Macam-macam Akhlakul Karimah Akhlakul Karimah Siswa

40 Artinya: “Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur. ”        Artinya : “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat pula kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat- Ku. ” 4 Bertawakkal At-Tawakkal Tawakkal yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah swt setelah berbuat semaksimal mungkin, untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya. Oleh karena itu, syarat utama yang harus dipenuhi bila seseorang ingin mendapatkan sesuatu yang diharapkannya, ia harus lebih dahulu berupa ya sekuat tenaga, lalu menyerahkan ketentuannya kepada Allah swt,. Maka dengan cara yang demikian itu, manusia dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya. Sebagaimana Allah swt berfirman dalam surat Huud ayat 56, yang berbunyi:                      Artinya : “Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus 5 Ikhlas al-Ikhlas Kata ikhlas berasal dari kata kerja fi ’il madi Bahasa Arab yaitu khalasha, yakhlushu, ikhlashan yang berati murni, jernih, bersih, tak tercampur, dan tulus hati. 82 Dengan kata lain ikhlas adalah sikap menjauhkan diri dari riya’ menunjuk- nunjukkan kepada orang lain ketika mengerjakan amal baik. Maka amalan 82 Sudirman Tebba, Hidup bahagia Cara Sufi h. 59 41 seseorang dapat dikatakan jernih, bila dikerjakannya dengan ikhlas semata-mata karena mengharapkan rida Allah swt,. Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 139, yang berbunyi:                Artinya : “Katakanlah: Apakah kamu memperdebatkan dengan Kami tentang Allah, Padahal Dia adalah Tuhan Kami dan Tuhan kamu; bagi Kami amalan Kami, dan bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya Kami mengikhlaskan hati, ” 6 Bersikap takut Al-Khauf yaitu suatu sikap jiwa yang sedang menunggu sesuatu yang tidak disenangi dari Allah swt,. Maka manusia perlu berupaya gar apa yang ditakutkan itu, tidak akan terjadi. Allah swt berfirman dalam surat al-Maidah ayat 111 yang berbunyi:               Artinya :”Dan ingatlah, ketika aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku. mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah wahai Rasul bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang patuh kepada seruanmu. 7 Jujur dan dapat dipercaya Al-amanah Sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang, baik harta, ilmu, rahasia, atau lainnya yang wajib dipelihara dan disampaikan kepada yang berhak menerimanya. Sebagai realisasinya akhlakuk karimah adalah hartawan hendaknya memberikan hak orang lain yang dipercayakan kepadanya, penuh tanggung jawab; ilmuwan hendaknya memberikan ilmunya kepada orang yang memerlukan; orang yang diberi rahasia hendaknya menyimpan, memelihara rahasia itu sesuai dengan kehendak yang 42 memercayakan kepadanya; seorang siswa hendaknya berlaku amanah, jujur dengan segala anugerah Allah kepadanya. 8 Sifat yang disenangi Al-Alifah Hidup dalam masyarakat yang heterogen memang tidak mudah menerapkan sifat al-alifah, sebab anggota masyarakat terdiri dari bermacam-macam sifat, watak, kebiasaan, dan kegemaran satu sama lain saling berbeda. Orang yang bijaksana tentulah dapat menyelami segala anasir yang hidup ditengah masyarakat, menaruh perhatian kepada segenap situasi dan senantiasa mengikuti setiap fakta dan keadaan yang penuh dengan aneka perubahan. Pandai mendudukan sesuatu pada proporsi yang sebenarnya, bijaksana dalam sikap, perkataan dan perbuatan, niscaya pribadi akan disenangi oleh anggota masyarakat dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari. 9 Sifat Pemaaf Al-afwu’ Manusia tiada sunyi dari khilaf dan salah. Maka apabila orang berbuat sesuatu terhadap diri seseorang yang karena khilaf atau salah, maka patutlah dipakai sifat lemah lembut sebagai rahmat Allah terhadapnya, maafkanlah kekhilafan atau kesalahannya, janganlah mendendam serta mohonkanlah ampun kepada Allah untuknya, semoga ia surut dari langkahnya yang salah, lalu berlaku baik di masa depan sampai akhir hayatnya. 10 Sifat Manis Muka Anie Satun Mengahadapi sikap orang yang menjemukan, mendengar berita fitnah yang memburukkan nama baik, harus disambut semuanya itu dengan manis muka dan senyum. Betapa banyak orang-orang pandai lagi bijaksana memakai sikap ini dan banyak terjadi di dunia diplomasi orang memperoleh sukses dan mencapai kemenangan, hanya dengan keep smilling diplamatnya di meja perundingan. Dengan muka yang manis, dengan senyum yang menghias bibir, orang lain dapat mengakui dan menghormati segala keinginan baik seseorang. 43

4. Metode Pembinaan Akhlak

Islam sangat memberi perhatian yang besar terhadap pembinaan akhlak, termasuk cara-caranya. Hubungan antara rukun Iman dan rukun Islam terhadap pembinaan akhlak, menunjukkan bahwa pembinaan akhlak yang ditempuh oleh Islam adalah menggunakan cara atau sistem yang integrated, yaitu sistem yang menggunakan berbagai sarana peribadatan dan lainnya secara simultan untuk diarahkan kepada pembinaan akhlak. 83 Sebagaimana M. Abdul Quasem Kamil mengutip pendapat Al-Ghazali, bahwa akhlak manusia yang baik dapat dicapai dan diperoleh dengan melalui usaha pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh yaitu dengan metode sebagai berikut: a I’tiyad pembiasaan, yaitu dengan menahan dan malatih diri, dalam malakukan amal perbuatan bersumberkan akhlak yang baik, sehingga manjadi kebiasaan dan sesuatu yang menyenangkan. Apabila seseorang itu dibiasakan untuk mengamalkan sesuatu yang baik, ia pasti tumbuh di atas kebaikan. b Ta’allum belajar, dengan cara memperhatikan dan bergaul dengan orang yang baik-baik, ini merupakan faktor eksternal yang secara tidak langsung membentuk pribadi yang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari, perbuatan yang baik adalah suatu pendorong untuk melahirkan perbuatan baik sehingga akan berpengaruh dalam diri seseorang. c Memberikan latihan-latihan, cara latihan ini adalah meliputi pembiasaan disiplin. 84 Pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu atau terus menerus secara berkesinambungan. Pada awalnya pendidikan akhlak yang bersifat lahiriyah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan yang lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Penanaman akhlak 83 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 164 84 M. Abdul Quasem Kami, Etika Al-Ghazali, Bandung: Pustaka, 1988, Cet. Ke-1, h. 95 44 yang baik tidak cukup hanya dengan pelajaran yang berupa teoritis instruksi perintah, dan larangan, akan tetapi yang lebih utama dan tepat sasaran melalui pendidikan yang disertai contoh konkrit nyata mengenai teladan yang baik-baik. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, dengan budi pekerti yang mulia, dalam mendidik dan membentuk akhlak para sahabatnya dan kaum muslimin. d Memperhatikan faktor-faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina. Menurut hasil penelitian para pikolog bahwa kejiwaan manusiaberbeda-beda menurut perbedaan tingkat usia. Pada usia kanak-kanak misalnya lebih menyukai hal-hal yang bersifat rekreatif dan bermain. Untuk itu ajaran akhlak dapat disajikan dalam bentuk permainan. 85

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukkan Akhlak

a. Keluarga Keluarga merupakan lingkungan primer bagi setiap individu, didalamnya terjadi hubungan manusia yang paling intensif, karen itulah keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. 86 Keutuhan keluarga merupakan faktor utama yang sangat mempengaruhi perkembangan anak. Menurut W.A. Gerungan, yang dimaksud dengan keuthan keluarga adalah: pertama, keutuhan struktur keluarga yaitu dengan adanya ayah, ibu dan anak. Kedua, keutuhan interaksi yang harmonis antar keluarga. 87 85 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 166 86 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, Bandung: Eresco, 1988, cet. Ke-I, h. 180 87 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, h. 185 45 Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidiakn anak selanjutnya, pendidikan yang diberikan oleh orang tua merupakn apendidikan yang didasarkan pada rasa kasih sayang sejati dan bersifat kodrati, kasih sayang ini tidak boleh berubah menjadi memanjkan anak karena dapat membahayakan di kemudian hari. Menurut Imam Al-Ghazali yang dikutip oleh M. Abdul Quasem bahwa melatih anak-anak untuk berakhlak mulia dapat dilakukan dengan cara melindungi mereka dari perbuatan buruk, karena mereka memilki sifat yang cenderung meniru akan sesuatu yang dilihatnya. Hal ini memang tidak mudah, tetapi bila dilakukan sejak dini maka akan terasa manfaatnya ketika anak telah dewasa. b. Sekolah Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Menurut Zakiah Darajat, sekolah adalah lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan, pendidikan, pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana. 88 Di dalam kelas gurulah yang bertugas mendidik siswanya. Guru adalah tenaga pendidikan yang secara teknis mempunyai bekal ilmu dan keterampilan untuk membantu anak didik memperoleh sikap dan perilaku terpuji. c. Masyarakat Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan tertier adalah lingkunag yang luas dan sekaligus paling banyak menawarkan pilihan, karena sebagian besar waktu anak dalam sehari dihabiskan dalam lingkungannya. Pada tahap pertama pengaruh lingkungan masyarakat diawali dengan pergaulan antar teman. Pada usia 9-15 tahun hubungan perkawanan merupakan hubungan akrab yang disebabkan oleh kesamaan minat dan kepentingan saling membagi perasaan dan saling tolong menolong untuk memecahkan masalah bersama. 89 Kuatnya pengaruh teman ini sering dianggap 88 Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah,Jakarta: Ruhama, 1995, Cet. Ke-2 h. 77 89 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997, cet. Ke-4, h. 129