27
BAB II MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM KONTEKS
MASYARAKAT BETAWI DI JAKARTA
A. Sejarah Singkat Kota Jakarta
Jakarta merupakan Ibukota Republik Indonesia yang memiliki sejarah yang unik dan mempesona. Berawal ketika ditemukannya pelabuhan kecil
yang bernama Sunda Kelapa pada zaman kerajaan Hindu Pajajaran. Masyarakat yang bertempat tinggal di pelabuhan Sunda Kelapa itu terdiri
dari berbagai suku bangsa dan berbeda etnik. Akan tetapi semua itu tidak menimbulkan gejolak sosial dan benturan persepsi. Oleh karena itulah
keberadaan pelabuhan Sunda Kelapa dijadikan sebagai acuan asal mula Jakarta yang dapat dilihat dari budaya yang berbeda-beda. Para arkeolog
memperkirakan bahwa
Jakarta sebagai
suatu pemukiman
yang beranggotakan permanen, artinya masyarakat itu tinggal dan berakumulasi
budaya di tempat itu sudah bertahun-tahun lamanya, tepatnya sejak tahun 4.000 SM. Hal itu terbukti karena adanya penemuan bekas-bekas
permukiman dipinggir sungai Ciliwung. Pada abad ke-12 portugis datang ke pelabuhan Sunda Kelapa karena pelabuhan itu bukan hanya menarik dari
masyarakatnya. Akan tetapi, pelabuhan itu sudah menjadi pusat perdagangan yang penting di Nusantara dan Asia.
1
Tahun 1522 Portugis dan raja Pajajaran mengadakan perjanjian kerja sama, yang isinya antara lain, Portugis diizinkan membangun Benteng di
1
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004, h. 1-3.
Sunda Kelapa. Akan tetapi kerajaan Islam menolak perjanjian itu dikarenakan adanya perubahan yang terlihat dari wajah pelabuhan Sunda
Kelapa yang menjadi kekotaan dengan menempatkan unsur keraton sebagai unsur penting dari perubahan itu. Pada tahun 1527 dibawah pimpinan
Fatahillah kerajaan Islam menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa dan berganti nama menjadi Jayakarta, yang artinya kemenangan
berjaya.
2
Pada tahun 1619 terjadi pertempuran antara Belanda dan Inggris. Di bawah pimpinan J.P Coan, pertempuran itu pun dimenangkan oleh Belanda.
Kemudian nama Jayakarta berubah menjadi Batavia. Pada abad 17 dan 18, Jakarta menjadi tempat imigrasi orang-orang yang datang dari berbagai
daerah di Nusantara, Melayu, Ambon, Bugis, dan Bali. Kedatangan mereka pada umumnya hanya untuk berdagang akan tetapi lama-kelamaan mereka
mendirikan pemukiman dengan latar belakang etnik mereka sendiri. Dan sekitar tahun 1840-an muncullah istilah kampung. Istilah kampung ini
sendiri dipergunakan untuk mengidentifikasikan permukiman asli. Istilah kampung juga muncul dari istilah Compound. Dan sejak saat itulah banyak
orang mengenal istilah kampung Melayu, kampung Bali dan lain sebagainya. Sejak abad 17, berkembangnya kampung-kampung ini bersama-
sama baik di daerah dalam maupun di daerah pantai yang kemudian kampung-kampung itu menjadi kampung Betawi seperti yang dikenal
sekarang.
3
2
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004, h. 3-4.
3
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004 , h. 4-5.