Tanjidor Musik-musik Khas Betawi

Jampang, dan si Angkri. Pantun berkait ini dinyanyikan oleh dua orang bergantian. Sama dengan berbalas pantun. 13

4. Orkes Samrah

Orkes samrah adalah ansambel musik Betawi. Instrument musiknya antara lain harmoni, biola, gitar, string bas, tamburin, marakas, banyo dan bas betot. Musik samrah telah berkembang di Jakarta sejak abad ke-17. Asalnya dari Melayu karena cikal-bakal orang Betawi adalah Melayu. Samrah sendiri berasal dari kata bahasa Arab “samarokh” yang memiliki arti berkumpul atau pesta dan santai. Kata “samarokh” oleh orang Betawi diucapkan menjadi “samrah” atau “sambrah”. 14

5. Gamelan Ajeng

Gamelan ajeng merupakan musik folkloric Betawi yang mendapat pengaruh dari musik Sunda. Alat musik gamelan ajeng terdiri dari kromong sepuluh pencin, terompet, gendang dua gendang besar, dua kulanter, dua saron, bende, cemes semacam cecempres, kecrek dan terkadang ada juga yang menggunakan dua gong gong laki dan gong perempuan. Gamelan ajeng biasanya digunakan untuk memeriahkan hajatan, seperti khitanan atau perkawinan. 15 13 Yahya, Profil Seni Budaya Betawi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2004, h. 8. 14 Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 18. 15 Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 10.

6. Gamelan Topeng

Gamelan topeng adalah seperangkat gamelan untuk mengiringi topeng Betawi, sama halnya dengan gambang kromong yang digunakan untuk pengiring lenong. Gamelan topeng merupakan penyederhanaan dari gamelan lengkap. Alatnya terdiri dari rebab, sepasang gendang gendang besar dan kulanter, ancang kenong berpencong tiga, kecrek, kempul yang digantung dan sebuah gong yang tahang atau gong angkong. Terdapat dua repertoar yang biasa dibawakan gamelan topeng. Pertama, lagu- lagu “dalem” seperti Kang Aji, Gendol Ijo, Glenderani, dan sebagainya. Kedua, lagu- lagu “luar”, yaitu lagu-lagu yang biasa diperdengarkan berdasarkan permintaan penonton. Antara lain, Geseh dan Bongbang. 16

7. Musik Rebana:

Rebana terbilang kesenian yang cukup populer di Jakarta. Di daerah lain, terutama di Jawa, alat musik bermembran ini disebut “terbang”. Sebutan rebana sendiri diduga berasal dari kata Arab “robbana” Tuhan kami. Sebutan ini muncul dikarenakan lagu-lagu yang dibawakan biasanya lagu-lagu yang bernafaskan Islam. Dan lama- kelamaan alat musiknya disebut “rebana” atau “robana”, sebagaimana di daerah Ciganjur, Pondok Pinang dan sekitarnya. 17 16 Yahya, Profil Seni Budaya Betawi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2004, h. 12. 17 Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 20-24.