Orkes Samrah Gamelan Ajeng
a Rebana Biang
Di daerah lain rebana jenis ini disebut juga dengan Rebana Gede, Rebana Salun, Gembyung, dan Terbang
Selamet. Dikatakan rebana biang karena salah satu rebananya berbentuk besar. Meski bentuknya sama, rebana biang terdiri
dari empat jenis. Yang paling kecil berdiameter 20 cm biasa disebut Ketog; yang bergaris tengah 30 cm disebut gendung;
yang sedang bergaris tengah 60 cm dinamai kotek; yang paling besar bergaris tengah 60-80 cm dinamai biang.
Dikarenakan bentuknya yang besar cara memainkannya sambil duduk dengan cara menyanggahnya dengan telapak
tangan.
18
b Rebana Ketimpring
Sebutan rebana ketimpring dikarenakan adanya tiga pasang “kerincingan” yang dipasang pada badan rebana, yang
terbuat dari kayu yang menurut istilah setempat disebut “kelongkongan”. Tapi tidak semua rebana berkerincingan
disebut rebana ketimpring, ada pula yang bernama rebana hadroh dan rebana burdah. Rebana ketimpring jenis rebana
yang paling kecil, yang garis tengahnya hanya berukuran 20 sampai 25 cm.
19
18
Yahya , Profil Seni Budaya Betawi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2004, h. 21.
19
Yahya , Profil Seni Budaya Betawi, h. 23.
c Rebana Hadroh
Sama halnya dengan rebana ketimpring akan tetapi ukuran rebana hadroh lebih besar. Garis tengahnya rata-rata
30 cm. rebana hadroh terdiri dari tiga jenis. Pertama, disebut Bawa, irama pukulannya cepat, dan berfungsi sebagai
komando. Kedua, disebut Ganjil atau Seling dan berfungsi saling mengisi dengan bawa. Ketiga, disebut Gedug yang
berfungsi sebagai bas. Karena itu adapula yang menyebutnya “rebana gedug”.
20
d Rebana Ngarak
Sesuai dengan namanya, rebana ngarak berfungsi mengarak dalam suatu arak-arakan. Rebana ngarak biasanya
mengarak mempelai pengantin laki-laki menuju kerumah mempelai pengantin perempuan. Syair lagu rebana ngarak
biasanya shalawatan. Syair shalawat itu biasanya diambil dari kitab maulid Syarafal Anam, Addibai, atau Diwan Hadroh.
Karena berfungsi mengarak, itulah rebana ngarak tidak statis di satu tempat saja.
21