46 sebagai penyebab buruknya tingkah laku anak, tetapi bagaimanapun segalanya
kembali pada dirinya sendiri.
C. Kerangka Berfikir
Setiap anak yang dilahirkan, telah membawa karakter dan sifatnya sendiri. Termasuk juga membawa kecerdasan intelektual IQ dan kecerdasan emosional
EQ dalam dirinya. Semua itu akan sangat mempengaruhi kepribadian, bahkan mungkin kegagalan atau kesuksesannya. Dan dalam kecerdasan emosional itulah
keberhasilan dan kegagalan seseorang ditentukan. Kecerdasan emosional atau emotional intelligence adalah kemampuan
mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
dalam hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional terdiri dari mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,
dan membina hubungan dengan orang lain Mengenali emosi diri, merupakan cara mengetahui apa yang kita rasakan
pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu dalam pengambilan keputusan diri sendiri, memilki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan
dan kepercayaan diri yang kuat. Sedangkan mengelola emosi, merupakan cara menangani emosi kita sedemikian mungkin sehingga berdampak positif kepada
pelaksanaan tugas. Siswa yang memiliki kesadaran diri yang tinggi dan pengaturan diri yang baik, dia akan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan pengaturan diri
yang baik serta mengetahui bagaimana cara menangani dan mengelola kepercayaan diri dan emosinya tersebut terutama dalam proses belajar dan pembelajaran sehingga
pada tahap akhir dalam proses belajar dan pembelajaranakan mampu mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik dari orang lain.
Motivasi, merupakan usaha menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran. Mengenali emosi orang
lain atau empati, merupakan usaha untuk merasakan yang dirasakan orang lain,
47 mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkanhubungan saling percaya dan
menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. Seorang siswa yang memiliki motivasi dan empati yang tinggi, cenderung akan bersungguh-sungguh dalam proses
belajar dan akan banyak menjalin hubungan yang baik dengan semua orang termasuk dengan guru-guru, dengan demikian siswa tersebut akan semakin bertambah
pengalaman dan pengetahuannya sehingga berkat usaha dan kerja kerasnya tersebut akan berdampak pada prestasi belajar yang optimal dan akhlak yang baik.
Membina hubungan dengan orang lain atau keterampilan sosial, merupakan cara menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan
dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial. Seorang siswa yang memiliki keterampilan sosial yang tinggi selain bisa manangani emosinya ia juga akan cermat
dalam membaca situasi dan kondisi yang diperlukan, ia menganggap bahwa ia dihargai oleh teman-temannya, merasa nyaman dengan berada pada lingkungan
tempat belajarnya, selalu menghargai semua orang yang telah memberi ilmu kepadanya, serta mampu menjaga tingkah lakunya terhadap orang lain. Bahkan
mampu menjalin hubungan yang baik pada sesama manusia dan hubungan ibadah kepada Allah swt.
Kondisi emosional manusia sangat berpengaruh pada kesehatannya, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani. Kita dapat menjumpai banyak anak-
anak kita mengalami ragam penyakit rohani jiwa yang berkaitan dengan keguncangan emosional dan perasaan. Banyak orang yang memiliki kecerdasan otak
saja, atau banyak yang memiliki gelar tinggi namun belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Tetapi seringkali orang yang berpendidikan formal lebih rendah
ternyata banyak yang lebih berhasil karena memiliki Emotional Quotient EQ yang tinggi. Dalam Islam kecerdasan emosional yang tinggi di kategorikan sebagai al-
akhlak al-karimah. Al-akhlak al-karimah yang menghiasi seseorang mampu mengendalikan
seseorang dari keinginan-keinginan, yang bersifat negatif dan sebaliknya dapat mengarahkan atau memotivasi seseorang untuk kearah kebaikan positif. Untuk
48 menuju kebaikan tersebut tentulah suatu hal yang tidak mudah, oleh karena itu perlu
usaha sungguh-sungguh untuk mengembangkannya. Di dalam agama Islam hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan emosi
seperti konsisten istiqamah, kerendahan hati tawadhu`, berusaha dan berserah diri tawakal, ketulusan ikhlas, totalitas kaffah, keseimbangan tawazun, integritas
dan penyempurnaan ihsan. Akhlak berkaitan dengan hubungan muamalah manusia dengan orang lain, baik secara perorangan ataupun secara kelompok. Akhlak adalah
suatu sikap yang mengakar dalam jiwa, yang darinya lahir berbagai perbuatan- perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran pertimbangan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jika siswa memiliki kesadaran diri yang tinggi, pengaturan diri yang baik, motivasi belajar yang tinggi, bisa
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan semua orang serta memiliki keterampilan sosial yang tinggi, dan
memiliki akhlak yang mulia maka penulis dapat mengasumsikan bahwa kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang tinggi terhadap pembentukan akhlak siswa.
D. Hipotesis
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel X Kecerdasan Emosional dengan variabel Y Akhlak Siswa maka dalam hal ini penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ha : Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan akhlak
siswa Ho : Tidak terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan
akhlak siswa