Tugas dan Fungsi ZIS

berdasarkan analisis fiskal, zakat merupakan sumber pendapatan dan pembiayaan kegiatan ekonomi. Yusuf Qardhawi membagi dua tujuan dari ajaran zakat, yaitu tujuan untuk kehidupan individu dan tujuan untuk kehidupan sosial kemasyarakatan. Tujuan yang pertama meliputi pensucian jiwa dari sifat kikir, mengembangkan sifat suka berinfak atau memberi, mengembangkan akhlak seperti akhlak Allah, mengobati hati dari cinta dunia yang membabi buta, mengembangkan kekayaan batin dan menumbuhkan rasa simpati dan cinta sesama manusia. Dengan ungkapan lain, esensi dari semua tujuan ini adalah pendidikan yang bertujuan untuk memperkaya jiwa manusia dengan nilai-nilai spiritual yang dapat meninggikan harkat dan martabat manusia melebihi martabat benda dan menghilangkan sifat materialisme dalam diri manusia. 35 Zakat merupakan sumber dana yang cukup potensial, untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Afzalurrahman menegaskan bahwa tujuan zakat yang terpenting adalah mempersempit ketimpangan ekonomi masyarakat. lebih gamblang lagi Muhammad Daud Ali memaparkan mengenai tujuan zakat, yaitu sebagai berikut: 36 a. mengangkat derajat fakir miskin dan membantu keluar dari kesulitan hidup. b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnu sabil, dan mustahiq lain. c. Membina tali persaudaraan sesama umat islam, dan ummat manusia. 35 Ibid, h 16-17 36 Ibid, h 19 d. Menghilangakan sifat kikir dan rakus pemilik harta e. Membersihkan sifat iri dan dengki kecemburuan sosial dihati orang-orang miskin. f. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin. g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial, terutama pada mereka yang mempunyai harta. h. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya. i. Sebagai pilar kebersamaan antara orang kaya dengan orang yang membutuhkan, zakat merupakan jaminan sosial yang disya ri’atkan oleh ajaran Islam j. Sebagai salah satu instrumen pengentasan kemiskinan. k. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana umat Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial, maupun ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia. Bahkan orang yang menuntut ilmu berhak menerima zakat atas golongan fakir miskin maupun sabilillah. Sayyid Sabiq, 1968: 146 l. Untuk memasyarakatkan etika bisnis, zakat bukan membersihkan harta, tetapi mengeluarkan sebagian hak orang lain dari harta yang diusahakan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah Swt.