Metode Pembinaan Akhlak Akhlakul Karimah Siswa

45 Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidiakn anak selanjutnya, pendidikan yang diberikan oleh orang tua merupakn apendidikan yang didasarkan pada rasa kasih sayang sejati dan bersifat kodrati, kasih sayang ini tidak boleh berubah menjadi memanjkan anak karena dapat membahayakan di kemudian hari. Menurut Imam Al-Ghazali yang dikutip oleh M. Abdul Quasem bahwa melatih anak-anak untuk berakhlak mulia dapat dilakukan dengan cara melindungi mereka dari perbuatan buruk, karena mereka memilki sifat yang cenderung meniru akan sesuatu yang dilihatnya. Hal ini memang tidak mudah, tetapi bila dilakukan sejak dini maka akan terasa manfaatnya ketika anak telah dewasa. b. Sekolah Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Menurut Zakiah Darajat, sekolah adalah lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan, pendidikan, pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana. 88 Di dalam kelas gurulah yang bertugas mendidik siswanya. Guru adalah tenaga pendidikan yang secara teknis mempunyai bekal ilmu dan keterampilan untuk membantu anak didik memperoleh sikap dan perilaku terpuji. c. Masyarakat Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan tertier adalah lingkunag yang luas dan sekaligus paling banyak menawarkan pilihan, karena sebagian besar waktu anak dalam sehari dihabiskan dalam lingkungannya. Pada tahap pertama pengaruh lingkungan masyarakat diawali dengan pergaulan antar teman. Pada usia 9-15 tahun hubungan perkawanan merupakan hubungan akrab yang disebabkan oleh kesamaan minat dan kepentingan saling membagi perasaan dan saling tolong menolong untuk memecahkan masalah bersama. 89 Kuatnya pengaruh teman ini sering dianggap 88 Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah,Jakarta: Ruhama, 1995, Cet. Ke-2 h. 77 89 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997, cet. Ke-4, h. 129 46 sebagai penyebab buruknya tingkah laku anak, tetapi bagaimanapun segalanya kembali pada dirinya sendiri.

C. Kerangka Berfikir

Setiap anak yang dilahirkan, telah membawa karakter dan sifatnya sendiri. Termasuk juga membawa kecerdasan intelektual IQ dan kecerdasan emosional EQ dalam dirinya. Semua itu akan sangat mempengaruhi kepribadian, bahkan mungkin kegagalan atau kesuksesannya. Dan dalam kecerdasan emosional itulah keberhasilan dan kegagalan seseorang ditentukan. Kecerdasan emosional atau emotional intelligence adalah kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional terdiri dari mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain Mengenali emosi diri, merupakan cara mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu dalam pengambilan keputusan diri sendiri, memilki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan dan kepercayaan diri yang kuat. Sedangkan mengelola emosi, merupakan cara menangani emosi kita sedemikian mungkin sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas. Siswa yang memiliki kesadaran diri yang tinggi dan pengaturan diri yang baik, dia akan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan pengaturan diri yang baik serta mengetahui bagaimana cara menangani dan mengelola kepercayaan diri dan emosinya tersebut terutama dalam proses belajar dan pembelajaran sehingga pada tahap akhir dalam proses belajar dan pembelajaranakan mampu mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik dari orang lain. Motivasi, merupakan usaha menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran. Mengenali emosi orang lain atau empati, merupakan usaha untuk merasakan yang dirasakan orang lain,