Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
                                                                                frustrasi,  tidak  mudah  percaya  kepada  orang  lain,  tidak  peka  dengan  kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress.
Kondisi  sebaliknya,  dialami  oleh  orang-orang  yang  memiliki  taraf  IQ  rata- rata  namun  memiliki  kecerdasan  emosional  yang  tinggi.  Secara  sosial  mantap,
mudah  bergaul  dan  jenaka,  tidak  mudah  takut  atau  gelisah.  Mereka  berkemampuan besar untuk  melibatkan diri dengan orang-orang  atau permasalahan, untuk  memikul
tanggung  jawab,  dan  mempunyai  pandangan  moral;  mereka  simpatik  dan  hangat dalam  hubungan-hubungan  mereka,  bersikap  tegas  dan  mengungkapkan  perasaan
mereka  secara  langsung,  dan  memandang  dirinya  sendiri  secara  positif,  mudah bergaul, dan ramah, serta mereka mampu menyesuaikan diri dengan beban stress.
2
Kegoncangan  pada  remaja  tersebut  menimbulkan  berbagai  keresahan  yang menyebabkan  labilnya  pikiran,  perasaan,  dan  kemauannya.  Di  samping  itu,  remaja
juga  menghadapi  problema  yang  menyangkut  agama  dan  budi  pekerti,  karena ketegangan-ketegangan emosi, peristiwa yang menyedihkan dan keadaan yang tidak
menyenangkan,  mempunyai  pengaruh  besar  dalam  sikap  remaja  terhadap  masalah- masalah agama dan akhlak.
Akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa oleh manusia sejak lahir dan tertanam dalam  jiwanya  dan  selalu  ada  padanya.  Sifat  itu  dapat  lahir  berupa  perbuatan  baik
atau  buruk  sesuai  dalam  pembinaannya.
3
Jadi,  pada  hakekatnya  akhlak  ialah  suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian.
Demikian pentingnya akhlakul karimah dalam kehidupan manusia sehingga dalam  agama  Islam  banyak  disebutkan  dalam  al-
Qur‟an  dan  Hadits,  diantaranya yaitu:
2
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional  alih bahasa Hermaya T.   Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996 h. 60-61
3
Asmoroman, AS, Pengantar Study Akhlak, Jakarta: CV. Rajawali, 1992, Cet. Ke-1, h. 1
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
لحّلا :
94
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan  dalam  Keadaan  beriman,  Maka  Sesungguhnya  akan  Kami  berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan
”.
4
ًاقلخ ْ ّسْحأ ًاناّْيإ نْيّمْ ّلا لّْكأ ي م تلا  ا
Artinya : “ Orang mukmin yang sempurna keimanannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” Hadits Riwayat Turmudzi.
5
قاْخأا  اكم  ِّتأل تثعب اَّنإ دّحأ  ا
Artinya:  “Bahwasanya  aku  diutus  Allah  untuk  menyempurnakan  akhlak atau budi pekerti” Hadist Riwayat Ahmad.
6
Dari  ayat  al- Qur’an  dan  Hadits  diatas  dapat  dipahami  bahwa  Allah  telah
mengutus  Nabi  Muhammad  dan  menentukan  agama  Islam  sebagai  agamamu manusia, maka hiasilah agama itu dengan akhlakul karimah atau akhlak mulia.
Sikap  acuh  tak  acuh  remaja  terhadap  akhlak  merupakan  fenomena  yang timbul  akibat  dari  konflik  dan  pertentangan  jiwa  remaja  dalam  kehidupannya  baik
pada  dirinya  sendiri,  maupun  yang  terjadi  pada  masyarakat  umum,  baik  di  sekolah maupun di rumah. Penyimpangan yang dilakukan remaja seperti perkelahian pelajar,
pergaulan  bebas,  tindak  kriminal,  penggunanaan  obat-obatan  terlarang,  membolos, mencontek,  melanggar  aturan  sekolah,  dan  lain-lain.  Hal  ini  terjadi  karena  kurang
4
Depag RI dan Sekjen „Mujamma’, al-Qur’an dan Terjemahnya, Madinah: Percetakan al- Qur’an Raja Fadh, 19901991, h. 417
5
Sidiq Muhammad Jamil, Sunan Tarmidzi, Beirut: Darul Fikri, t.th, p. 278
6
Abdullah Muhammad Darwis, Musnad Imam Ahmad bin Hambal, Beirut: Darul Fikri, t.th, p. 322
tertanamnya nilai-nilai akhlak pada dirinya karena minimnya pemahaman siswa dan orang  tuanya  terhadap  agama,  sehingga  mendorong  untuk  selalu  melakukan
penyimpangan-penyimpangan terhadap agama dan nilai-nilai moral. Padahal  kedudukan  akhlak  dalam  kehidupan  manusia  menempati  tempat
yang  penting,  sebagai  individu  maupun  masyarakat  dan  bangsa,  sebab  jatuh bangunnya  suatu  masyarakat  tergantung  kepada  bagaimana  akhlaknya.  Apabila
akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir dan batinnya, sebaliknya apabila akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya.
Fenomena  yang  terjadi  di  lapangan  sehubungan  dengan  kecerdasan emosional dengan akhlakul karimah siswa  menunjukan bahwa masih dijumpai siswa
yang menunjukkan perilaku sebagai berikut: 1 menunjukkan gejala emosional yang kurang  wajar,  seperti  pemurung,  pemarah,  mudah  tersinggung,  tidak  atau  kurang
gembira  dalam  menghadapi  situasi  tertentu,  2  menunjukkan  akhlak  yang  kurang wajar,  seperti  menentang,  acuh  tak  acuh,  berbohong,  membolos,  datang  terlambat,
tidak mengerjakan PR dan tidak teratur dalam belajar. Berdasarkan  fenomena  diatas  penulis  tertarik  untuk  menyelidiki  dalam
bentuk  karya  ilmiah  dengan  judul
“Hubungan  Kecerdasan  Emosional  dengan Akhlakul Karimah Siswa di MTs. Al-Hidayah Bekasi
”
                