semua itu dikarenakan penontonnya tidak lain merupakan bagian dari hajatan itu. Bahkan terkadang untuk memeriahkan hajatan itu mereka
menarik penonton untuk menari bersama.
4. Perias dan Dekorator
Pada kelompok musik Gambang kromong mereka tidak bergantung pada perias dan dekorator, karena pada setiap akan pentas
semua keperluan pemain musik, penari bahkan pemain lenong telah mereka kerjakan sendiri. Baik dari persiapan alat musik, kostum hingga
tata riasnya. Sedangkan untuk dekorasi tempat terkadang sudah disiapkan oleh penyelenggara. Bagi mereka penampilan memang merupakan suatu
hal yang sangat menentukan dalam segala hal, akan tetapi bagi pemain yang terpenting adalah bagaimana mereka dapat membuat penonton yang
melihat mereka senang dan terpukau akan pementasan yang mereka suguhkan kepada penonton. seperti yang dituturkan informan:
ane ngerias muka ane sendiri, kaga pake tukang rias. Emang sih dulu waktu pertama-tama mah ane diriasin, itu juga diriasin
sesama pemain, nah dari situ ane mulai belajar ngerias sendiri kaga pake diriasin ama orang laen lagi sampe sekarang deh.
21
5. Pembinaan Kelompok Musik Gambang Kromong
Seperti halnya dengan propinsi lain di Indonesia yang memiliki kesenian khas. Jakarta sebagai Ibukota Negara yang memiliki sejarah
kesenian hasil dari akulturasi dengan masyarakat pendatang zaman tempo dulu, adanya pengaruh dari Arab, Spayol, Portugal, Cina, budaya Jawa,
Sumatera, dan Sunda yang lambat laun akan berkembang dikalangan
21
Wawancara Pribadi dengan Badrina, Jakarta, pada 25 Desember 2011.
masyarakat Betawi asli. Dan semua pengaruh itu diterima dengan tangan terbuka tanpa harus menghilangkan keasliannya.
22
Umumnya pembinaan kelompok musik tradisional itu dipegang oleh Sub Dinas Kebudayaan, melalui perangkat Dinas Kebudayaan DKI
Jakarta ini tersusunlah buku mengenai Pola Dasar Operasional Pembinaan Kesenian Daerah Khusus Ibukota Jakarta 1984. Kesenian yang tumbuh
dan berkembang di Wilayah DKI Jakarta merupakan suatu sarana masyarakat untuk mengungkapkan rasa keindahan serta menyampaikan
pesan dan amanat yang mengandung nilai-nilai kehidupan budayanya. Dalam buku pedoman disinggung mengenai pembinaan kesenian
Betawi yang meliputi tiga kerangka yaitu, perkembangan kesenian Betawi, kedudukan kesenian Betawi, dan pembinaan Kesenian Betawi. Dalam
pembinaan kesenian Betawi pemerintah daerah berfungsi sebagai pamong maka pembinaan kesenian Betawi perlu diselenggarakan dan terus
ditingkatkan. Pembinaan kesenian Betawi meliputi empat pembinaan, yaitu seniman, kesenian, masyarakat, dan pembinaan sarana dan prasarana.
Pada bagian kedudukan kesenian Betawi, sesuai Undang-Undang Dasar 1945 pasal 32 yang menyatakan bahwa puncak-puncak kebudayaan
perlu terus dikembangkan menuju ke arah kebudayaan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing
yang dapat diperkembangkan atau diperkaya kebudayaan bangsa itu sendiri, serta mempertinggi derajat bangsa Indonesia, maka pembinaan
22
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman,” Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004, 35-38.