut kita akan melihat kain altar yang sebenarnya adalah salah satu kain batik Lasem yang terkenal (Pak Gandor)
SUPERS:
Kita akan melihat salah 1 tokoh Lasem (Pak Sigit) bercerita tentang asal mula batik Lasem. VISUAL: cut to cut antara nara sumber bercerita dengan proses pembuatan batik dengan detail simbol yang masih bertahan dimasa sekarang. Nara sumber akan bercerita tidak hanya proses pembuatan batik tapi juga akan bercerita secara mendetail tentang arti dari masing-masing simbol yang dipakai dalam batik Lasem.
PERTANYAAN: 1. cerita tentang Tiongkok kecil 2. Asal mula Batik Lsem (termasuk proses akulturasi) 3. Motif batik, filosofi dan estetis
Video dokumentasi ini akan ditutup dengan timelaps dari sebuah kota yang bergerak cepat, dinamis (fast moving) dan kontradiksinya dengan Lasem yang tenang seakan akan waktu berhenti disana.
Proses Shooting Proses Shooting sebagai proses produksi memakan waktu selama 3 hari meliputi pengambilan di Lasem sendiri dan Rembang. Alat alat yang digunakan sebagai berikut : - Kamera Canon EOS 6D, 600D - Lensa Canon EF 27-70mm f2,8L USM - Lensa Canon EF 50mm f1,4 USM - Lensa Canon EF 50mm f1,8 USM - Lensa Tamrom Fish Eye 15mm f2,8 - Zeta CPL filter - Go Pro; Tripod; Slider; Monopod
Proses shooting tidak terjadi kendala yang berarti, mitra dan nara sumber menerima dengan
baik kehadiran tim dari Untar. Proses shooting ke beberapa tempat antara lain : Klenteng Cu An Kiong, klenteng tertua di Lasem, Perusahaan batik tulis lasem – Maranatha, Perusahaan batik tulis lasem – Sekar Kencana
4. HASIL
Proses Pasca Produksi Pada proses ini dilakukan proses editing dengan menggabungkan gambar yang diambil dengan musik dan supers.
502
503
504
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Sebuah Kesenian hasil akulturasi budaya seperti wayang potehi sangat membutuhkan peran serta dan perhatian generasi penerusnya. Amat disayangkan budaya yang udah ratusan tahun ini sudah tersisihkan dan hampir punah. Melalui pembuatan video teaser diharapkan mampu untuk memberikan sumbangan bagi komunitas wayang potehi, agar masyarakat bisa lebih mengenal dan mencintai budaya yang telah berumur ratusan tahun ini.
Untuk lebih memperkenalkan budaya seperti Wayang Potehi ini dibutuhkan perhatian lebih lagi, media yang menarik dan dekat dengan generasi muda sangat dibutuhkan untuk menarik minat, selain itu melihat mulai banyaknya kunjungan dari luar daerah ke paguyuban bahkan ada pula yang datang dari luar negeri, sangat dibutuhkan pula perancangan untuk souvenir yang bisa dibawa sebagai kenang-kenang-an.
Ucapan Terima Kasih (Acknowledgement) Terima kasih kepada Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas
Tarumanagara yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan pengabdian ini, juga kepada seluruh ketua dan staff di DPPM Untar yang telah membatu dan mendukung, kepada Panitia Senapenmas Universitas Tarumanagara. Bapak Baskoro dari Rembang Heritage Society yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan pengambilan gambar dan memberikan informasi serta bantuan. Bapak Gandor, Bapak Sigit dan Ibu Reni sebagai Narasumber.
REFERENSI Buku:
Juniper, Adam., and David Newton. (2011). 101 Top Tips for DSLR Video. United Kingdom : The ILEX Press Limited. Kwan,William,Dyah Rosina, dan Aulia Hadi. (2010). Eksplorasi Sejarah Batik
Lasem. Jakarta : Institut Pluralisme Indonesia (IPI)
Kwan,William,Dyah Rosina, dan Aulia Hadi. 2010. Potret kehidupan Pembatik di Lasem Rembang Soeprapto, F.X. Arie. (2007). Dasar-dasar Fotografi. Dalam Susanto, Kartika Monika. Dari
Perancangan Buku Panduan Membuat Pernak-pernik beserta Media Penunjangnya. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Internet:
https://arumsekartaji.wordpress.com/2011/08/16/sejarah-batik-lasem/ http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/02/150219_lasem_toleransi http://www.pendidikanekonomi.com/2013/02/pengertian-dan-tujuan- promosi.html
Jakarta, 23-24 November 2017